Matahari pagi beranjak naik. Kapal nelayan tradisional yang membawa hasil laut mulai menepi di tempat pelelangan ikan (TPI) Brondong, Lamongan, Jawa Timur pada pertengahan Agustus 2014. Belum juga sampai bersandar sejumlah perempuan turun berbasah-basah merapat ke kapal sembari membawa ember kecil. Tak lama kemudian nelayan dari atas kapal membagikan hasil laut dua hingga tiga ekor kepada perempuan tersebut dengan merata. Dua nelayan menarik dan mengikat tali kapal, buruh angkut bergantian naik dan membawa hasil laut ke tempat pelelangan ikan. Ikan dalam keranjang anyaman bambu dan kontainer plastik ditimbang kemudian dipajang untuk lelang.
Kesibukan berlanjut tawar menawar ikan dalam keranjang anyaman bambu dan setelah kesepakatan harga diangkut ke dalam truk. Tak jauh dari dermaga, puluhan buruh perempuan memilah ikan sesuai dengan jenis, ukuran dan beratnya tangkapan ikan nelayan. Dalam setengah hari memilah ikan mereka mendapatkan upah Rp 50 ribu. Begitulah keriuhan kehidupan nelayan dari dini hari hingga siang di tempat pelelangan ikan Brondong yang terletak di Jalan Raya Daendels. Ribuan warga menggantungkan hidupnya di tempat pelelangan ikan tersebut. Tak hanya dari Desa Brondong, tapi juga desa sekitarnya; Jompong, Brengok dan Sedayulawas. Jumlah penduduk di Kecamatan Brondong pada tahun 2020 kurang lebih sebanyak 76.573 jiwa.
Warna-warni kapal nelayan tradisional
