Pada 18 Juni, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Batam mengumumkan penambahan pasien positif 189 orang. Jumlah itu merupakan rekor ketiga tambahan pasien positif tertinggi di Batam.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Keterisian ruang isolasi dan ruang perawatan intensif atau ICU untuk pasien Covid-19 di Batam, Kepulauan Riau, mendekati 70 persen. Pemerintah diminta waspada mengantisipasi meningkatnya jumlah pasien mengingat rasio positif di kota itu sudah lebih dari 46 persen.
Hingga 18 Juni, keterisian ruang isolasi pasien Covid-19 di Batam 66,38 persen dari total 464 tempat tidur yang tersedia. Adapun keterisian ruang ICU di 14 rumah sakit di Batam 69,23 persen dari total 39 tempat tidur yang tersedia.
Kepala Dinas Kesehatan Batam Didi Kusmarjadi, Sabtu (19/6/2021), mengatakan, pihaknya belum berencana menambah jumlah ruang isolasi dan ruang ICU untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19. Menurut dia, tingkat keterisian ruang perawatan di Batam masih dalam level aman.
Lonjakan tertinggi pasien Covid-19 di Batam terjadi pada dua minggu pertama bulan Juni atau tiga minggu setelah Lebaran. Pada periode tersebut, Batam mengalami lonjakan kasus positif mingguan hingga 257 persen. Saat itu keterisian ruang perawatan pasien mendekati 75 persen.
Meskipun ada penurunan di tingkat keterisian ruang perawatan, temuan kasus positif di Batam masih terus melejit. Pada 18 Juni, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Batam mengumumkan penambahan pasien positif 189 orang. Jumlah itu merupakan rekor ketiga tambahan pasien positif tertinggi di Batam.
Kepala Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Batam Budi Santosamengatakan, jumlah sampel yang masuk ke laboratorium per hari masih sama, yakni 300-600 sampel per hari. ”Mayoritas sampel itu dikirim dari RS di wilayah Batam,” katanya.
Pada periode 11-17 Juni, total sampel yang masuk ke laboratorium BTKLPP sebanyak 2.683 sampel. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.235 atau sekitar 46 persen terdeteksi positif Covid-19.
Menanggapi hal itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kepri Rusdani mengatakan, pemerintah perlu segera melakukan terobosan untuk mengendalikan penularan Covid-19 di Batam. Ia khawatir, penularan Covid-19 yang tinggi akan memicu membeludaknya jumlah pasien seperti di Pulau Jawa.
”Sebagian (tenaga kesehatan) di Kepri tentu juga sudah merasa kewalahan. Namun, untuk saat ini hal itu masih dapat diatasi,” ucapnya.
Vaksinasi dan karantina
Lonjakan kasus tinggi di Batam yang terjadi sejak awal Juni memicu Satgas Penanganan Covid-19 untuk menggelar vaksinasi warga. Hingga 17 Juni, sebanyak 199.355 warga Batam sudah divaksinasi. Pada akhir Juni, pemerintah menargetkan 392.502 warga harus divaksinasi.
Wakil Gubernur Kepri Marlin Agustina mengapresiasi capaian percepatan vaksinasi warga di Batam itu. Namun, ia juga meminta agar pemerintah kota tetap memastikan disiplin warga menjalankan protokol kesehatan.
Sejak mengalami lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan pada awal Juni, Satgas Penanganan Covid-19 Kepri meminta seluruh kabupaten/kota menyiapkan lokasi karantina terpadu. Karantina secara terpusat dinilai lebih efektif mengatasi penularan daripada karantina mandiri di rumah.
Di Batam, kini terdapat tiga lokasi karantina terpadu dengan kapasitas tampung 2.024 orang yang baru terisi 449 orang. Apabila nantinya tiga lokasi itu penuh, Satgas Covid-19 Batam akan menyiapkan lokasi karantina terpadu tambahan di Gelanggang Olahraga Temenggung Abdul Jamal.