Kasus Tinggi, Layanan Kedaruratan di Semarang Kewalahan
Layanan kedaruratan 112 di Kota Semarang meningkat sejak sekitar seminggu terakhir. Sebagian besar menelepon untuk ambulans dan monitoring ketersediaan tempat tidur RS. Pemkot pun membagi nomor-nomor darurat RS.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Semarang kewalahan melayani warga yang membutuhkan layanan darurat Covid-19. Permintaan yang masuk ke layanan darurat sangat tinggi. Jumlah ini belum bisa diimbangi dengan ketersediaan ambulans serta petugas medis.
Permohonan maaf disampaikan Pemerintah Kota Semarang melalui akun Instagram @semarangpemkot. ”Kami memohon maaf atas ketidaknyamanannya dikarenakan Panggilan Darurat 112 Kota Semarang mengalami overload dan sudah melebihi batasnya dengan interval 1-5 menit mencapai 100 panggilan masuk,” tulis akun tersebut, Kamis (1/7/2021) malam.
Disebutkan juga, Pemkot Semarang akan terus berusaha melayani warga dengan maksimal. Dalam unggahan tersebut juga ditampilkan daftar nomor ambulans sejumlah RS di Kota Semarang, antara lain RSUP Dr Kariadi, RS KRMT Wongsonegoro, RSUD Tugurejo, RSU Sultan Agung, RSU Telogorejo, dan RS St Elisabeth.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Semarang Bambang Pramusinto saat dihubungi di Semarang, Jumat (2/7/2021), membenarkan bahwa layanan kedaruratan 112 tengah overload atau kelebihan beban. ”Sejak sekitar seminggu terakhir. Sebagian besar menelepon untuk ambulans dan menanyakan ketersediaan tempat tidur RS. Jadi, kini kami juga share nomor-nomor RS,” ujarnya.
Kami memohon maaf atas ketidaknyamanannya dikarenakan Panggilan Darurat 112 Kota Semarang mengalami overload dan sudah melebihi batasnya dengan interval 1-5 menit mencapai 100 panggilan masuk.
Bambang menuturkan, sesuai prosedur standar operasi (SOP), Ambulans Hebat, akan meluncur jika ada dokter di dalamnya. Namun, saat ini ketersediaan dokter juga terbatas karena fasilitas kesehatan, termasuk puskesmas, banyak melayani warga yang memeriksakan diri.
Layanan kedaruratan 112 di Kota Semarang beroperasi selama 24 jam dan petugas dibagi dalam tiga sif, masing-masing ada enam petugas pusat panggilan (call center). ”Di tengah meningkatnya kasus, kami tambah satu line ke dinas kesehatan. Jadi, warga bisa bertanya informasi terkait Covid-19,” ujarnya.
Tingginya kasus Covid-19 di Kota Semarang lebih dari sepekan terakhir memang memengaruhi pelayanan kepada warga. Pasalnya, ada keterbatasan petugas, terlebih sejumlah petugas puskesmas juga terpapar Covid-19.
”Ambulans Hebat dan Ambulans Siaga sudah overload. Kami, kan, enggak bisa kencang karena juga melayani vaksinasi, tracing, dan tata laksana. Kami harus bagi agar teman-teman sehat dan pelayanan tak terganggu,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Hakam, dikutip dari Kompas.com, Jumat (25/6).
Ia pun meminta masyarakat untuk bersabar dan memahami kondisi saat ini. ”Mohon maaf karena overload luar biasa. Sekali lagi, banyak sekali yang belum bisa dan tidak bisa sak dek sak nyet (seketika),” lanjut dia. Adapun Kota Semarang memiliki 7 Ambulans Hebat dan 8 Ambulans Siaga (bukan untuk kedaruratan).
Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menuturkan, dalam APBD 2021 sudah ditambah pendanaan untuk pengadaan dua ambulans guna meningkatkan pelayanan bagi masyarakat. Upaya itu dilakukan karena tingginya permintaan.
”Memang, banyak masyarakat yang hari ini sangat terbantu Ambulans Hebat. Namun, karena keterbatasan, sehingga lumayan repot. Sering kali semua terpakai dan teleponnya terus masuk untuk meminta layanan itu,” ujar Hendrar, Senin (21/6).
Menurut data Siagacorona.semarangkota.go.id, Jumat (2/7/2021), terdapat 56.113 kasus positif kumulatif Covid-19 di Kota Semarang dengan rincian 2.321 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 49.662 orang sembuh, dan 4.130 orang meninggal. Dari 2.321 kasus aktif, sebanyak 1.731 orang ialah warga Semarang, sedangkan 590 orang dari luar kota.
Kasus Covid-19 di Kota Semarang melonjak sejak awal Juni 2021. Tercatat ada 493 kasus aktif pada 30 Mei 2021 dan terus bertambah hingga 2.321 kasus pada Jumat (2/7) pukul 08.30. Selama ini, sejumlah RS di Kota Semarang juga menjadi rujukan pasien Covid-19 dari daerah sekitar, seperti Kabupaten Kudus, Demak, dan Grobogan.