Diduga akibat Takziah, Muncul Kluster Covid-19 di Perkampungan Kota Malang
Kasus Covid-19 di Kota Malang terus melonjak, terutama akibat kerumunan. Saat ini kembali muncul kluster Covid-19 di permukiman padat penduduk yang diduga berasal dari aktivitas takziah.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Kota Malang terus melonjak, terutama akibat kerumunan. Saat ini muncul kluster takziah dengan belasan orang terpapar Covid-19 di perkampungan padat penduduk di Kota Malang, Jawa Timur.
Pada Senin (21/6/2021), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang menyemprotkan disinfektan ke lingkungan RW 1 Kelurahan Rampal Celaket, Kota Malang. Di RW tersebut diketahui 15 orang terpapar Covid-19. Mereka tersebar mulai dari RT 001 hingga RT 009.
”Hari ini kami menyemprotkan disinfektan ke RW 001 karena di sana ada 15 orang terkonfirmasi Covid-19. Mereka tersebar mulai dari RT 001 hingga RT 009,” kata korlap penyemprotan dan pemakaman Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang Cornellia Selvyana Ayoe.
Meski data resmi menyebut ada 15 warga terpapar Covid-19, Cornellia mengatakan, saat bertemu warga di lapangan, jumlah warga terkonfirmasi positif berkembang hingga puluhan orang. ”Ada yang menyebut jumlahnya 29 orang. Datanya memang beda-beda antara satu orang dan orang lain. Sebab, dalam satu rumah ada yang berjumlah 4-5 orang terkonfirmasi positif. Data resmi terkini masih terus dikumpulkan karena ketua RT dan RW-nya juga kena,” katanya.
Selain dilakukan penyemprotan, menurut Cornellia, warga setempat juga diminta melakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro di tingkat RT dan RW. PPKM mikro mulai berjalan Minggu (21/6/2021).
Data resmi terkini masih terus dikumpulkan karena ketua RT dan RW-nya juga kena.
Lurah Rampal Celaket Sabardi mengatakan, saat ini warga RW 001 melakukan PPKM mikro sehingga pergerakan warga akan dibatasi. ”Warga diminta menerapkan protokol kesehatan ketat dan di sana menerapkan PPKM mikro. Jalur keluar masuk di perkampungan itu dijaga untuk mencegah penyebarluasan kasus,” kata Sabardi.
Munculnya belasan kasus di RW 001, menurut Sabardi, diduga dimulai saat ada warga di sana meninggal. Kerabat dan tetangga sekitar rumah warga datang untuk menyampaikan belasungkawa.
Warga di perkampungan padat penduduk tersebut terpapar Covid-19 secara bertahap. Awalnya pada 3 Juni 2021, seorang warga meninggal dengan dugaan sakit jantung. Tidak lama kemudian sejumlah warga sakit dan dua di antaranya meninggal.
”Setelah mulai ada yang sakit, dilakukan tes swab. Hasilnya didapati bahwa ada sejumlah orang positif Covid-19,” kata Sabardi. Jumlah warga terpapar Covid-19 di sana 2-4 orang di setiap RT.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Malang pada Senin (21/6/2021), jumlah total kasus Covid-19 di Kota Malang 6.906 kasus. Dari jumlah tersebut sebanyak 94 kasus merupakan kasus aktif.
Adapun dari total jumlah kasus, sebanyak 652 orang meninggal dan 6.160 orang sembuh. Tingkat kematian akibat Covid-19 di Kota Malang 9,4 persen dan tingkat kesembuhannya 89 persen. Tingkat kematian itu terus naik dari awal Juni 2021 yang sebesar 9,1 persen. Sementara tingkat kesembuhan menurun jika dibandingkan sebelumnya, yaitu 90 persen.
Semakin bertambahnya kasus, menyebabkan rumah sakit darurat Covid-19 di Kota Malang, yaitu RS Lapangan Ijen Boulevard, dibanjiri pasien. Dari kapasitas 307 tempat tidut, saat ini tingkat keterisiannya 74,5 persen.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan bahwa hingga saat ini yang bisa dilakukan untuk mengendalikan kasus Covid-19 adalah dengan PPKM mikro. ”PPKM mikro ini cukup efektif karena skema inilah yang bisa mengetahui keluar masuknya orang ke wilayah masing-masing. Ini juga pola yang bisa diberlakukan tanpa harus mengganggu kegiatan lainnya,” katanya.