Sebagaimaan tahun lalu, selama pandemi, perayaan Yadnya Kasada 2021 digelar tertutup hanya untuk warga Tengger. Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebarluasan kasus Covid-19. Peserta upacara harus mengikuti tes usap.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Warga Tengger di empat kabupaten di Jawa Timur akan menggelar Yadnya Kasada pada 25-26 Juni 2021. Selama pandemi Covid-19 ini, Kasada tertutup untuk masyarakat luar dan hanya diikuti warga Tengger. Semua petugas dan warga Tengger yang terlibat pun diwajibkan mengikuti tes usap antigen untuk mencegah munculnya kluster Covid-19.
Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Probolinggo Yulius Christian, Kamis (24/06/2021), mengatakan, momen upacara adat Kasada kali ini tertutup untuk pengunjung dari luar warga Tengger.
”Untuk mencegah munculnya kluster Covid-19 dari Kasada, upacara adat ini hanya diikuti warga Tengger. Petugas terlibat pun harus menjalani tes antigen demi menjamin keselamatan semua pihak,” kata Yulius.
Tertutupnya acara Kasada ini mulai berlaku pada 24 Juni 2021 pukul 06.00 WIB hingga 27 Juni 2021 pukul 00.00 WIB. Untuk mensterilkan acara, di Kabupaten Probolinggo dilakukan penyekatan di tiga titik, yaitu Sukapura (depan Polsek), Desa Ngadisari, dan pintu masuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
”Beruntungnya, Kasada ini bukan upacara adat yang hanya berlangsung pada satu waktu. Kasada ini sifatnya mengalir selama waktu yang ditentukan sehingga diharapkan tidak terjadi kerumunan,” kata Yulius.
Koordinator Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto mengatakan, untuk menjamin berlangsungnya upacara Kasada dengan aman dan nyaman, seluruh pihak yang terlibat harus mengikuti tes usap antigen. Tes ini dilakukan mulai Kamis (24/06/2021).
Untuk mencegah munculnya kluster Covid-19 dari Kasada, upacara adat ini hanya diikuti warga Tengger. Petugas terlibat pun harus menjalani tes usap antigen demi menjamin keselamatan semua pihak.
”Yang menjalani tes antigen mulai dari petugas keamanan, pecalang, dukun, pengurus pura, dan warga yang mengikuti peribadatan. Semua dilakukan demi menjaga keselamatan bersama,” kata Ugas.
Penutupan Kasada untuk masyarakat umum selama pandemi ini sebelumnya juga sudah dilakukan tahun 2020. Yadnya Kasada adalah upacara adat bagi warga Tengger yang tinggal di empat wilayah, yaitu Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang.
Ritual Yadnya Kasada dilakukan di Pura Poten, Probolinggo. Di Poten, warga Tengger datang dengan membawa ongkek (sesajen) yang akan dilarung ke kawah Bromo. Di pura itu, seluruh ongkek didoakan sebelum dilarung. Ongkek berupa hasil bumi, seperti sayuran, bunga, buah, dan hewan ternak seperti ayam dan kambing. Prosesi larung ongkek dilakukan sekitar pukul 04.30 bersama-sama seluruh perwakilan empat daerah dan dilanjutkan secara individu oleh keluarga-keluarga Tengger.
Upacara Kasada dipercayai merupakan simbolisasi rasa syukur atas rezeki berlimpah untuk warga Tengger. Ucap syukur diwujudkan dengan melempar sesajen ke kawah Bromo.
Selain pandemi, Kasada juga pernah digelar secara terbatas pada erupsi Bromo tahun 2004 dan 2016. Oleh karena Kasada adalah pelambang rasa syukur, di setiap momen, seperti pandemi maupun erupsi, warga Tengger meyakini bahwa mereka seakan selalu diingatkan kembali untuk teguh memegang ajaran Tri Hita Karana, yaitu ajaran harmonis antara manusia dan Tuhan, manusia dan alam, dan manusia dan sesama manusia.
Kepala Desa Ngadas, Kabupaten Malang, Mujianto mengatakan, sementara ini perayaan Kasada tanpa wisatawan Nusantara dan mancanegara. Hal yang menjadi utama adalah upacara bentuk rasa syukur warga Tengger tetap terlaksana dan semua dilakoni dengan protokol kesehatan demi keselamatan bersama,
Adapun dalam surat pengumuman Balai Besar TNBTS Nomor PG.15/T.8/BIDTEK/BIDTEK.1/KSA/6/2021 tentang Penutupan Sementara Kegiatan Wisata Bromo pada Hari Raya Yadnya Kasada 2021 disebutkan bahwa penutupan dilakukan di tiga titik. Ketiga titik tersebut, di Probolinggo ditutup di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura; dari Pasuruan ditutup di Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari; dan wilayah Malang serta Lumajang ditutup di Jemplang.