Bupati Tuban Diminta Kendalikan Covid-19 Saat Laju Investasi Berjalan Pesat
Salah satu pekerjaan rumah bagi Bupati dan Wakil Bupati Tuban yang baru resmi dilantik, mengendalikan sebaran Covid-19 di tengah pesatnya laju industrialisasi yang jadi tulang punggung ekonomi di ”Bumi Ronggolawe” itu.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Aditya Halindra Faridzky dan Riyadi resmi dilantik Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjabat Bupati dan Wakil Bupati Tuban 2021-2024, Minggu (20/6/2021). Aditya-Riyadi dituntut mengendalikan penularan Covid-19 saat laju industrialisasi yang menjadi tulang punggung ekonomi Tuban tengah tumbuh pesat.
Dalam prosesi pelantikan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Aditya hadir tanpa Riyadi. Alasannya, Riyadi tengah menjalani isolasi mandiri setelah terkonfirmasi Covid-19. Pelantikan pasangan kepala daerah di ”Bumi Ronggolawe” ini yang terakhir untuk 19 daerah peserta pilkada serentak 2020 di Jatim.
Saat dilantik, Aditya ditemani ibunya, Haeny Relawati Rini Widyastuti. Haeny kini menjabat anggota DPR RI. Dia sebelumnya adalah Bupati Tuban dua periode, 2001-2006 dan 2006-2011. Aditya yang belum memiliki pendamping hidup akan menjabat Ketua PKK Tuban.
Pelantikan ini juga dihadiri banyak pejabat negara dan tokoh nasional, seperti Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali dan Mantan Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung. Selain itu, hadir juga sejumlah petinggi Partai Demokrat.
Dalam sambutannya, Khofifah mengatakan, proses pelantikan ini berlangsung di tengah pandemi Covid-19. Oleh karena itu, dia ingin Bupati dan Wakil Bupati Tuban melaksanakan pesan Presiden Joko Widodo mempercepat vaksinasi Covid-19. Dia juga meminta penerapan pembatasan kegiatan masyarakat dilakukan untuk menekan sebaran penyakit.
Vaksinasi dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diharapkan menjadi ujung tombak pengendalian pandemi Covid-19 yang berjalan beriringan. Dua hal tersebut juga harus diikuti penerapan protokol kesehatan.
”Pesan Presiden Jokowi, gas dan rem. Artinya, sedapat mungkin ekonomi digas dan sedapat mungkin penyebaran Covid-19 direm,” kata Khofifah.
Pesan tersebut dinilai relevan karena industrialisasi di Tuban mengalami kemajuan pesat belakangan ini. Penanaman modal asing (PMA) banyak bermunculan. PT Pertamina Rosneft, misalnya, adalah perusahaan pengolahan dan petrokimia yang telah merealisasikan investasinya Rp 4,9 triliun pada 2020.
Tuban berada diperingkat kelima daerah dengan realisasi investasi tertinggi di Jatim tahun lalu. Total investasi di daerah yang berbatasan dengan Provinsi Jateng ini mencapai Rp 6,1 triliun. Sebanyak Rp 5,7 triliun di antaranya merupakan investasi PMA menjadi yang tertinggi di Jatim.
Untuk mendukung pesatnya perkembangan industrialisasi di Tuban, Pemerintah Provinsi Jatim mengembangkan infrastruktur, salah satunya kereta komuter. Bekerja sama dengan PT KAI, direncanakan dibangun koneksi komuter dengan Kabupaten Lamongan, Gresik, dan Kabupaten Bojonegoro.
”Proses pembangunan sarana transportasi ini sudah dalam persetujuan. Tinggal titik-titik stasiun yang sebelumnya kurang maksimal akan dilakukan refungsionalisasi kembali. Hal itu untuk memperlancar konektivitas masyarakat,” ucap Khofifah.
Harapannya, menurut dia, pekerja dari Bojonegoro, Lamongan, dan Gresik tidak harus tinggal di Tuban apabila KA Komuter ini sudah beroperasi. Hal ini akan mengurangi risiko dampak sosial yang berpotensi terjadi apabila semua pekerja terkonsentrasi di Tuban.
Selain itu, mantan Menteri Sosial ini juga berpesan agar Aditya-Riyadi menjaga hubungan yang harmonis antarumat beragama. Hubungan yang harmonis itu bahkan merupakan warisan dari Sunan Bonang, salah satu penyebar agama Islam di sana.
Di sekitar Alun-alun Tuban terdapat bangunan masjid, gereja, bangunan tempat umat Konghucu, serta penganut aliran kepercayaan. Hubungan yang harmonis antarumat beragama ini harus dikawal dan dijaga bersama. Toleransi dan moderasi menjadi kebutuhan untuk menjaga soliditas masyarakat Jatim.
”Ini ’Bumi Mojopahit’, bumi yang melahirkan konsep Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, kebinekaan dan keragaman dibangun serta dirangkai dengan cara bersinergi,” ujar Khofifah.
Aditya mengatakan, pihaknya akan langsung bekerja membangun Tuban. Pekerjaannya diawali dengan koordinasi bersama seluruh organisasi perangkat daerah. Direncanakan, pekan kedua, dia mulai turun ke masyarakat untuk melihat persoalan di lapangan.
”Terkait penanganan pandemi Covid-19, akan dilakukan tracing, testing, dan treatment secara agresif di masyarakat. Anggaran untuk kegiatan tersebut sudah dialokasikan di APBD 2021 dan disiapkan juga di APBD 2022,” ujar Aditya.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, jumlah kasus terkonfirmasi positif secara kumulatif di Tuban per Sabtu (19/6/2021) sebanyak 3.935 orang. Penambahan kasus terus terjadi. Pada Minggu, tercatat ada 15 kasus baru.
Dari total kasus Covid-19 sebanyak 3.935 orang, 3.417 orang dinyatakan sembuh dan 430 orang meninggal. Sementara itu, kasus aktif sebanyak 88 orang yang dirawat di rumah sakit rujukan ataupun menjalani isolasi mandiri.