Tekan Covid-19, Sidoarjo Masih Andalkan Vaksinasi Massal dan Pembatasan Mobilitas
Sidoarjo berupaya memperluas capaian vaksinasi Covid-19 dengan menggandeng sejumlah pihak, termasuk TNI Angkatan Laut. Di sisi lain, pengendalian laju sebaran Covid-19 ditempuh dengan membatasi mobilitas warganya.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO,KOMPAS — Pelaksanaan vaksinasi massal dan pembatasan mobilitas warga masih diandalkan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo meminimalkan munculnya kasus baru Covid-19. Sidoarjo kini masuk dalam zona oranye atau risiko penularan sedang.
Pada Rabu (30/6/2021), vaksinasi dilakukan pada lebih kurang 500 warga Desa Pabean, Kecamatan Sedati. Bekerja sama dengan Pasukan Marinir 2 TNI Angkatan Laut, vaksinasi menyasar warga berusia 18 tahun ke atas. ”Antusias masyarakat sangat tinggi mengikuti vaksinasi ini,” ujar Wakil Bupati Sidoarjo Subandi.
Komandan Batalyon Angkutan Bermotor 2 Marinir Letnan Kolonel Agus Haryanto menyatakan mengerahkan 50 tenaga kesehatan. Selain itu, pihaknya ikut membantu Pemkab Sidoarjo melakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Berdasarkan Data Satgas Covid-19 Jatim, realisasi vaksinasi dosis pertama di Sidoarjo sampai Senin (28/6/2021) tercapai 243,459 atau keempat terbanyak di Jatim. Daerah dengan realisasi vaksinasi Covid-19 tertinggi adalah Surabaya dengan 940.485 dosis, Jombang (353.619), dan Banyuwangi (325.837).
Sementara itu, untuk realisasi vaksinasi kedua, Sidoarjo berada di urutan ketiga terbanyak di Jatim dengan 162.470 dosis. Capaian tertinggi adalah Surabaya sebanyak 547.313 dosis dan Jombang dengan 233.736 dosis.
Dalam peta risiko sebaran Covid-19 Provinsi Jatim, Sidoarjo masuk dalam zona oranye atau risiko sedang. Di Jatim terdapat 34 kabupaten/kota yang berada di zona oranye dan satu kabupaten di zona kuning, Probolinggo. Namun, tiga daerah berada di zona merah, yaitu Banyuwangi, Kota Madiun, dan Bondowoso.
Penambahan kasus baru Covid-19 di Sidoarjo juga terus meningkat. Penambahan kasus baru pada Selasa (29/6/2021) mencapai 62 orang atau terbanyak ketiga di Jatim. Penambahan kasus tertinggi terjadi di Surabaya sebanyak 70 kasus dan Bangkalan 65 kasus.
Dengan penambahan kasus baru itu, jumlah kasus terkonfirmasi positif secara kumulatif mencapai 11.979 kasus. Dari jumlah tersebut, 11.195 kasus dinyatakan sembuh, 641 meninggal, dan 143 kasus aktif.
Selain menggencarkan vaksinasi, upaya menekan laju sebaran Covid-19 ditempuh dengan membatasi mobilitas warganya melalui PPKM mikro. Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengeluarkan surat edaran melarang aparatur sipil negara dan pegawai di lingkungan pemda bepergian ke luar kota.
”Bepergian ke luar kota, apa pun kegiatannya, harus mendapat izin dari bupati. Ketentuan ini berlaku sampai batas waktu yang belum ditentukan. Tujuannya menekan laju sebaran Covid-19 akibat mobilitas tinggi,” kata Muhdlor.
Muhdlor juga melarang pegawainya menerima kunjungan tamu dari luar daerah. Tamu berpotensi membawa virus masuk ke wilayah Sidoarjo. Kebijakan baru itu diambil setelah munculnya kluster baru yang dipicu bepergian ke luar kota.
Salah satu kasus yang mencuat adalah munculnya kluster baru perangkat desa yang sebelumnya bepergian ke luar kota. Sebanyak 150 orang dari 15 desa di Kecamatan Buduran pergi ke Yogyakarta.
Menggunakan tiga bus, rombongan pergi Jumat pekan lalu dan kembali Minggu malam. Saat tes uji usap antigen, 15 orang di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19.
Pembatasan mobilitas juga diberlakukan kepada masyarakat umum melalui penerapan jam malam, maksimal pukul 22.00. Pelanggar aturan jam malam akan dikenai sanksi pindana ringan berupa membayar denda. Ketentuan ini berlaku bagi semua lapisan masyarakat.