Kasus Covid-19 Naik, RS Lapangan Ijen Boulevard Kebanjiran Pasien
Secara perlahan, kasus Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, kembali merangkak naik. Tingkat kematian meningkat dan tingkat kesembuhan menurun. Operasi penertiban penerapan protokol kesehatan kembali digencarkan.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Kota Malang, Jawa Timur, kembali merangkak naik dengan kapasitas RS Lapangan Ijen Boulevard melejit hingga 70 persen. Tingkat kematian meningkat, sedangkan tingkat kesembuhan menurun. Pemkot Malang merespons dengan menggerakkan RT dan RW lebih aktif memantau warga, lalu operasi penertiban penerapan protokol kesehatan kembali digencarkan.
Per Sabtu (19/6/2021), jumlah kasus Covid-19 di Kota Malang menyentuh angka 6.886 kasus dengan kasus aktif 82. Adapun jumlah kematian 650 kasus (9,4 persen) dan kesembuhan 6.154 kasus (89 persen). Dalam sehari muncul 6-10 tambahan baru terkonfirmasi Covid-19.
”Kondisi RS Lapangn Ijen Boulevard mulai minggu kemarin jumlah pasien meningkat. Saat ini tingkat keterisian 70 persen, padahal tingkat keterisian minggu lalu masih 30 persen,” kata Direktur RS Lapangan Idjen Boulevard Heri Sutanto, Sabtu.
Kapasitas RS Ijen Boulevard adalah 308 kamar dan menjadi salah satu ruang perawatan pasien Covid-19 kategori ringan hingga sedang di Malang. Heri berharap, masyarakat terus waspada dan berhati-hati agar kasus tidak terus bertambah.
Dengan data di atas, tingkat kesembuhan di Kota Malang rupanya terus menurun. Pada 1 Juni 2021, tingkat kesembuhannya masih 90 persen, sedangkan tingkat kematian justru bertambah dari 9,1 persen (awal Juni 2021) menjadi 9,4 persen pada saat ini.
”Memang secara perlahan kasus Covid-19 bertambah di Kota Malang. Namun hingga saat ini, belum ada varian Covid-19 baru masuk ke Malang. Saya sudah memeriksa dan berkoordinasi dengan laboratorium di Provinsi Jawa Timur secara rutin terkait hal ini,” kata Wali Kota Malang Sutiaji, Sabtu (19/6/2021).
Sutiaji berharap, peran RT/RW bisa diandalkan dalam mendeteksi kasus di wilayahnya dengan cepat. Dengan begitu, pelacakan dan pengujian bisa dilakukan dengan cepat guna mencegah penyebarluasan kasus.
”Peran RT/RW untuk membantu tracing dan testing sangat diharapkan. Jika ada kasus, RT/RW diharapkan melakukan pelacakan dengan cepat sehingga bisa dilakukan tindakan antisipasi jika dibutuhkan,” kata Sutiaji.
Pengawasan ketat di Kota Malang sangat dibutuhkan, mengingat kota itu adalah salah satu kota tujuan wisata dan pendidikan. Banyak orang dari daerah-daerah akan berkunjung ke Kota Malang.
Penertiban
Selain pengawasan di tingkat RT/RW, Pemkot Malang kembali menertibkan penggunaan protokol kesehatan, terutama di tempat-tempat umum. Salah satu lokasi sasaran adalah di Alun-alun Kota Malang.
Sejak seminggu lalu, petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang kembali menertibkan masyarakat di sekitar kawasan alun-alun. Alun-alun yang masih tertutup untuk umum tersebut selalu dijaga.
”Alun-alun Malang ini menjadi salah satu target personel Satpol PP melakukan penertiban prokol kesehatan seperti jangan bergerombol dan tetap bermasker. Hal ini karena lokasi tersebut selalu menjadi tujuan wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang,” tutur pelaksana tugas Kepala Satpol PP Kota Malang Heru Mulyono.
Heru mengatakan, selama ini, rata-rata petugas satpol PP menemukan warga masih berkerumun dan tidak mengenakan masker. Biasanya, satpol PP akan meminta mereka untuk mengenakan masker dan meminta mereka segera pulang karena hingga saat ini Alun-alun Kota Malang masih tertutup untuk kunjungan.
”Sesuai Peraturan Wali Kota Malang Nomor 30 Tahun 2020 tentang penerapan disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19, maka selama pandemi ini, seluruh taman di Kota Malang ditutup. Warga juga diminta menerapkan protokol kesehatan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” kata Heru.