TNI AL Kerahkan KRI Membantu Pencarian Korban KMP Yunicee
Upaya SAR terhadap korban kecelakaan KMP Yunicee masih digelar pada Rabu (30/6/2021). TNI Angkatan Laut mengerahkan kapal TNI AL, di antaranya KRI Rigel 933 dan KRI Soputan 923, untuk membantu upaya tersebut.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — TNI Angkatan Laut mengerahkan kapal TNI AL, di antaranya KRI Rigel 933 dan KRI Soputan 923, untuk membantu upaya pencarian dan pertolongan terhadap korban kecelakaan KMP Yunicee yang tenggelam di sekitar perairan Selat Bali. Hingga Rabu (30/6/2021) sore, kegiatan SAR masih berlanjut.
KRI Rigel 933 memiliki peralatan pendeteksi bawah air dan merupakan jenis kapal survei hidro-oseanografi yang dilibatkan dalam pencarian kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan utara Bali.
Kehadiran kapal-kapal TNI Angkatan Laut itu membantu upaya pencarian dan pertolongan yang sedang dilaksanakan tim gabungan SAR. Perihal pengerahan kapal dari TNI AL itu disebutkan dalam siaran pers Penerangan Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar.
Sementara itu, dari konferensi pers di Pos SAR Gabungan di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Rabu siang, Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Putu Jayan Danu Putra menyebutkan terdapat penumpang yang tidak dicatat dalam dokumen atau manifes pelayaran KMP Yunicee. Jadi, upaya difokuskan pada pencarian dan pertolongan terhadap korban yang belum ditemukan.
”Keberadaan penumpang tidak resmi itu diketahui dari identifikasi terhadap korban yang selamat maupun korban meninggal,” katanya. Hasil pengidentifikasian terhadap tujuh korban yang meninggal, hanya tiga orang yang tercatat dalam manifes pelayaran KMP Yunicee yang berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Selasa (29/6/2021) malam.
Teridentifikasi
Menurut Putu Jayan, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Bali sudah mengidentifikasi semua korban meninggal yang ditemukan. Sementara itu, upaya pencarian dan pertolongan masih dilanjutkan dengan mengerahkan tim gabungan, antara lain dari Basarnas, Polda Bali, TNI AL, dan Kodim 1617/Jembrana serta Pemkab Jembrana.
Keberadaan penumpang tidak resmi itu diketahui dari identifikasi terhadap korban yang selamat maupun korban meninggal. (Putu Jayan Danu Putra)
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta menyatakan peristiwa kecelakaan laut yang dialami KMP Yunicee perlu diselidiki dan dijadikan bahan evaluasi, terutama menyangkut penataan transportasi penyeberangan barang dan penumpang ke Bali dan sebaliknya.
Ditemui di Kantor Gubernur Bali, Kota Denpasar, Rabu (30/6/2021), Samsi menyebutkan kondisi penyeberangan pendek seperti penyeberangan dari Ketapang di Banyuwangi ke Gilimanuk di Jembrana memungkinkan terjadinya mobilitas penumpang tanpa pendataan.
KMP Yunicee tenggelam di kawasan perairan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, Selasa (29/6/2021) malam. Feri yang melayani penyeberangan rute Ketapang-Gilimanuk dan sebaliknya itu diduga terseret arus ketika akan sandar di dermaga Pelabuhan Gilimanuk. Kapal tersebut mengalami kemiringan kemudian tenggelam.
Data sementara yang diperoleh tim SAR, KMP Yunicee mengangkut 57 orang, terdiri dari 41 penumpang, 13 anak buah kapal, dan 3 petugas kantin, dalam pelayaran dari Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa malam. Tujuh orang ditemukan dalam kondisi meninggal dan 39 orang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat.
Upaya pencarian dan pertolongan dilanjutkan karena tim SAR gabungan mendapatkan laporan terdapat 11 orang yang belum ditemukan.
Dalam siaran pers Penerangan Lanal Denpasar disebutkan, Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (P) I Komang Teguh Ardana menyatakan TNI AL berkoordinasi dengan Basarnas Bali dan ASDP serta unsur SAR lainnya dalam upaya pencarian dan pertolongan korban kecelakaan KMP Yunicee.
Komang berharap upaya SAR tersebut berjalan baik dalam proses evakuasi ataupun upaya penyelamatan korban, baik personel maupun materiil.