Di Perbatasan Kaltara, Petugas Kucing-kucingan untuk Tes Usap Pekerja Migran Ilegal
Petugas kesehatan, TNI, dan Polri di perbatasan Kaltara-Malaysia kucing-kucingan untuk menjaring pekerja migran Indonesaia yang masuk melalui ”jalur tikus”. Para PMI perlu dites usap antigen dan menjalani karantina.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menyiagakan satgas Covid-19 di empat titik jalur tak resmi yang kerap dilalui pekerja migran Indonesia atau PMI ilegal dari Malaysia. Meski demikian, petugas harus kucing-kucingan dengan para PMI agar mereka bersedia didata, dites, dan isolasi mandiri.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Nunukan Hasan Basri mengatakan, satgas Covid-19 disiagakan di Kecamatan Krayan, Pulau Sebatik, kawasan Simenggaris, dan Pulau Nunukan. Petugas kesehatan setempat bekerja sama dengan petugas pengaman perbatasan guna menjaring PMI dari Malaysia untuk menjalankan protokol kesehatan.
”Mereka yang masuk melalui jalur tak resmi seharusnya wajib melapor ke satgas Covid-19 setempat. Namun, nyaris tidak ada yang melakukan. Akhirnya, TNI dan Polri di perbatasan yang bergerak untuk menjaring mereka,” ujar Hasan yang dihubungi dari Balikpapan, Selasa (22/6/2021).
Sebagian besar PMI tersebut bekerja di Malaysia tidak melalui jalur resmi. Oleh sebab itu, mereka nekat menggunakan ”jalur tikus” untuk menghindari pemeriksaan petugas. Di tengah pandemi seperti ini, mereka berpotensi menjadi pembawa virus SARS-CoV-2 dari luar negeri, termasuk varian baru.
Mereka yang masuk melalui jalur tak resmi seharusnya wajib melapor ke satgas Covid-19 setempat. Namun, nyaris tidak ada yang melakukan. (Hasan Basri)
Sebelumnya, para PMI yang terjaring di titik-titik itu dikirim ke Pulau Nunukan untuk menjalani karantina dan pemeriksaan. Namun, saat ini Pemkab Nunukan langsung melakukan tes usap antigen kepada para PMI yang melapor dan terjaring di empat titik tersebut.
”Kalau hasilnya positif, mereka dikirim ke Pulau Nunukan untuk dirawat di rumah sakit. Jika negatif, mereka diminta isolasi mandiri lima hari di tempat yang sudah pemerintah sediakan,” ujar Hasan.
Pemkab Nunukan sudah menyediakan hotel di Kecamatan Krayan dan kawasan Simenggaris untuk isolasi mandiri. Bagi PMI yang terjaring di Pulau Nunukan, terdapat rumah susun dengan kapasitas sekitar 300 tempat tidur. Adapun bagi PMI yang terjaring di Pulau Sebatik akan langsung dibawa ke Pulau Nunukan.
Juru bicara Satgas Covid-19 Kaltara, Agust Suwandy, menjelaskan, pihaknya menjaring sebanyak-banyaknya PMI yang masuk melalui ”jalur tikus” amat penting sekaligus penuh tantangan. Sebab, jalur yang dilalui kerap berpindah-pindah dengan waktu yang tak tentu.
”Untuk itu, khusus bagi PMI yang positif Covid-19 atau yang memiliki gejala, Pemprov Kaltara langsung mengirim spesimen tes usap ke Jakarta untuk pemeriksaan sekuens genomik. Itu dilakukan untuk memastikan varian virus Covid-19 yang menjangkiti PMI,” katanya.
Selama ini, repratriasi atau pemulangan warga Indonesia dari Malaysia secara resmi dilakukan melalui kapal laut. Para WNI itu berangkat dari Tawau, Malaysia ke Pelabuhan Tunon Taka di Nunukan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan Komisaris Besar Hotma Victor Sihombing mengatakan, jalur resmi memudahkan petugas untuk memantau pemeriksaan kesehatan. Sebab, para PMI dites usap antigen dua kali, yakni di Malaysia dan ketika sampai di Nunukan.
”Sebagian besar dari luar Kaltara. Sebelum kembali ke daerah masing-masing, mereka harus karantina mandiri di rumah susun di Nunukan,” ujar Victor.