Terancam Kolaps, Nakes dan Tempat Rawat Covid-19 di DIY Ditambah
Fasilitas layanan kesehatan bisa kolaps jika kondisi ini terus dibiarkan. Bahkan, sejumlah tenaga kesehatan di DIY yang selama ini merawat pasien Covid-19 sudah terpapar penyakit tersebut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menambah kapasitas tempat tidur rumah sakit dan tenaga kesehatan perawatan pasien Covid-19. Langkah ini merespons tingginya angka keterisian rumah sakit akibat lonjakan penambahan kasus Covid-19 belakangan ini.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan, saat ini, tempat tidur untuk merawat pasien Covid-19, baik ruang isolasi maupun ruang rawat intensif, telah ditambah menjadi 1.224 unit. Semula, tempat tidur yang dialokasikan dari sejumlah rumah sakit rujukan hanya 941 unit.
”Kami menambah bed (tempat tidur) di rumah sakit rujukan Covid-19. Itu jumlahnya sekarang sudah 1.224 bed. Khususnya di RSUP Dr Sardjito dan RSPAU Harjolukito,” kata Sultan setelah rapat koordinasi penanganan Covid-19, di Kompleks Kantor Gubernur DIY, Yogyakarta, Minggu (20/6/2021).
Penambahan kapasitas tempat tidur sangat penting mengingat angka penambahan kasus di DIY selalu melampaui 500 kasus per hari dalam tiga hari terakhir. Lebih-lebih, angka keterisian tempat tidur isolasi dan ruang rawat intensif sempat mencapai 73,3 persen. Dengan penambahan tersebut, angka keterisian turun menjadi sekitar 65 persen, per Sabtu (19/6/2021) petang.
Peningkatan kapasitas tempat tidur juga disertai penambahan jumlah tenaga kesehatan. Mereka berasal dari setiap rumah sakit rujukan Covid-19. Sebelumnya, mereka merupakan tenaga kesehatan yang melayani pasien reguler. Namun, dalam kondisi darurat ini dialihkan untuk ikut merawat pasien Covid-19.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie mengungkapkan, penambahan tempat tidur untuk perawatan pasien Covid-19 krusial. Namun, langkah itu saja tidak cukup. Ditambah sebanyak apa pun, jika penularan masih terus tinggi, ruang rawat akan selalu kurang.
Selain itu, menurut Pembajun, fasilitas layanan kesehatan bisa kolaps jika kondisi ini terus dibiarkan. Bahkan, ia memperoleh laporan bahwa sejumlah tenaga kesehatan yang selama ini merawat pasien Covid-19 sudah terpapar Covid-19. Tingginya angka penambahan kasus membuat tenaga kesehatan mulai kewalahan dan kelelahan.
”Kita kewalahan. Kita semua lelah. Kita semua capek. Tenaga kesehatan kami pertahanannya turun. Sekarang sudah mulai beberapa puskesmas dan fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan) swasta, tenaga kesehatannya mulai terpapar,” kata Pembajun.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DIY, terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 665 kasus, Minggu sore. Secara kumulatif, total kasus positif berjumlah 52.641 kasus. Jumlah kasus terbanyak terdapat di Kabupaten Bantul dengan 249 kasus. Disusul Kabupaten Sleman dengan 234 kasus.
Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan, melihat angka penambahan kasus harian yang masih tinggi, diharapkan masyarakat terus menerapkan protokol kesehatan. Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro di tingkat desa dan kelurahan harus lebih diperketat. Kesadaran menerapkan protokol kesehatan ketat pun hendaknya tumbuh dari diri setiap warga.
”Masyarakat harus jadi subyeknya. Saya minta kepada masyarakat juga untuk saling mengingatkan satu sama lain akan protokol kesehatan. Ini supaya angka penularan kita menurun,” kata Kadarmanta.
Selanjutnya, Kadarmanta mengakui, PPKM mikro yang diterapkan selama ini masih kurang optimal. Buktinya, angka penularan kasus harian masih tinggi. Pihaknya mendorong jajaran pemerintah di tingkat kabupaten hingga desa dan kelurahan agar semakin konsisten menerapkan kebijakan tersebut.