Bupati Majalengka Positif Covid-19, Pemerintahan Diklaim Tidak Terganggu
Pemerintah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menjamin roda pemerintahan tidak terganggu meskipun Bupati Majalengka Karna Sobahi terpapar Covid-19. Koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dilakukan secara daring.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
MAJALENGKA, KOMPAS — Kasus kepala daerah yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Jawa Barat bagian timur terus bertambah. Kali ini, Bupati Majalengka Karna Sobahi terpapar virus korona baru. Meski demikian, roda pemerintahan dijamin tidak terganggu.
”Ya, hasil tes swab (usap) Pak Bupati dan Ibu (Dedeh Nurhayati) yang keluar (Minggu) pukul 24.00 positif Covid-19. Kondisinya tanpa gejala dan sedang isolasi mandiri di rumah,” ujar Sekretaris Daerah Majalengka Eman Suherman, Senin (21/6/2021).
Hingga kini belum diketahui sumber penularan virus korona baru yang melanda bupati berusia 67 tahun tersebut. Karna juga telah mendapatkan vaksin Covid-19. Menurut Eman, sepekan terakhir, Bupati tidak pernah melakukan perjalanan dinas luar kota.
”Beliau di Majalengka saja. Tetapi, kan, intensitas kegiatannya tinggi. Kasus Covid-19 di sini juga tinggi. Ada kluster keluarga sampai 75 persen, perkantoran, dan lainnya,” kata Eman yang kini harus menjalani isolasi mandiri karena sempat kontak dengan Karna.
Meskipun bupati dua periode tersebut menjalani isolasi, Eman menjamin, roda pemerintahan tetap berjalan. Koordinasi dengan satuan perangkat kerja daerah (SKPD), misalnya, berlangsung secara daring.
Setiap SKPD juga menerapkan sistem 50 persen pegawai kerja dari rumah (work from home) dan selebihnya bekerja di kantor. ”Pemerintahan jalan terus. Pelayanan publik jangan terhenti,” ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Harizal Ferdiansyah mengatakan, penelusuran kontak erat Bupati terus dilakukan. Namun, ia belum menerima laporan perkembangan pelacakan kontak. ”Saya juga sedang karantina mandiri karena agak sakit,” katanya.
Pemerintahan jalan terus. Pelayanan publik jangan terhenti.
Pihaknya mengingatkan masyarakat agar menjalankan protokol kesehatan (prokes), seperti menjaga jarak, mengenakan masker, dan membatasi mobilitas. Apalagi, kasus Covid-19 di daerah berpenduduk 1,2 juta jiwa itu hingga akhir pekan lalu mencapai total 4.522 orang.
Sebanyak 321 orang meninggal dunia, 818 diisolasi, dan 3.383 dinyatakan sembuh. Tingkat kematian akibat Covid-19 di Majalengka mencapai 7,1 persen atau jauh di atas persentase kematian secara nasional, yakni 2,7 persen.
Terus terjadi
Terpaparnya Karna menambah daftar kepala daerah yang pernah terkonfirmasi positif Covid-19 di Jabar bagian timur. Sebelumnya, Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis dan Bupati Cirebon Imron Rosyadi juga terinfeksi virus tak kasatmata tersebut.
Windyah Lestari, sukarelawan LaporCovid-19, menilai, berulangnya kasus pejabat terkonfirmasi positif Covid-19 menunjukkan, siapa pun kini sangat riskan terpapar. ”Pejabat ini, kan, punya fasilitas untuk menerapkan prokes, sudah divaksin, dan mudah menjangkau layanan kesehatan. Ini berbeda dengan masyarakat,” ungkapnya.
Di sisi lain, pengawasan prokes terhadap pejabat tidak seketat untuk masyarakat. ”Kami mendapatkan beberapa laporan ada pejabat melanggar prokes. Padahal, mereka seharusnya lebih waspada dan punya kewajiban menaati prokes. Sayangnya, di lapangan tidak ada yang berani menindak mereka,” ujarnya.