Dua Sisi Hidup dan Ingatan Rocky, Si Orangutan Sumatera
Meskipun betah di hutan, Rocky diduga masih memiliki ingatan kedekatan akan manusia. Bisa jadi karena dia pernah menjadi korban domestikasi.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Orangutan sumatera (Pongo abelii) bernama Rocky (19) baru dua pekan lalu dilepasliarkan ke dalam Taman Nasional Bukit Tigapuluh di perbatasan Jambi dan Riau. Tiga hari terakhir, satwa dilindungi itu kedapatan berada di sekitar area wisata Bukit Selancang di Desa Aur Cina, Kecamatan Batang Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu.
”Tiba-tiba (Rocky) muncul lalu mencari makanan, tetapi tidak mengganggu kami,” kata Febrianti, pengelola area wisata Bukit Selancang, Jumat (2/7/2021).
Menurut Febrianti, warga sekitar terpana melihat kehadiran orangutan itu. Sebab, bulunya sangat lebat dan berkilat. Badannya tampak besar.
Rocky diketahui telah berusia 19 tahun. Meskipun berperawakan besar, ia tidak pernah menyerang manusia di sekitarnya. Bahkan, Rocky cenderung menghindar jika ada warga yang bermaksud mendekati. ”Ketika suasana agak sepi, tidak banyak pengunjung, barulah dia muncul kembali untuk mencari makanan,” tambahnya.
Keberadaan Rocky yang bertambah besar, gemuk, dan semakin lebat rambutnya itu menarik perhatian para konservasionis satwa yang sempat merawatnya.
Sebelum dilepasliarkan ke habitat aslinya, kata Fifien Arfiana, Kepala Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT), Rocky masih kurus. Petugas melepasliarkannya ke dalam taman nasional itu setelah melihat kondisi alamnya yang memadai. Sumber pakan cukup melimpah sehingga Rocky diyakini bisa tumbuh sejahtera di dalam hutan primer tersebut.
Riwayat perjalanan hidup Rocky terbilang panjang. Ia berasal dari Meulaboh, Aceh. Satwa yang pernah menjadi korban domestikasi itu menjalani program reintroduksi, yakni pengenalan kembali ke habitat asli.
Ia tiba di Stasiun Reintroduksi Orangutan (SORC) Sungai Pengian, Jambi, 30 Agustus 2006. Pada 2007, ia dilepasliarkan saat usianya memasuki lima tahun.
Rocky tergolong orangutan yang baik dan mampu bertahan hidup di hutan. Meskipun betah di hutan, ia diduga masih memiliki ingatan kedekatan akan manusia. Bisa jadi karena dia pernah mengalami domestikasi.
Pada 2011, ia tiba-tiba muncul di Stasiun Suaka Orangutan Terbuka (OOS) Danau Alo, yang merupakan wilayah baru baginya. Kala itu, usianya diperkirakan sudah sembilan tahun. Kondisi tubuhnya tampak sehat.
Meskipun betah di hutan, ia diduga masih memiliki ingatan kedekatan akan manusia. Bisa jadi karena dia pernah mengalami domestikasi.
Karena Stasiun OOS Danau Alo bukan tempat pelepasliaran, Rocky dipindahkan lagi ke Sungai Pengian pada tahun yang sama. Menjelang pelepasliaran, Rocky sempat digeser kembali ke Danau Alo.
Ia lalu menjalani pelepasliaran di wilayah kerja Resor Keritang Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Areal seluas 144.223 hektar itu telah ditetapkan sebagai lokasi pelepasliaran satwa dilindungi.
Kondisi hutannya sangat baik, bervegetasi hutan primer dan memiliki ketersediaan pakan yang kaya, mulai dari jenis rotan, kayu keras, hingga buah-buahan.
Meskipun tinggal di dalam rumah yang nyaman, lagi-lagi Rocky keluar. Ia diketahui dua kali bolak-balik meninggalkan taman nasional dalam sebulan terakhir. Ia keluar awal Juni lalu, lalu dilepasliarkan 16 Juni. Ia keluar lagi 30 Juni lalu.
Keluarnya Rocky kali ini dilaporkan Rionaldi, warga Desa Aur Cina kepada petugas balai. Orangutan tersebut memasuki areal obyek wisata Bukit Selancang untuk mencari makanan. Meskipun Rocky tidak agresif, masyarakat melapor karena khawatir melihat satwa berbadan besar.
Tim Balai TNBT dan tim gabungan masih terus menyisir keberadaan Rocky yang sempat menghilang sepanjang Jumat. Mereka terdiri dari petugas Frankfurt Zoological Society, Kepolisian Sektor Batang Cenaku, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Indragiri, Pemerintah Desa Aur Cina, dan warga sekitar. ”Dugaan sementara, Rocky kembali masuk ke dalam taman nasional. Namun, tim kami masih tetap berjaga di lokasi,” kata Fifien.
Jika Rocky berhasil ditemukan kembali, tim akan mengecek kesehatannya terlebih dahulu. Jika orangutan tersebut sehat, tim akan melepasliarkannya kembali. ”Namun, lokasinya akan lebih jauh lagi ke dalam kawasan TNBT supaya Rocky bisa mengurangi pertemuan dengan manusia,” jelasnya.
Petugas di lokasi menyosialisasikan kepada masyarakat sekitar agar bersama-sama melindungi satwa liar tersebut. Adapun orangutan saat ini merupakan primata dilindungi dan status konservasinya menurut lembaga konservasi dunia sudah berada dalam kondisi kritis (critically endangered).