Sejumlah Pasien Isolasi Mandiri di Pantura Jateng Meninggal di Rumah
Sejumlah pasien Covid-19 di Tegal dan Brebes, Jateng, meninggal saat menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Selain kondisi rumah sakit yang penuh, ada juga pasien yang menolak menjalani isolasi terpusat.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
TEGAL, KOMPAS — Kondisi Jumlah kematian pasien Covid-19 di wilayah Kota Tegal dan Brebes, Jawa Tengah, ikut naik seiring kenaikan jumlah kasus Covid-19. Bahkan, di dua daerah pantura Jateng tersebut, sejumlah pasien Covid-19 diketahui meninggal karena kondisinya tidak terpantau saat menjalani isolasi mandiri di rumah.
Di Kota Tegal, jumlah kasus positif Covid-19 yang dicatatkan hingga Rabu (30/6/2021) sebanyak 4.049 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 867 orang merupakan kasus aktif dan 396 orang meninggal.
Tingkat kematian pasien positif Covid-19 di Kota Tegal pada Rabu ini sebesar 9,7 persen. Angka tersebut tergolong lebih tinggi dibanding tingkat kematian pekan lalu 9,4 persen. Tak hanya lebih tinggi dari tingkat kematian pekan lalu, angka itu juga lebih tinggi dibanding tingkat kematian di Jateng sebesar 6,39 persen dan nasional sebesar 2,68 persen.
”Jumlah kematian di Kota Tegal meningkat karena kasus positifnya juga meningkat. Rata-rata yang meninggal itu belum divaksin dan memiliki penyakit penyerta, jadi gejalanya berat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari, Rabu malam.
Menurut Prima, rata-rata kematian pasien Covid-19 di rumah sakit berkisar 2-3 orang per hari. Selain kematian di rumah sakit, ada sejumlah kematian yang terjadi saat pasien menjalani isolasi mandiri di rumah.
Pekan lalu, misalnya, S (60), penderita Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di Kelurahan Pekauman, Kecamatan Tegal Barat, meninggal di rumahnya. Sebelum S meninggal, keluarganya menolak anjuran petugas saat diberi saran agar S dirawat di rumah sakit. Padahal, S memiliki penyakit penyerta dan kondisinya berisiko memburuk.
”Mayoritas pasien Covid-19 yang meninggal di rumah mengalami penurunan kadar oksigen secara tiba-tiba atau biasa disebut dengan hipoksia. Jika dilihat dari luar, kondisi pasien baik-baik saja, tetapi waktu dicek saturasi oksigennya sudah di bawah 95 persen. Fatal sekali itu,” ucap Prima.
Prima menyarankan seluruh penderita Covid-19 di wilayahnya untuk menjalani isolasi di tempat terpusat yang telah disediakan pemerintah. Pasalnya, di tempat isolasi terpusat, kondisi kesehatan penderita Covid-19 dipantau selama 24 jam oleh dokter. Jika sewaktu-waktu kondisinya memburuk, pasien Covid-19 bisa langsung mendapat pertolongan atau dirujuk ke rumah sakit.
Di Kota Tegal ada dua tempat isolasi mandiri terpusat, yakni Rusunawa Tegalsari dan GOR Tegal Selatan. Hingga Rabu, Rusunawa Tegalsari yang memiliki kapasitas 80 tempat tidur ditempati 63 orang. Sementara GOR Tegal Selatan yang berkapasitas 70 orang baru ditempati 4 orang.
Pasien meninggal saat isolasi mandiri di rumah juga terjadi di Kelurahan Brebes, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes. Pada Selasa (29/6/2021), dua warga Kelurahan Brebes yang menjalani isolasi mandiri meninggal di rumahnya masing-masing. Mereka adalah K (48) dan O (52).
Dua warga tersebut sempat dirawat di dua rumah sakit berbeda. Setelah dirawat selama beberapa hari, keduanya dinilai membaik kemudian dipulangkan. Saat di rumah, kondisi kedua pasien memburuk.
”Keluarga sudah berupaya membawa kedua pasien ini ke rumah sakit. Sayangnya, seluruh rumah sakit penuh. Jadi mereka terpaksa dirawat di rumah sambil menunggu tempat tidur yang kosong. Karena kondisinya semakin buruk, akhirnya dua warga ini meninggal,” ujar Lurah Brebes Slamet Riyadi.
Dua warga yang meninggal itu dimakamkan sesuai protokol Covid-19 oleh anggota satuan tugas Covid-19 kelurahan setempat dengan dibantu petugas puskesmas. Keduanya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gamprit dan (TPU) Karangbirahi pada Selasa siang.
Hingga Selasa, jumlah kasus positif Covid-19 di Brebes 7.734 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 454 orang atau 5,8 persen meninggal dan 525 orang atau 6,7 persen merupakan kasus aktif.
Paling tinggi
Sementara itu, jumlah kematian pasien Covid-19 di Kabupaten Tegal sepanjang Juni 2021 tercatat 120 orang. Jumlah tersebut dua kali lipat lebih tinggi dibanding kondisi Mei 2021 yang sebanyak 64 orang. Jumlah kematian tersebut juga menjadi yang paling tinggi selama pandemi.
”Pada puncak gelombang pertama, yakni Januari 2021, jumlah kematian kami 67 orang dalam sebulan. Setelah itu, jumlahnya terus turun menjadi 20-an orang per bulan. Pada Mei, jumlah kematian naik kembali menjadi 64 orang,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Tegal Sarmanah Ady Muraeny.
Menurut Sarmanah, mayoritas pasien Covid-19 yang meninggal memiliki penyakit penyerta berupa diabetes melitus dan hipertensi. Adapun sebagian pasien yang tidak memiliki penyakit penyerta meninggal karena kadar oksigen dalam tubuh memburuk.
Hingga Selasa, jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal 9.612 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 601 orang merupakan kasus aktif dan 447 orang meninggal. Kondisi ini membuat Kabupaten Tegal menjadi zona merah atau daerah dengan risiko penularan Covid-19 tinggi.