Pemprov NTB berencana menggratiskan tes cepat Covid-19 bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. Upaya itu diharapkan bisa menggairahkan kembali pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Berbagai upaya dilakukan untuk menggairahkan kembali industri pariwisata di Nusa Tenggara Barat yang hingga saat ini masih lesu akibat pandemi Covid-19. Salah satunya dengan menggratiskan layanan tes cepat antigen Covid-19 bagi wisatawan.
Rencana itu mengemuka dalam Rapat Koordinasi Pariwisata yang diikuti Gubernur NTB Zulkieflimansyah bersama Dinas Pariwisata NTB dan Badan Promosi Pariwisata Daerah NTB secara daring, Jumat (2/7/2021).
”Daripada menggelontorkan dana untuk program yang belum tentu mendatangkan wisatawan, mengapa tidak memberikan insentif bagi wisatawan dengan strategi menggratiskan tes cepat, misalnya,” kata Zulkieflimansyah melalui siaran resminya.
NTB bisa memberikan layanan tes cepat gratis bagi wisatawan salah satunya karena sudah bisa memproduksi alat sendiri melalui Laboratorium Hepatika Mataram. Belum lama ini, Laboratorium Hepatika Mataram bersama Universitas Mataram telah meluncurkan alat tes cepat antigen bernama Enram.
Pemerintah Provinsi NTB akan mengalokasikan anggaran untuk membeli alat tes dari laboratorium tersebut. ”Layanan tes cepat gratis ini juga dapat memberikan manfaat bagi industrialisasi yang tengah berkembang di NTB. Dampaknya akan kembali ke masyarakat itu sendiri,” kata Zulkieflimansyah.
Meski telah ada insentif tes cepat gratis, Pemprov NTB tetap memastikan jaminan keamanan bagi wisatawan dari penularan Covid-19. Menurut Kepala Dinas Pariwisata NTB Yusron Hadi, pemprov juga akan menetapkan sejumlah area zona hijau pariwisata.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemprov NTB akan menetapkan empat kawasan sebagai zona hijau pariwisata, yakni Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Lombok Tengah, Desa Sembalun di Lombok Timur, kawasan Tiga Gili di Lombok Utara, dan Pulau Moyo di Pulau Sumbawa.
KEK Mandalika merupakan salah satu dari lima destinasi superprioritas yang sedang dikembangkan pemerintah. Di kawasan ini sedang berlangsung pembangunan Sirkuit Mandalika yang akan digunakan untuk ajang balap internasional, seperti World Superbike pada November 2021 dan MotoGP pada Maret 2022.
Adapun kawasan Sembalun merupakan destinasi wisata di kaki Gunung Rinjani. Sembalun menjadi salah satu pintu masuk bagi kegiatan pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani. Saat ini kegiatan pendakian telah dibuka kembali dengan tetap menerapkan prosedur pencegahan Covid-19.
Kawasan Tiga Gili, yakni Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno, juga telah menerima kembali wisatawan. Selain masuk dari pintu gerbang di Pulau Lombok, yakni Pelabuhan Bangsal, wisatawan juga datang dari Bali dengan menggunakan kapal cepat.
Selain itu, ada hotel untuk isolasi dan penyediaan lokasi tes cepat yang mudah.
Sementara Pulau Moyo merupakan salah satu ikon pariwisata di Pulau Sumbawa. Pulau kecil ini menjadi favorit bagi wisatawan domestik ataupun mancanegara sebelum pandemi. Air Terjun Mata Jitu menjadi salah satu daya tarik pulau ini.
Menurut Yusron, zona hijau bagi wisatawan itu diikuti dengan penerapan protokol berbasis kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlangsungan lingkungan (CHSE) serta vaksinasi bagi pelaku pariwisata, restoran, dan hotel. Langkah itu diperkuat dengan peraturan gubernur terkait hal tersebut. Selain itu, ada hotel untuk isolasi dan penyediaan lokasi tes cepat yang mudah.
Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB Ari Garmono berharap pemerintah mempercepat peraturan gubernur terkait zona hijau bagi wisatawan. Dengan demikian, ada jaminan keamanan untuk mereka.
Sebelumnya, Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi NTB Nurhandini Eka Dewi mengatakan, prosedur standar operasi (SOP) untuk zona hijau wisata ditargetkan selesai pada pertengahan Juli. Menurut dia, SOP itu harga mati sebagai langkah pertama penetapan zona hijau wisata.
Menurut Nurhadini, yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, banyak hal yang harus disiapkan. Persiapan itu antara lain lokasi atau tempat isolasi terdekat dengan zona hijau wisata tersebut, sistem pembuangan limbah, dan alat pelindung diri.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) NTB Dewantoro Umbu Joka menyampaikan, pelaku usaha pariwisata memang mengharapkan adanya layanan tes cepat gratis. Layanan ini membuat wisatawan tidak harus mengalokasikan anggaran untuk tes cepat.
”Kami juga bisa memasukkannya ke dalam paket. Misalnya, paket wisata beberapa hari dengan layanan tes cepat gratis. Tentu itu akan menarik bagi calon wisatawan yang akan datang ke NTB,” kata Dewantoro.