Kasus Covid-19 di Kabupaten Sikka, NTT, meledak. Penambahan kasus itu ditengarai akibat maraknya pesta yang digelar beberapa waktu lalu.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN/KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
MAUMERE, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, meningkat dalam satu pekan terakhir. Hingga Minggu (27/6/2021), sebanyak 220 orang sedang menjalani perawatan di rumah sakit, karantina terpusat, dan karantina mandiri. Kenaikan kasus disebabkan maraknya pesta yang melibatkan kerumunan sehingga terjadi penularan.
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Sikka dr Clara Y Francis lewat sambungan telepon menuturkan, kenaikan kasus itu menyebabkan keterisian 16 tempat tidur untuk ruang isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah TC Hillers Maumere penuh. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan di Sikka dan beberapa kabupaten terdekat di Pulau Flores.
”Ada beberapa pasien yang masih tertahan di bagian IGD (instalasi gawat darurat), padahal seharusnya IGD sebagai tempat transit. Rumah sakit sudah mulai kewalahan lantaran lonjakan ini,” ujarnya.
Ia mengatakan, pasien Covid-19 yang lain dialihkan ke Rumah Sakit Lela sebanyak 6 orang, lokasi karantina terpusat yang ditangani pemerintah sebanyak 63 orang, dan selebihnya karantina mandiri di rumah. Pasien yang dirawat di rumah sakit kebanyakan adalah mereka bergejala Covid-19 sehingga memerlukan penanganan medis.
Menurut dia, terjadi kenaikan kasus signifikan, yakni lebih dari 100 orang dalam satu pekan, membuat total kasus kini mencapai 1.353 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 12 orang meninggal sebagai pasien Covid-19 dan 10 dengan status probable. Penelusuran kontak masih terus dilakukan dan besar kemungkinan kasus akan bertambah.
Clara menyebutkan, kenaikan kasus siginifikan itu disebabkan tingginya aktivitas masyarakat yang menimbulkan kerumunan. Belakangan ini di daerah tersebut banyak digelar acara pesta seperti pernikahan. ”Dari hasil penelusuran, mereka yang terkonfirmasi positif itu kontak erat pada saat pesta,” ucapnya.
Ada beberapa pasien yang masih tertahan di bagian IGD, padahal seharusnya IGD sebagai tempat transit. Rumah sakit sudah mulai kewalahan lantaran lonjakan ini. (dr Clara Y Francis)
Ia mengimbau masyarakat agar tidak menggelar acara pesta yang melibatkan banyak orang. Jika masih saja diabaikan, kasus akan meledak lebih banyak lagi. Sementara di sisi lain, fasilitas yang tersedia di rumah sakit yang kini terbatas dipastikan bakal kewalahan. Nantinya, pasien tidak akan tertangani. Kematian pun bisa bertambah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, selama beberapa bulan sejak Juni hingga Oktober, terjadwal berlangsung acara pesta pernikahan dan penerimaan komuni pertama bagi umat Katolik di beberapa wilayah di Pulau Flores. Salah satunya Kabupaten Flores Timur, di bagian timur Sikka.
Thobias Kelen (42), warga Larantuka, Flores Timur, berharap, pemimpin gereja Katolik di daerah itu dapat mengambil peran untuk mengimbau umatnya agar tidak menggelar pesta. ”Sebab, suara pemimpin gereja lebih didengar masyarakat,” ucapnya. Dalam satu pekan terakhir, kasus positif Covid-19 di Flores Timur bertambah lebih dari 100 kasus.
Bupati Lembata Eliazer Y Sunur menutup akses masuk dari Flores Timur ke Lembata. Larangan itu berlaku mulai Minggu ini hingga 14 Juli mendatang. Sementara itu, akses dari daerah lain wajib menunjukkan surat keterangan bebas Covid-19 berdasarkan hasil tes antigen.
Secara terpisah, Kepala Polda NTT Inspektur Jenderal Lotharia Latif meminta masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan, termasuk tidak menggelar kegiatan yang melibatkan banyak orang. Aparat Polri yang ada di lapangan akan mengambil langkah untuk menertibkan.
Menurut dia, vaksinasi massal yang terus digenjot akan sulit menciptakan kekebalan komunitas jika warga abai protokol kesehatan. Ia berharap dukungan dari semua pihak agar pandemi Covid-19 segera reda.