Serbuan Vaksinasi di NTT, dari Markas TNI/Polri hingga Perbatasan Negara
Serbuan vaksinasi di NTT mulai digencarkan, mulai dari markas TNI/Polri hingga wilayah pelosok, pulau-pulau, dan perbatasan. Sayangnya, di sisi lain, masih banyak warga abai terhadap protokol kesehatan.
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN/KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Serbuan vaksinasi Covid-19 dalam rangka mencapai target vaksinasi 1 juta orang per hari di Indonesia mulai digencarkan. Di Nusa Tenggara Timur, pihak TNI/Polri menggelar vaksinasi di sejumlah markas kesatuan masing-masing, dan berencana mendatangi sejumlah wilayah perbatasan serta pulau-pulau terpencil.
Menurut pantauan Kompas di halaman Markas Polda NTT pada Sabtu (26/6/2021), sebanyak 2.000 orang menjalani vaksinasi. Titik vaksinasi dibagi dalam dua pos. Semua peserta vaksinasi adalah warga yang berdomisili di Kota Kupang dan sekitarnya. Sementara petugas vaksinator berasal dari anggota TNI, Polri, dan dinas kesehatan setempat. Vaksinasi dimaksud juga dalam rangka HUT Bhayangkara.
Kepala Polda NTT Inspektur Jenderal Lotharia Latif mengatakan, pada Sabtu ini, serbuan vakasinasi juga berlangsung di semua Polres di NTT. Di polda, vaksinasi diikuti 2.000 orang, sedangkan setiap polres 500 orang. Total diperkirakan 25.000 orang mengikuti vaksinasi dalam satu hari.
Latif menegaskan, ke depan, Polri dan TNI bersinergi dengan dinas kesehatan setempat untuk menggelar vaksinasi secara bersama hingga tingkat paling bawah. Selama terdapat stok vaksin, tenaga kesehatan dari Polri dan TNI yang sudah terlatih dan memiliki latar belakang sebagai tenaga medis akan membantu sebagai petugas vaksinator.
Ia optimistis, target vaksinasi nasional 1 juta per hari bisa tercapai. Untuk NTT ditargetkan 25.000 per hari. Karena itu, ia berharap agar masyarakat mendatangi lokasi vaksinasi yang telah ditentukan. Semakin tinggi jumlah orang yang divaksin, akan semakin cepat terciptanya kekebalan komunitas.
Komandan Komando Rayon Militer 161/Wira Sakti Kupang Brigadir Jenderal Legowo Jatmiko menambahkan, prajurit TNI yang bertugas di perbatasan juga siap menggelar vaksinasi. Sejumlah daerah di perbatasan masih terisolasi sehingga belum mendapat layanan memadai. Wilayah dimaksud kebanyakan di Pulau Timor yang berbatasan dengan negara Timor Leste.
Legowo mengingatkan masyarakat yang baru saja menjalani vaksinasi agar beristirahat secukupnya dan mengonsumsi makanan bergizi. Jika tidak, imun tubuh tidak dapat terbentuk secara maksimal. Kondisi itu membuat orang yang sudah menerima vaksin dapat terinfeksi Covid-19.
Rencananya mulai pekan depan. Ini sistemnya jemput bola. (Haris Bennu)
Selain itu, lanjutnya, yang terpenting adalah menjalani pola hidup sehat dan menerapkan secara ketat protokol kesehatan. Sebab, realitasnya masih banyak warga yang abai terhadap protokol kesehatan, seperti tidak menjaga jarak dan melepas masker di ruang publik.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Komando Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VII Kupang Letnan Kolonel Laut (K) Haris Bennu menambahkan, pihaknya akan menyisir daerah pesisir menggunakan Kapal Perang RI (KRI). ”Rencananya mulai pekan depan. Ini sistemnya jemput bola,” ujarnya.
Menurut dia, banyak daerah di pesisir dan pulau kecil di NTT yang belum tersentuh program vaksinasi. Dalam konsep mereka, KRI akan dijadikan rumah sakit terapung. Setelah menepi, warga diminta naik ke atas kapal untuk menerima vaksinasi.
Pesta jalan terus
Di tengah gencarnya serbuan vaksinasi, kasus Covid-19 di NTT terus meningkat. Berdasarkan data yang dihimpun dari lama covid19.nttprov.go.id, hingga Sabtu petang, jumlah kasus positif tercatat 18.370 dengan jumlah yang sembuh 16.805 orang dan meninggal 485 orang.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTT Isyak Nuka mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan operator transportasi udara, darat, dan laut agar memperketat pergerakan orang. Setiap penumpang yang bepergian lintas kabupaten paling tidak wajib menunjukkan surat bebas Covid-19 berdasarkan hasil tes antigen.
Dalam catatan Kompas, penerbangan antarkota di NTT hingga satu bulan sebelumnya tidak mensyaratkan dokumen bebas Covid-19. Petugas di bandara tidak memeriksanya. Begitu pula pelayaran dan angkutan darat. Tidak ada pemeriksaan dan tidak diatur jarak aman dalam kendaraan. Kondisi ini berpotensi terjadi penularan.
Selain itu, di Kota Kupang, warga masih sering berkumpul untuk merayakan pesta pernikahan. Di kawasan Tofa, Kecamatan Maulafa, pada Jumat (25/6) siang hingga Sabtu pagi, warga berjoget tanpa menjaga protokol kesehatan. Penyelenggara pesta bahkan membangun tenda acara hingga menutup akses jalan yang melintasi depan rumahnya. Pesta serupa juga terjadi di beberapa tempat lainnya.
Menurut Isyak, lojakan kasus ada di depan mata. Sejauh ini keterisian tempat tidur di dalam rumah sakit mencapai 30 persen. Jika kasus terus meningkat, pihak rumah sakit kewalahan. Kejadian dua bulan sebelumnya, yakni NTT kekurangan tabung oksigen, bisa terulang lagi.