Masyarakat Diduga Semakin Abai, Kasus Covid-19 Kluster Pondok Muncul di Kota Malang
Dengan kasus terbaru ini, hampir setiap hari di Kota Malang muncul kluster baru kasus Covid-19. Rata-rata kluster tersebut berasal dari aktivitas berkerumun.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kluster baru Covid-19 terus bermunculan di Kota Malang, Jawa Timur. Kali ini, kluster pondok muncul di Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru. Masyarakat dinilai kian abai menerapkan protokol kesehatan.
Rabu (23/6/2021), muncul kasus Covid-19 kluster pondok di Kelurahan Dinoyo. Sebanyak 12 santriwati terkonfirmasi Covid-19 hasil dari tes usap antigen. Hingga Rabu sore, belasan santriwati tersebut menjalani isolasi mandiri di lantai tiga gedung pondok. Pada sore hari, 12 santriwati tersebut akhirnya dipindahkan ke Rumah Sakit Lapangan Ijen Boulevard.
Selanjutnya, petugas melakukan dekontaminasi dengan penyemprotan disinfektan terhadap pondok tiga lantai tersebut. Hingga kini belum jelas status santriwati di sana apakah mahasiswi atau bukan.
”Swab antigen dilakukan hari ini, Rabu (23/6/2021), dan dari seluruh penghuni didapati 12 orang terkonfirmasi positif. Hingga kini, kami masih akan melanjutkan tracing dan testing terkait kluster ini,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif.
Menurut Husnul, kasus itu bermula ketika ada seorang santriwati mengeluh sakit. Tidak berapa lama, santriwati sakit tersebut dijemput keluarganya kembali pulang ke Jakarta. Selanjutnya, 30-an penghuni di pondok berlantai tiga itu menjalani tracing dan testing oleh petugas dari Puskesmas Dinoyo. Dari testing tersebut, ditemukan 12 orang terkonfirmasi Covid-19.
”Semula mereka menjalani isolasi mandiri di lantai tiga gedung. Namun, begitu sore ini sudah ada tempat di RS Lapangan Ijen Boulevard, mereka semua dipindah ke sana,” kata Husnul.
Dengan kasus terbaru ini, hampir setiap hari di Kota Malang muncul kluster baru kasus Covid-19. Rata-rata kluster tersebut berasal dari aktivitas berkerumun.
”Ini karena habitual atau kebiasaan masyarakat yang cenderung abai menerapkan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi,” kata Husnul.
Menurut dia, semakin masyarakat abai, kasus Covid-19 akan terus bermunculan di Kota Malang. Oleh karena itu, Husnul mengajak masyarakat untuk kembali menerapkan 5M.
Wali Kota Malang Sutiaji berharap masyarakat tidak abai menerapkan protokol kesehatan. Penegakan disiplin protokol kesehatan akan dilakukan dengan operasi atau razia ke beberapa tempat umum. Hal itu dilakukan untuk mencegah terus bertambahnya kasus Covid-19 di Kota Malang. Saat ini, penambahan kasus harian sebanyak 8-12 kasus baru dalam sehari.
Pada PPKM penebalan, 22 Juni-5 Juli 2021, Menteri Dalam Negeri menginstruksikan masyarakat untuk menghindari kerumunan, membatasi pengunjung pusat perbelanjaan/warung/kafe, mendorong sekolah daring untuk kawasan zona merah, dan seterusnya.
Beberapa kluster baru akibat kerumunan di Kota Malang dalam beberapa waktu terakhir ini terus muncul. Misalnya takziah (kasus di Kelurahan Rampal Celaket dan Kebonsari), kasus jemaah tarawih (Kelurahan Tlogomas), silaturahmi Lebaran (Jalan Tretes), dan kluster takziah (Kelurahan Bandulan).
Dengan terus munculnya kasus, tingkat hunian di rumah sakit darurat Covid-19 di Kota Malang, yaitu RS Lapangan Ijen Boulevard, menjadi tinggi. Tingkat hunian di RS tersebut sudah di atas 90 persen.
”Jika kasus terus bertambah, tentu rumah sakit akan tidak bisa menampung pasien. Untuk saat ini, kami masih akan memaksimalkan fungsi 11 RS rujukan di Kota Malang. RSUD Kota Malang pun saat ini dari kapasitas 49 bed, yang sudah terisi sebanyak 32 bed. Oleh karena itu, yang bisa dilakukan adalah mencegah terus bertambahnya pasien. Caranya, tentu dengan memperketat penerapan protokol kesehatan,” kata Husnul.
Jika kasus terus bertambah, tentu rumah sakit akan tidak bisa menampung pasien.
Adapun secara umum, total kasus Covid-19 di Kota Malang per Rabu (23/6/2021) sebanyak 6.933 kasus. Dari jumlah tersebut, total kasus aktif sebanyak 107 kasus dan sembuh sebanyak 6.172 kasus. Jumlah kasus meninggal sebanyak 654 kasus (tingkat kematian sebesar 9,4 persen) dan tingkat kesembuhan sebesar 89 persen. Sampai saat ini, Kota Malang berstatus oranye atau risiko sedang penularan Covid-19.