Kasus Positif Masih Tinggi, Serapan Anggaran Covid-19 Jawa Tengah Bakal Melonjak
Pada APBD Jateng 2021, anggaran untuk penanganan Covid-19 sebesar sekitar Rp 283 miliar. Dari jumlah tersebut telah terserap sekitar 10 persen, antara lain, untuk isolasi terpusat dan dukungan vaksinasi.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Seiring masih bertambahnya kasus positif Covid-19, serapan anggaran di Jawa Tengah diperkirakan terus meningkat. Pemerintah Provinsi Jateng meminta kabupaten/kota untuk segera menata fokus anggaran sesuai arahan pemerintah pusat.
Penjabat Sekretaris Daerah Jateng Prasetyo Aribowo mengatakan, pada APBD 2021 anggaran untuk penanganan Covid-19 sekitar Rp 283 miliar. Dari jumlah tersebut terserap sekitar 10 persen. Dana digunakan untuk isolasi terpusat, dukungan vaksinasi, pembelian barang habis pakai, seperti reagen, alat pelindung diri, dan obat-obatan.
”Jumlah itu akan meningkat drastis karena beberapa pengadaan barang sedang dalam proses. Jumlah itu belum termasuk pembiayaan dari sumber BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) dari 7 RSUD Provinsi. Minggu lalu, pengeluarannya sudah lebih dari Rp 100 miliar untuk pengadaan alkes, SDM kesehatan, dan barang habis pakai,” ujarnya, Rabu (23/6/2021).
Prasetyo menuturkan, anggaran provinsi saja tidak cukup untuk mengatasi berbagai masalah yang ada. Perlu ada kontribusi pemerintah kabupaten/kota, yang sebenarnya telah diperintah pemerintah pusat untuk menata fokus (refocusing) anggaran, yakni 8 persen dari transfer pusat, seperti dana alokasi umum (DAU) dan dana bagi hasil (DBH).
”Rata-rata pemkab/pemkot baru membelanjakan sekitar 3 persen dari DAU yang dilakukan refocusing. Selain itu, klaim RSUD juga masih banyak yang belum dibayar pusat, termasuk di Kabupaten Rembang yang belum dibayar Rp 47 miliar sehingga katanya Pak Bupati mau pinjam (ke) Bank Jateng,” lanjut Prasetyo.
Sekretaris Daerah Grobogan Mohamad Sumarsono menuturkan, pihaknya mengoptimalkan pemanfaatan DAU. Sebesar 8 persen atau sekitar Rp 88 miliar dari DAU telah dianggarkan untuk penanganan Covid-19. Sebesar Rp 58 miliar di antaranya untuk keperluan pembiayaan tenaga kesehatan.
”Di samping itu, juga untuk tempat isolasi terpusat karena kemarin dalam sebulan saja habis Rp 600 juta. Sementara sisanya untuk pembangunan sarana prasarana, vaksinasi, operasi-operasi yustisi, dan lainnya,” kata Sumarsono.
Sumarsono menambahkan, tempat isolasi terpusat dilakukan di Hotel Catra dengan kapasitas 100 tempat tidur. Hingga Selasa (22/6/2021) sudah terisi 90 orang. Pihaknya pun akan mencari lagi tempat untuk dijadikan sentra isolasi terpusat. Adapun tempat tidur ruang isolasi Covid-19 RS di Grobogan sekitar 400 tempat tidur dan keterisian sempat mencapai 97 persen.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, lewat rapat virtual, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menekankan agar daerah memanfaatkan 8 persen dari DAU atau DBH untuk penanganan Covid-19.
”Jadi diharapkan semua daerah menaati itu, jangan mengurangi dari 8 persen. Penggunaannya adalah penanganan Covid-19 termasuk vaksinasi. Itu ditekankan agar dipatuhi,” ujar Yulianto, yang juga Kepala Dinas Kesehatan Jateng.
Berdasarkan corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan pada Rabu, terdapat 237.479 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng dengan rincian 19.431 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 202.821 orang sembuh, dan 15.227 orang meninggal. Ada penambahan 2.251 kasus dalam 24 jam terakhir. Jumlah kasus aktif melonjak mendekati tiga kali lipat dalam sebulan terakhir karena terdapat 6.800 kasus aktif pada 24 Mei 2021.