Keterisian RS di Surakarta Capai 92 Persen, Tenda Darurat untuk Antrean IGD Disediakan
Jumlah tempat tidur isolasi dan ruang rawat intensif untuk pasien Covid-19, di Kota Surakarta, Jawa Tengah, kian menipis. Hingga Minggu (27/6/2021), angka keterisian tempat perawatan mencapai 92 persen
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Jumlah tempat tidur isolasi dan ruang rawat intensif untuk pasien Covid-19 di Kota Surakarta, Jawa Tengah, kian menipis. Hingga Minggu (27/6/2021), angka keterisian mencapai 92 persen. Pihak rumah sakit juga menyediakan tenda darurat untuk antrean pasien baru seiring keterbatasan kapasitas instalasi gawat darurat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih mengungkapkan, saat ini total kapasitas tempat isolasi yang disediakan berjumlah 983 tempat tidur dari 16 rumah sakit rujukan Covid-19. Jumlah itu sudah mengalami penambahan dibandingkan dengan pekan lalu, yakni 862 tempat tidur.
”Hampir setiap hari ada kenaikan jumlah tempat tidur. Misalnya, minggu lalu, jumlah bed ada 862. Sekarang sudah ditambah menjadi 983 bed, tetapi keterisiannya 92 persen,” kata Wahyuningsih, saat ditemui, di Kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (28/6/2021).
Angka penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dalam dua hari terakhir selalu melampaui 100 kasus
Wahyuningsih menyampaikan, pihaknya mendorong pengelola rumah sakit untuk melakukan penambahan kapasitas tempat tidur. Namun, langkah itu diakuinya tidak mudah. Penambahan tempat tidur harus disertai pula dengan penambahan tenaga kesehatan. Alur keluar masuk pasien juga perlu dipikirkan agar tidak tercampur dengan pasien umum lainnya.
Lebih lanjut, Wahyuningsih menyampaikan, penambahan kapasitas tempat tidur saja tidak cukup untuk menangani wabah saat ini. Rumah sakit hanya membantu penanganan Covid-19 di wilayah hilir. Langkah utama guna menekan penambahan kasus harian adalah membatasi mobilitas dan terus menerapkan protokol kesehatan ketat.
”Saya mohon masyarakat patuh pada protokol kesehatan. Karena, rumah sakit itu kan hilir. Begitu hilirnya penuh, masyarakat panik. Makanya, ayo disiplin protokol kesehatan,” kata Wahyuningsih.
Tingginya keterisian rumah sakit diikuti dengan munculnya antrean instalasi gawat darurat (IGD) di sejumlah rumah sakit. Salah satunya terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi. Kondisi ini ditindaklanjuti dengan pembuatan tenda bagi pasien yang mengantre untuk menjalani rawat inap. Total ada tiga tenda yang disiapkan di rumah sakit tersebut. Masing-masing tenda diperkirakan mampu menampung 10 orang pasien.
Wahyuningsih menyampaikan, ada tujuh tenda yang juga disiapkan untuk sejumlah rumah sakit lainnya. Tenda tersebut disiapkan guna mengantisipasi jika pasien yang terdapat di IGD membeludak jumlahnya. Beberapa rumah sakit juga diberi tenda darurat, yaitu RSUD Bung Karno, RS Jiwa Daerah Surakarta, RS Kasih Ibu Surakarta, dan lain-lain
Dihubungi terpisah, Direktur Utama RSUD Dr Moewardi, Cahyono Hadi, menyampaikan, pihaknya tak memungkiri IGD dari rumah sakit tersebut penuh. Untuk itu, diperlukan tenda darurat guna menampung pasien sementara. Antrean bisa terjadi karena pasien terus berdatangan. Jumlahnya bisa 10 orang hingga 15 pasien yang mengantre.
”Kalau sekarang sudah tidak ada antrean. Sudah terkendali karena sudah ada tenda darurat,” kata Cahyono.
Selain itu, Cahyono menyatakan, saat ini tempat isolasi khusus pasien Covid-19 di rumah sakit tersebut sudah terisi penuh. Total ada 320 tempat tidur yang disediakan. Dengan kondisi itu, pihaknya berencana menambah lagi 80 tempat tidur.
”Untuk tenaga kesehatan, kami mengambil dari yang reguler. Yang sebelumnya menangani pasien umum, sekarang dialihkan untuk menangani pasien Covid-19 dengan adanya penambahan tempat tidur ini,” kata Cahyono.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Surakarta, angka penambahan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dalam dua hari terakhir selalu melampaui 100 kasus. Pada Minggu (27/6/2021), terjadi penambahan sebanyak 122 kasus. Jumlahnya penambahan harian meningkat menjadi 207 kasus dalam sehari pada Senin ini.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan, pihaknya akan memperketat mobilitas masyarakat. Salah satunya dengan membatasi jam operasional pusat perbelanjaan hingga pukul 20.00. Anak-anak juga tidak lagi diperbolehkan memasuki mal mengingat banyaknya penularan pada kelompok usia tersebut. Warga juga diimbau untuk tidak makan di tempat, tetapi membungkus makanan yang dibelinya agar dimakan di rumah.
”Kita berkorban beberapa pekan ini dulu. Saya yakin nanti akan terjadi penurunan,” ucap Gibran.