Buat SIM Sekaligus Dapat Vaksinasi Covid-19 di Kota Mataram
Polresta Mataram mulai melaksanakan kegiatan pembuatan SIM dibarengi dengan vaksinasi Covid-19. Upaya itu diharapkan bisa menjadi salah satu langkah mempercepat cakupan vaksinasi Covid-19 di NTB.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Percepatan vaksinasi Covid-19 terus dilakukan di Nusa Tenggara Barat. Oleh karena itu, berbagai langkah ditempuh untuk mendorong masyarakat agar mau divaksinasi. Salah satunya dengan program membuat surat izin mengemudi disertai vaksinasi oleh Kepolisian Resor Kota Mataram.
Program bertajuk ”Dong Ayok Bikin SIM Sambil Vaksin” dimulai pada Kamis (24/6/2021). Pembukaan kegiatan dihadiri, antara lain, Wali Kota Mataram Mohan Roliskana dan Kepala Kepolisian Resor Kota Mataram Komisaris Besar Heri Wahyudi.
Pantauan Kompas, antusias masyarakat untuk membuat surat izin mengemudi (SIM) sekaligus vaksinasi cukup tinggi. Sejak pagi, mereka telah hadir di Kantor Satuan Penyelenggaran Administrasi SIM Satuan Lalu Lintas Polresta Mataram.
Vaksinasi gratis yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Mataram itu diberikan di awal atau sebelum pembuatan SIM.
Prosedur vaskinasi tidak berbeda dengan kegiatan serupa. Mulai dari pendaftaran, pemeriksaan awal (screening), penyuntikan vaksin, hingga pemantauan. Vaksinasi tersebut menggunakan vaksin AstraZenecca. Jika tidak ada kejadian ikutan, peserta kemudian menerima kartu vaksinasi dan boleh melanjutkan proses pembuatan SIM.
”Ini sangat membantu. Tidak perlu takut. Apalagi, sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19,” kata Diah (19), warga Kota Mataram yang akan membuat SIM C.
Heri mengatakan, kegiatan pembuatan SIM yang disertai vaksinasi Covid-19 diselenggarakan dalam rangka Hari Bhayangkara ke-75. Selain itu, juga akan ada vaksinasi massal anggota kepolisian di wilayah Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat dalam waktu dekat.
”Kami menggiatkan vaksinasi karena merupakan salah satu upaya menekan penyebaran Covid-19. Vaksin bukan obat, melainkan salah satu cara untuk menangkal penyebaran Covid-19, selain tentu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Heri.
Menurut Heri, kegiatan ini ditargetkan bisa berlangsung setiap hari. Meski demikian, hal itu tentu dengan melihat ketersediaan vaksin.
Heri mengatakan, vaksinasi ini gratis bagi warga yang hendak membuat SIM. Program tersebut juga berlaku bagi warga mana pun, tidak harus asal Kota Mataram. Syaratnya minimal berusia 18 tahun.
”Setelah vaksinasi pertama, baru nanti mereka bisa menerima vaksinasi kedua. Rencananya dilakukan di Rumah Sakit Kota Mataram,” kata Heri.
Wali Kota Mataram Mohan Roliskana mengapresiasi kegiatan vaksinasi sekaligus pembuatan SIM tersebut. ”Ini instrumen untuk memotivasi masyarakat agar mau divaksinasi tanpa paksaan,” kata Mohan.
Menurut Mohan, saat ini, untuk mencegah Covid-19, tidak hanya kedisiplinan pada protokol kesehatan, tetapi lebih dari itu bagaimana kepedulian antarsesama. Mulai dari pemerintah hingga warga harus menumbuhkan semangat kolektif.
Mohan mengatakan, pembuatan SIM yang disertai vaksinasi Covid-19 diharapkan bisa menjadi salah satu jalan keluar meningkatkan cakupan vaksinasi dan menekan penyebaran Covid-19. ”Karena dari manajemen kontijensi yang dilakukan belum ada formula yang tepat (untuk mencegah Covid-19) sehingga inovasi dari semua pemangku kepentingan sangat dibutuhkan,” tutur Mohan.
Dia berharap masyarakat bisa mendukung upaya Polresta Mataram tersebut, terlebih di tengah belum terkendalinya pandemi. ”Ini untuk kesehatan kita bersama. Agar bisa keluar dari fase sulit yang dihadapi Indonesia,” kata Mohan.
Menurut Mohan, saat ini, Pemerintah Kota Mataram juga terus berupaya mengendalikan penyebaran Covid-19, termasuk dengan vaksinasi. Kebijakan-kebijakan yang akan diambil diupayakan agar tidak sampai berdampak pada ekonomi masyarakat.
Cakupan vaksinasi
Hingga Kamis pagi, menurut Sekretaris Daerah NTB yang juga Wakil Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi, total pasien positif Covid-19 di NTB mencapai 14.282 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 13.099 orang dinyatakan sembuh, 618 orang meninggal, dan 567 orang masih kasus aktif.
Menurut Gita, pencegahan terus dilakukan dengan deteksi dini melalui penelusuran riwayat kontak pasien positif. Pencegahan penambahan kematian juga dilakukan dengan mendorong donor plasma konvalesen di RSUD Provinsi NTB.
Sementara untuk cakupan vaksinasi, kata Gita, hingga Kamis kemarin, total cakupan vaksinasi telah mencapai 255.292 orang untuk vaksin dosis pertama. Sementara dosis kedua mencapai 185.788 orang. Penerima vaksin mulai dari sumber daya manusia (SDM) kesehatan, petugas publik, lansia, hingga guru.