Pencarian Korban KMP Yunicee Berlanjut, Lokasi Kapal Terdeteksi
Upaya SAR terhadap korban dari KMP Yunicee masih berlangsung pada Kamis (1/7/2021) karena diduga kuat masih terdapat korban di kapal penyeberangan Jawa-Bali yang tenggelam pada Selasa (29/6/2021) malam itu.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Tim SAR gabungan sedang bersiap untuk melaksanakan penyisiran di perairan sekitar Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Kamis (1/7/2021), dalam upaya pencarian dan pertolongan terhadap korban dari KMP Yunicee.
DENPASAR, KOMPAS — Upaya pencarian dan pertolongan para korban dari KMP Yunicee memasuki hari ketiga, Kamis (1/7/2021). Pencarian dilanjutkan karena diduga kuat masih terdapat korban di kapal penyeberangan Jawa-Bali yang tenggelam dekat Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Selasa (29/6/2021) malam, itu.
Sementara posisi KMP Yunicee diperkirakan tenggelam sekitar 1,65 mil (sekitar 3 kilometer) dari Pelabuhan Gilimanuk di kedalaman 72 meter sampai 78 meter. Keberadaan kapal itu berdasarkan hasil deteksi bawah air dari kapal TNI Angkatan Laut KRI Rigel 933 yang dikerahkan dalam operasi SAR terhadap KMP Yunicee. Selain mendeteksi posisi KMP Yunicee, dalam siaran pers Penerangan Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, unsur SAR dari TNI Angkatan Laut juga menemukan beberapa barang yang berasal dari KMP Yunicee, di antaranya life raft.
Ditemui di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Kamis (1/7/2021), Kepala Kantor SAR Kelas A Denpasar (Basarnas Bali) Gede Darmada menyatakan, upaya SAR terhadap korban dari KMP Yunicee masih berlangsung. Penyisiran dilangsungkan ke selatan dan utara perairan sekitar Gilimanuk. Upaya SAR juga melibatkan kapal SAR KN Permadi, selain dari tim SAR gabungan. ”Sejauh ini, kami belum berhasil menemukan korban lainnya,” kata Darmada di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana.
Hingga Kamis (1/7/2021), tim SAR gabungan berkoordinasi dengan ASDP dan operator kapal guna memastikan jumlah seluruh kru ataupun penumpang KMP Yunicee ketika kapal penyeberangan itu berlayar dari Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (29/6/2021). Berdasarkan catatan di pos SAR, korban meninggal dalam musibah itu tercatat tujuh orang. Adapun 39 orang, termasuk kru kapal dan penumpang, dinyatakan dalam kondisi selamat. Sementara tim SAR menerima laporan terdapat 16 orang yang belum ditemukan.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Sejumlah barang dari KMP Yunicee yang berhasil ditemukan dan diangkat yang kemudian dikumpulkan di sekitar pos SAR di kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Kamis (1/7/2021).
Namun, berdasarkan hasil validasi data yang dilaksanakan Basarnas Bali bersama ASDP Ketapang, Balai Pengelola Transportasi Darat, Polair Polda Bali, Polres Jembrana, TNI Angkatan Laut, dan pihak operator kapal, pada Kamis (1/7/2021) malam, jumlah keseluruhan orang dalam kapal (person on board/POB) KMP Yunicee disimpulkan 76 orang, terdiri dari 60 penumpang dan 16 awak kapal, termasuk kru kantin. Tujuh orang meninggal, 51 orang selamat, dan masih dalam pencarian 18 orang.
Investigasi
Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Adhi Ardana mengatakan, masyarakat, terutama para keluarga korban dari KMP Yunicee, membutuhkan kepastian dan kejelasan mengenai jumlah dan keberadaan korban. Kepastian itu dibutuhkan karena dinilai masih terdapat kesimpangsiuran mengenai jumlah penumpang yang diangkut KMP Yunicee ketika menjumpai musibah itu.
”Kepastian dan kejelasan ini penting agar pertanggungjawabannya jelas,” kata Ardhana ketika Ardhana bersama empat orang sejawatnya di Komisi III DPRD Provinsi Bali mendatangi tim SAR gabungan dan meninjau pos SAR di Pelabuhan Gilimanuk, Kamis siang. ”Kami juga mempersilakan agar ada investigasi sehingga ke depannya jangan sampai terulang lagi,” kata Ardhana.
Sementara itu, Ketua Umum Solidaritas Pelaut Indonesia Pius Laja Pera mendesak pemerintah melalui Menteri Perhubungan agar mengevaluasi, menata ulang, dan membenahi peranan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dalam penyelenggaraan transportasi laut. Pius mengatakan, seluruh pihak yang terlibat dan berperan dalam penyelenggaraan transportasi laut seharusnya memiliki kompetensi pelaut dan memenuhi standar Organisasi Maritim Internasional (IMO).
”Evaluasi ulang keikutsertaan Ditjen Perhubungan Darat dan benahi sistem tata kelola penyelenggaraan moda transportasi laut,” kata Pius yang dihubungi Kompas dari Bali, Kamis (1/7/2021).
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Pimpinan dan anggota Komisi III DPRD Provinsi Bali, termasuk Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Adhi Ardana (ketiga, kanan), bertemu tim SAR gabungan, di antaranya dari Basarnas Bali, PMI Provinsi Bali, dan Polair Polda Bali, di pos SAR di kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Kamis (1/7/2021).
Pius menyatakan, pengaturan pelayaran kapal penyeberangan jenis roll on-roll off (ro-ro) masih menjadi kewenangan Ditjen Perhubungan Darat. ”Kalaupun tetap dilibatkan dalam urusan transportasi laut, Ditjen Perhubungan Darat harus menempatkan orang-orang yang sesuai dan memiliki kompetensi pelaut,” ujar Pius.
Pius menambahkan, para pelaut merasa prihatin karena setiap kali terjadi musibah kapal penyeberangan, maka pelautlah yang disorot. Menurut Pius, pengawasan terhadap kendaraan dan muatan harus ditingkatkan sebelum kendaraan dibolehkan masuk ke kapal. Selain itu, otoritas pelabuhan dan operator kapal seharusnya lebih tegas mengenai dokumen muatan kapal atau manifes kapal.