Rusunawa Universitas Brawijaya Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19
Rusunawa mahasiswa Universitas Brawijaya diputuskan menjadi ruang isolasi tambahan bagi pasien Covid-19 dengan kategori tanpa gejala. Hal itu mempertimbangkan terus bertambahnya jumlah pasien Covid-19.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·4 menit baca
MALANG, KOMPAS — Rumah susun sederhana sewa atau rusunawa mahasiswa Universitas Brawijaya di Kota Malang, Jawa Timur, diputuskan menjadi ruang isolasi tambahan bagi pasien Covid-19 berkategori tanpa gejala. Hal itu mempertimbangkan terus bertambahnya jumlah pasien Covid-19 di wilayah tersebut.
Penggunaan rusunawa mahasiswa UB di kawasan Dieng Atas tersebut, tepatnya di Desa Kalisongo, Kecamatan Dau, diputuskan pada Selasa (29/6/2021), seusai Wali Kota Malang Sutiaji mengecek kesiapan rusunawa tersebut bersama Rektor Universitas Brawijaya Nuhfil Hanani. Kunjungan ke asrama mahasiswa berlantai tiga tersebut dilakukan bersama Komandan Kodim 0833 Letkol Arm Ferdian Primadhona dan Kepala Kepolisian Resor Kota Malang Ajun Komisaris Besar Budi Hermanto.
”Dengan terus meningkatnya jumlah pasien Covid-19, Kota Malang telah menyiapkan beberapa hal, salah satunya untuk ketersediaan bed (tempat tidur). Semalam saya berkontak dengan Pak Rektor UB dan disambut baik. Pagi tadi diputuskan bahwa rusunawa ini bisa digunakan untuk isolasi Covid-19,” kata Wali Kota Malang Sutiaji.
Setelah meninjau lokasi, Sutiaji mengatakan, kondisi rusunawa tersebut sudah siap untuk segera digunakan mengisolasi pasien Covid-19 kategori tanpa gejala. Kapasitas asrama putri tersebut sebanyak 56 kamar, dengan setiap ruang rata-rata terdapat empat tempat tidur. Di setiap kamar juga sudah terdapat kamar mandi. Asrama tersebut akan menambah sekitar 200 tempat tidur untuk merawat pasien Covid-19.
Asrama tiga lantai tersebut terletak di lahan seluas setengah hektar, dengan ventilasi udara mencukupi. Ruang-ruangnya tidak dilengkapi pendingin ruangan (AC) karena sudah terletak di dataran tinggi. Adapun halaman bangunan juga luas sehingga bisa dimanfaatkan untuk beraktivitas, misalnya untuk senam atau berjemur bagi pasien.
”Meski Kota Malang sudah memiliki rencana tambahan untuk mengantisipasi lonjakan pasien, mari kita bersama-sama berupaya agar jangan sampai nantinya benar-benar kehabisan tempat tidur karena pasien membeludak. Mari disiplin dengan ketat menerapkan protokol kesehatan, menerapkan 6M, agar kita dan keluarga terhindar dari Covid-19,” kata Sutiaji.
Adapun untuk tenaga medis yang akan ditempatkan di sana, Sutiaji akan berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan kampus UB. Bahkan, jika dibutuhkan, Pemkot Malang akan melakukan rekrutmen tenaga sukarelawan dan tenaga medis.
”Nanti yang akan ditampung di sini juga bukan hanya warga Kota Malang. Kita tidak lagi bicara kewilayahan. Kita bicara kemanusiaan dan kepentingan semua. Jadi, nanti jika ada saudara dari Kabupaten Malang lebih dekat di sini untuk isolasi, silakan saja,” kata Sutiaji.
Rektor Universitas Brawijaya Nuhfil Hanani mengatakan, pihaknya menyediakan rusunawa mahasiswa untuk penanganan Covid-19 demi alasan kemanusiaan. ”Ini tentang kemanusiaan. (Selasa) Subuh tadi kami rapat dan diputuskan bahwa kami siap. Langsung tadi diperiksa kondisi air dan rencana penerimaan pasien. Kita semua harus bekerja sama untuk mengatasi Covid-19,” ujar Nuhfil.
Menurut Nuhfil, Kota Malang adalah kota pendidikan sehingga sangat mungkin banyak di antara pasien Covid-19 tersebut adalah mahasiswa. Oleh karena itu, sudah seharusnya UB memberikan contoh baik penanganan Covid-19.
”Bukan saja menyediakan tempat. Sejak awal kasus ini muncul, mahasiswa dan lulusan kedokteran UB pun terlibat dalam menangani pasien. Semua ini demi tanggung jawab kemanusiaan,” kata Nuhfil.
Selama ini, menurut Nuhfil, asrama tersebut dihuni mahasiswa putri. Namun, karena hampir seluruh penghuninya pulang kampung selama pandemi, rusunawa itu cenderung kosong. ”Adapun beberapa mahasiswa yang masih ada dipindahkan ke rusunawa di Jalan Veteran (lebih dekat ke kampus UB),” katanya.
Aria Fikriyah, General Manager Griya Brawijaya, termasuk yang mengelola rusunawa tersebut, mengatakan, sebelumnya asrama tersebut digunakan untuk mahasiswa putri Jurusan Kedokteran Hewan dan Keperawatan. Rusunawa tersebut dibangun tahun 2017, dengan areal lahan seluas 0,5 hektar.
Kawasan tersebut memiliki lahan terbuka luas, bahkan memiliki arena lapangan futsal yang dikelola UB Sport Center. Lahan tersebut bisa menampung sekitar 50 mobil. Mengenai perawatan pasien, Aria menyebutkan, pihaknya akan menyerahkan sepenuhnya kepada Dinas Kesehatan Kota Malang.
”Nanti begitu di sini sudah digunakan untuk isolasi pasien Covid-19, tidak lagi sembarang orang bisa masuk. Harus ada protokol kesehatan dan prosedur sehingga isolasi di sini bisa efektif bagi pasien tanpa gejala,” kata Aria.
Adapun kondisi ruang isolasi pasien Covid-19 di Kota Malang saat ini terus berkurang. Tingkat hunian di Rumah Sakit Darurat RS Lapangan Ijen Boulevard per Selasa (29/6/2021) sudah mencapai 92 persen dari kapasitas 316 tempat tidur. Kapasitas itu pun sudah ditambah dari sebelumnya hanya 306 tempat tidur.
Hingga saat ini, Kota Malang merupakan wilayah berstatus oranye atau daerah dengan risiko sedang penularan Covid-19. Hingga Selasa (29/6/2021), jumlah kasus Covid-19 di Kota Malang mencapai 7.051 kasus, dengan kasus aktif sebanyak 190 kasus, 662 meninggal, dan 6.199 sembuh.
Dari data tersebut tampak bahwa tingkat kematian sebesar 9,3 persen, sedangkan tingkat kesembuhan terus menurun dari awal tahun sekitar 90 persen kini menjadi 87 persen.