FotografiFoto CeritaCerita Pilu dari Mangsit
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Cerita Pilu dari Mangsit

Sejak awal pandemi pariwisata Lombok terpuruk. Jumlah wisatawan yang menurun drastis membuat Senggigi seakan kehilangan pesona. Sejumlah pelaku wisata setia melakoni keseharian sambil berharap keadaan membaik.

Oleh
Wisnu Widiantoro
· 3 menit baca

Hujan yang turun tiba-tiba itu membuat Syahrim cepat-cepat membereskan dagangannya. Sementara Syahmad, pedagang aneka gelang dan kalung mutiara, yang berada di sampingnya, dengan cekatan menutupi barang dagangannya dengan plastik. Hujan dadakan sore itu seakan memupus harapan mereka barang dagangan terjual kepada wisatawan di Pantai Mangsit, Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis (17/6/2021).

”Sepi...”. Demikian kata Syahmad seusai menutupi dagangannya dengan plastik. Sejak pagi belum ada dagangannya yang laku. Dagangan Syahrim juga sama, setali tiga uang. Kaus, pakaian, dan aneka kain belum juga ada yang laku. Kaus-kaus bertuliskan LOMBOK dan aneka kain bercorak batik juga hanya keluar masuk tas kain yang ditaruhnya di atas meja kayu. Keluar masuk tas karena hujan yang tiba-tiba datang dan sebentar kemudian reda.

Memang sore itu Pantai Mangsit sepi wisatawan. Di sepanjang 300 meter pantai, wisatawan bisa dihitung dengan jari di dua tangan. Sebelum hujan dadakan itu, tiga wisatawan berfoto di pantai. Lokasi mereka pun berjarak sekitar 100 meter dari dua pedagang suvenir itu. Begitu hujan turun, ketiga wisatawan kembali ke area hotel untuk berteduh.

Memuat data...
Memuat data...
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000