Persediaan Vaksin di Tegal Menipis di Tengah Lonjakan Kasus
Seiring dengan terus melonjaknnya jumlah kasus Covid-19, Pemerintah Kabupaten Tegal, Jateng, bertekad menggencarkan vaksinasi untuk membentuk kekebalan kelompok. Upaya itu terganjal oleh mulai menipisnya stok vaksin.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Jumlah kasus baru Covid-19 di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, masih stabil tinggi. Pemerintah setempat berupaya menggenjot capaian vaksinasi untuk segera mencapai kekebalan kelompok. Di tengah kondisi tersebut, jumlah persediaan vaksin diperkirakan hanya cukup untuk empat hari ke depan.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pemantauan Covid-19 Kabupaten Tegal yang dimutakhirkan pada Rabu (23/6/2021), jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal sebanyak 9.036 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 730 orang merupakan kasus aktif dan 410 orang meninggal.
Dalam sepekan terakhir, jumlah kasus Covid-19 baru di wilayah tersebut stabil di atas 100 orang per hari. Kondisi ini lebih buruk jika dibandingkan dengan rata-rata kasus baru pada pekan sebelumnya yang berkisar 80-90 kasus per hari.
Di tengah lonjakan kasus Covid-19, Pemerintah Kabupaten Tegal berupaya menggencarkan vaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok. Kendati demikian, stok vaksin yang ada kian menipis.
Hingga Kamis (24/6/2021), jumlah stok vaksin di Kabupaten Tegal sekitar 6.000 dosis. Sebanyak 3.000 dosis sudah didistribusikan ke sejumlah puskesmas. Sementara itu, sebanyak 3.000 dosis lainnya masih berada di laboratorium farmasi dinas kesehatan setempat. Persediaan vaksin yang ada tersebut diperkirakan hanya cukup untuk empat hari ke depan.
”Kami sudah melaporkan kondisi ini kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jateng. Kelangkaan vaksin ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Tegal, tetapi juga di daerah lain di Jateng,” ucap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal Sarmanah Adi Muraeny.
Menurut Sarmanah, pihaknya telah mendapat pemberitahuan terkait rencana penambahan vaksin sebanyak 120.000 dosis. Vaksin Covid-19 jenis Sinovac tersebut diperkirakan tiba di Kabupaten Tegal dalam waktu dekat.
Hingga Kamis malam, sebanyak 84.284 orang telah divaksin di Kabupaten Tegal. Jumlah itu baru 27,77 persen dari sasaran vaksinasi sebanyak 387.083 orang.
”Setelah divaksin, seseorang memang tidak otomatis kebal dari Covid-19. Tetapi, vaksin ini berguna untuk mengurangi gejala klinis dan mencegah risiko kematian akibat Covid-19. Jadi, setelah divaksin, masyarakat harus tetap waspada dan selalu menerapkan protokol kesehatan untuk menekan risiko paparan,” imbuhnya.
Penuh
Selain terkendala akibat menipisnya vaksin, sejumlah daerah di Jateng juga mengalami kendala terkait terus menipisnya ketersediaan tempat tidur pasien Covid-19. Di Brebes, misalnya, sebanyak 13 pasien Covid-19 yang merupakan pasien rujukan dari berbagai rumah sakit di dalam kota, luar kota, bahkan luar provinsi terpaksa ditolak karena rumah sakit penuh dan mereka tidak bisa lagi merujuk pasien. Hal itu terjadi di Rumah Sakit Bhakti Asih Brebes pada Rabu.
”Kami tidak ada pilihan lain karena seluruh tempat tidur, yakni sejumlah 36 tempat tidur, sudah terpakai. Sementara itu, kami juga tidak bisa merujuk karena rumah sakit terdekat juga sudah penuh semua,” tutur Sekretaris Satgas Covid-19 sekaligus Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS Bhakti Asih, Muhammad Iqbaluddin.
Kami tidak ada pilihan lain karena seluruh tempat tidur, yakni sejumlah 36 tempat tidur, sudah terpakai.
Pada Rabu malam, pihak rumah sakit membuka bangsal baru yang dikhususkan untuk merawat pasien Covid-19. Daya tampung di bangsal tersebut sebanyak 17 tempat tidur. Hingga Kamis malam, bangsal tersebut hampir terisi penuh.
”Sekarang ini tinggal dua tempat tidur yang tersisa karena pasien-pasien terus berdatangan. Pasien yang datang rata-rata sudah dalam kondisi berat dan memerlukan dukungan ruang perawatan intensif,” ucap Iqbaluddin, Kamis malam.
Iqbal menuturkan, belakangan ini, pasien yang datang ke rumah sakit sudah bukan hanya warga lansia, melainkan juga orang-orang berusia di bawah 40 tahun. Tak hanya itu, gejala yang dikeluhkan pasien juga sudah bukan lagi demam, batuk, dan flu, melainkan juga sesak napas berat, sakit pada persendian, mual, muntah, serta diare. Ia menduga, hal itu terjadi karena para pasien terjangkit Covid-19 varian baru.
Penuhnya tempat tidur pasien Covid-19 juga terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Brebes. Rumah sakit tersebut juga sempat menutup sementara layanan bagi pasien Covid-19 baru pada Rabu. Hingga Kamis, kondisi itu masih belum berubah.
”Total 135 tempat tidur untuk pasien anak dan dewasa sudah terisi penuh. Saat ini ada 13 pasien yang masih dirawat sementara di instalasi gawat darurat sambil menunggu tempat tidur yang kosong,” kata Direktur RSUD Brebes Rasipin.
Menurut Rasipin, masih ada 13 dari total 24 tempat tidur yang belum terpakai di ruang perawatan kebidanan. Kendati demikian, tempat tidur itu dikhususkan bagi penderita Covid-19 yang hamil dan hendak melahirkan serta untuk bayi.
Rasipin menuturkan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk menambah 44 tempat tidur. Hal itu untuk mengantisipasi terus bertambahnya jumlah penderita Covid-19 yang memerlukan perawatan di rumah sakit.
Hingga Rabu malam, jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Brebes sebanyak 7.358 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 365 merupakan kasus aktif dan 387 orang meninggal. Kondisi tersebut membuat Brebes dikategorikan sebagai zona merah atau daerah dengan risiko penularan Covid-19 tinggi.