Bali diharapkan dan didukung agar mampu menjadi wilayah yang bersih dari narkotika. Komunitas lokal mulai dari warga banjar di Bali diajak bersama-sama memerangi ancaman narkotika dan menanggulangi bahaya narkotika.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Dengan kearifan lokal yang hidup dan bertumbuh di banjar adat dan desa adatnya, Bali diharapkan dan didukung agar mampu menjadi wilayah yang bersih dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Komunitas lokal mulai dari warga banjar di Bali diajak bersama-sama memerangi ancaman narkotika dan menanggulangi bahaya narkotika.
”Saya yakin dan percaya, Bali bisa bersinar. Bersih dari narkotika,” kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Petrus Reinhard Golose ketika berkunjung ke Kantor BNN Provinsi Bali di Kota Denpasar, Senin (21/6/2021). Golose, yang pernah menjabat Kepala Polda Bali, menyatakan, masyarakat di Bali memiliki tradisi dan kearifan lokal yang mengutamakan peran adat dalam kehidupannya.
Dalam kondisi keterpurukan akibat (pandemi) Covid-19, jangan lagi ditambah dengan permasalahan narkoba.
Kegiatan dan program yang dijalankan BNN, termasuk di Bali, juga ditujukan untuk menguatkan peran dan keterlibatan masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Dengan demikian, program BNN di Bali bisa berhasil ketika masyarakatnya mau berkoordinasi dengan BNN dalam mencegah dan menangani narkotika mulai dari hulu sampai hilir.
”Ini salah satu alasan kedatangan saya adalah untuk bersama-sama memberdayakan stakeholders yang berkaitan dengan penanggulangan narkotika,” kata Golose yang didampingi Kepala BNN Provinsi Bali I Gde Sugianyar Dwi Putra.
Komitmen
Peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika masih mengancam Bali. Meskipun sedang menghadapi pandemi Covid-19 dan dampak pandemi Covid-19, Bali masih tetap mengalami kasus penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
Pada Senin (14/6/2021) dini hari, BNN Provinsi Bali bersama BNN menggagalkan upaya pengiriman ganja dalam jumlah besar ke Bali. Sebanyak 22 paket ganja dengan berat seluruhnya melebihi 40 kilogram disita BNN dan dicegah beredar di Bali.
Golose menyatakan, BNN mengapresiasi kinerja BNN Provinsi Bali bersama jajaran dan seluruh pemangku kepentingan terkait pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Namun, dia juga menyatakan keprihatinannya karena masih banyak operasi penindakan terkait peredaran narkotika di Pulau Dewata itu.
Ketika mengisi siaran secara dalam jaringan (daring) dari BNN Provinsi Bali bersama Sugianyar, Senin, Golose menyebutkan komitmen BNN memerangi peredaran gelap narkotika, atau saat ini dikenalkan sebagai War on Drugs, dilatari pengalamannya selama bertugas sebagai Kepala Polda Bali.
Ketika menjabat Kepala Polda Bali, Golose menindak secara tegas tindakan kriminalitas berkaitan dengan narkoba dan premanisme dengan tagline ”Narkoba dan Premanisme, No Way”.
”Komitmen ini saya lanjutkan secara nasional dengan tagline, War on Drugs,” katanya.
Untuk itu, dia mengharapkan masyarakat Bali mampu menghindar dari ancaman bahaya narkotika demi menjaga Bali. Serangkaian memperingati Hari Antinarkotika Internasional 2021 pada 26 Juni mendatang, Golose mengajak masyarakat Bali, terutama kalangan generasi muda, agar menghindari paparan narkotika. Generasi muda Bali harus diselamatkan dari bahaya dan dampak buruk narkotika.
”Dalam kondisi keterpurukan akibat (pandemi) Covid-19, jangan lagi ditambah dengan permasalahan narkoba ini,” ujar Golose.