Kasus Covid-19 di Sulawesi Utara kembali melonjak selama dua hari terakhir. Hal ini diiringi peningkatan keterisian tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit dari 10 persen menjadi 19 persen.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Penyerapan anggaran penanggulangan Covid-19 di Sulawesi Utara baru mencapai 10 persen. Pada saat yang sama, kasus kembali melonjak selama dua hari terakhir. Hal ini diiringi peningkatan keterisian tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit dari 10 persen menjadi 19 persen.
Dihubungi melalui pesan teks, Kamis (24/6/2021), Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw mengatakan, anggaran yang direalokasikan pemprov untuk penanggulangan Covid-19 tahun ini sebesar Rp 96 miliar. Namun, penyerapannya baru 10 persen.
Angka ini masih tergolong rendah. Sebab, realokasi anggaran Pemprov Sulut untuk menangani Covid-19 mencapai Rp 204 miliar dan bisa terserap hingga 99 persen. ”Ini karena honor (insentif tenaga kesehatan) belum tersalurkan. Tetapi, minggu ini akan dibayarkan sehingga dengan sendirinya (tingkat) penyerapan anggaran akan naik,” kata Steven.
Pada saat yang sama, kasus harian melonjak lagi dengan temuan 86 kasus pada Selasa-Rabu (22-23/6/2021). Ini terjadi ketika penularan cenderung melandai sejak Februari 2021, tak jarang nihil kasus dalam sehari. Secara kumulatif sejak 14 Maret 2020 hingga Kamis, sebanyak 16.037 kasus Covid-19 telah ditemukan di 15 kota dan kabupaten di Sulut.
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel mengatakan, 39 kasus yang diumumkan pada Selasa berasal dari Kabupaten Kepulauan Sangihe saja. Seluruh kasus ini berasal dari satu kelompok yang Steaven sebut sebagai kluster tempat kerja.
Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Sangihe dr Jopy Thungari mengatakan, tempat kerja yang dimaksud adalah Megaria Supermarket, toko swalayan terbesar di Kepulauan Sangihe. Sebanyak 163 karyawan toko itu telah diambil sampel lendirnya untuk uji reaksi rantai polimerase (PCR), dan yang terkonfirmasi positif mengisolasi diri.
Pada Rabu malam, Satgas Covid-19 mengumumkan 47 kasus baru yang berasal dari sembilan kabupaten/kota. Manado menjadi penyumbang terbanyak dengan 12 kasus baru, sedangkan Kepulauan Sangihe hanya dua kasus. Menurut Steaven, peningkatan kasus ini turut meningkatkan keterisian ruang isolasi di 23 rumah sakit pelengkap di Sulut.
”Dua minggu lalu, keterisian ruang isolasi di RS pelengkap hanya kisaran 10 persen, tetapi beberapa hari terakhir meningkat menjadi 19 persen. Peningkatan paling signifikan terjadi di Sangihe karena kluster tempat kerja yang cukup besar,” kata Steaven.
Rumah sakit yang ia maksud adalah RS Pratama Liung Paduli yang memiliki 30 tempat tidur ruang isolasi non-unit gawat darurat. Kini, tingkat keterisian tempat tidurnya (BOR) mencapai 96,67 persen. ”Penambahan kasus di kepulauan mengindikasikan adanya transmisi yang dapat terjadi secara diam-diam. Apabila sistem surveilans tidak bergerak cepat, kasus bisa merebak ke lokasi yang lebih terpencil lagi,” kata Steaven.
Sementara itu, 20 rumah sakit rujukan dan penunjang rujukan masih cenderung lengang. BOR di ruang isolasi ICU hanya 7,14 persen dari total 112 tempat tidur, sedangkan BOR ruang isolasi biasa 10,07 persen dari total 844 tempat tidur.
Protokol kesehatan sudah harus menjadi bagian dari gaya hidup kita sekalipun kasus sedang melandai.
Steaven berharap masyarakat bisa belajar dari keberadaan kluster ini dengan meningkatkan kembali ketaatan pada protokol kesehatan. Hal ini akan diperkuat dengan pelaksanaan pembatasan berskala mikro di desa-desa yang memiliki warga sedang terjangkit Covid-19. Beragam fasilitas publik, termasuk tempat kerja, pun dibatasi kapasitasnya 50 persen.
”Kluster (di Sangihe) jadi pembelajaran bagi kita semua agar tidak lengah. Protokol kesehatan sudah harus menjadi bagian dari gaya hidup kita sekalipun kasus sedang melandai,” kata Steaven.
Pada saat yang sama, ia berharap masyarakat bisa aktif dalam kegiatan vaksinasi. Untuk sementara, sebanyak 325.147 orang di Sulut telah menerima suntikan dosis pertama vaksin Covid-19, sedangkan 127.811 telah tuntas dua kali divaksin. Angka ini baru masing-masing 17,5 persen dan 6,9 persen dari target 1,85 juta warga Sulut.
Pada saat yang sama, Pemerintah Kota Manado turut mempercepat vaksinasi dengan program Vaksin Hebat sejak akhir Mei 2021. Warga diajak mendaftarkan diri di puskesmas atau secara daring melalui aplikasi Vaksin Hebat. Wali Kota Manado Andrei Angouw menargetkan 7.000 orang divaksin setiap hari dan 140.000 orang setiap bulan hingga tiga bulan ke depan.
Vaksinasi perorangan dilaksanakan di puskesmas. Di samping itu, program ini juga diperkuat tim mobile. Masyarakat bisa mengusulkan jadwal dan tempat vaksinasi dengan jumlah peserta 100 orang. Saat ini, vaksinasi digencarkan di rumah-rumah ibadah serta pusat perbelanjaan.
”Vaksinasi ini kami targetkan tuntas Oktober nanti kalau 350.000-an warga Manado sudah divaksin. Sementara yang tersisa masih ada 250.000-an orang. Masyarakat perlu disadarkan tentang pentingnya vaksin, perlu ada sosialisasi yang meluas agar vaksinasi ini diterima sebagai tanggung jawab warga bagi kesehatan kota,” kata Andrei.