Ombak setinggi 3-4 meter membuat KMP Yunicee yang hendak bersandar di Pelabuhan Gilimanuk miring dan tenggelam dalam waktu 5 menit. Sebanyak 33 orang dinyatakan selamat, 6 orang meninggal, dan 14 orang hilang.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kapal Motor Penumpang Yunicee tenggelam di Selat Bali saat hendak sandar di Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Ombak yang kuat dan tinggi membuat feri tersebut miring dan tenggelam dalam lima menit.
KMP Yunicee merupakan feri yang biasa melayani penyeberangan Jawa-Bali di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, dan Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana. Hingga saat ini, 33 orang selamat, 6 orang ditemukan meninggal, dan 14 orang lain masih dalam pencarian.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Cabang Ketapang Rocky Surentu mengatakan, KMP Yunicee yang tenggelam dalam keadaan laik jalan. Faktor alam, dalam hal ini cuaca, diduga menjadi faktor penyebab KMP Yunicee tenggelam.
”Kapal dalam keadaan laik. Saat berangkat, ombak di Pelabuhan Ketapang tidak tinggi. Kami tidak tahu ombak di tengah seperti apa, tapi ada laporan ombak tinggi di tengah Selat Bali,” ujar Rocky, di Banyuwangi, Selasa (29/6/2021).
Saat ditanya tentang umur kapal, Rocky mengaku tidak mengetahui tahun pembuatan kapal tersebut. Ia hanya menyebut data itu bisa dilihat di dokumen kapal.
Ditanya tentang dugaan kelebihan muatan, Rocky mengatakan, berdasarkan manifes kondisi muatan sudah sesuai. Data yang diterima Kompas, KMP Yunicee mengangkut 40 kendaraan yang terdiri dari 17 mobil bak terbuka, 2 kendaraan kecil, 18 truk sedang dan 3 sepeda motor.
Kapal dalam keadaan laik. Saat berangkat, ombak di Pelabuhan Ketapang tidak tinggi. Kami tidak tahu ombak di tengah seperti apa, tapi ada laporan ombak tinggi di tengah Selat Bali.
Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi Letkol Marinir Benyamin Ginting menyebutkan, KMP Yunicee juga mengangkut 53 orang yang terdiri dari 41 penumpang dan 12 anggota kru kapal. ”Sampai malam ini, 33 korban ditemukan selamat, 6 orang meninggal, dan 14 orang lainnya masih dalam pencarian,” ujarnya.
Ginting mengatakan, enam korban yang meninggal ditemukan terseret ombak ke arah selatan Pelabuhan Gilimanuk. Korban meninggal sudah dievakuasi dan sempat dibawa ke Puskesmas Melaya, Gilimanuk.
KSOP Tanjungwangi, lanjut Ginting, turut serta dalam melakukan pencarian korban yang hilang. Namun, pencarian mengalami kendala karena gelombang tinggi.
”Saat ini gelombang tinggi. Petugas kami juga sudah berhasil menemukan kepala kamar mesin (KKM). Dari pengakuan KKM, saat kejadian, gelombang mencapai 3 meter hingga 4 meter. Gelombang itu membuat kapal terseret ke arah selatan,” ungkapnya.
KKM tersebut, lanjut Ginting, bercerita bahwa saat kejadian, KMP Yunicee sedang menunggu antrean untuk sandar di dermaga Pelabuhan Gilimanuk. Saat hendak bermanuver, kapal justru terseret ke selatan. Ombak yang sangat kuat tidak dapat diimbangi oleh mesin sehingga miring ke kiri.
Ginting mengungkapkan, KKM juga menyebut tidak ada kebocoran di kapal. Namun, kapal sangat cepat miring. Dalam waktu sekitar 5 menit, kapal langsung tenggelam. Masih menurut pengakuan KKM, saat kejadian, semua penumpang sudah mengenakan pelampung (life jacket).
Kepala Wilayah Kerja Tanjungwangi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Probolinggo dr Nungki Najfaris Alami menjelaskan, saat ini pihaknya menangani 33 korban selamat. Dari 32 korban selamat, 7 korban di antaranya langsung dirujuk ke RSUD Blambangan.
”Ketujuh korban selamat harus segera mendapat penanganan serius karena ada suspect fractur (patah tulang) dan sesak. Sebagian besar mengalami fraktur di lengan dan kepala. Korban dirujuk menggunakan ambulans milik KKP, Pangkalan TNI AL, puskesmas, dinas kesehatan, dan rumah sakit,” ungkapnya.
Data ini memutakhirkan data sebelumnya. Selasa pukul 21.30, Kantor SAR Kelas A Denpasar mendapatkan informasi 44 orang selamat. Mereka dievakuasi ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.