Ruang Isolasi di Pekalongan Penuh, Belasan Pasien Dirawat di IGD
Belasan pasien Covid-19 terpaksa dirawat di instalasi gawat darurat RSUD Bendan, Kota Pekalongan, Jateng, lantaran seluruh tempat tidur bagi pasien Covid-19 telah terisi. Penambahan tempat tidur diperlukan segera.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Belasan pasien Covid-19 yang memerlukan perawatan mengantre di ruang instalasi gawat darurat Rumah Sakit Umum Daerah Bendan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (18/6/2021). Seluruh tempat tidur khusus pasien Covid-19 sudah penuh sehingga mereka terpaksa dirawat di instalasi gawat darurat.
Belasan pasien yang mengantre terdiri dari 15 orang positif Covid-19 dan 3 orang suspek. Oleh karena tempat tidur penuh, mereka dirawat di ruang IGD yang dikhususkan bagi pasien Covid-19 sembari menunggu tempat tidur tersedia.
Direktur RSUD Bendan Junaedi Wibawa menuturkan, pihaknya memiliki 26 tempat tidur yang disiapkan untuk merawat pasien Covid-19. Seluruh tempat tidur itu telah terisi penuh pada Jumat ini meski pasien terus berdatangan.
”Kami berencana menambah jumlah tempat tidur pasien Covid-19 sebanyak 10-15 unit. Rencana ini sudah kami koordinasikan dengan Dinas Kesehatan Kota Pekalongan karena ada anggaran yang perlu disiapkan,” kata Junaedi saat dihubungi Jumat malam.
Menurut dia, pihaknya belum memerlukan tambahan tenaga kesehatan meski sudah ada rencana menambah jumlah tempat tidur pasien. Jumlah tenaga kesehatan yang tersedia masih mampu menangani seluruh pasien, baik pasien Covid-19 maupun berpenyakit lain.
Tak hanya rumah sakit, tempat tidur untuk penderita Covid-19 di tempat isolasi terpusat Gedung Pendidikan dan Pelatihan milik Pemerintah Kota Pekalongan juga hampir penuh. Dari 104 tempat tidur, hanya dua tempat tidur yang belum terisi.
Pada Kamis (17/6/2021), tempat isolasi terpusat kedatangan 48 pasien baru. Mereka adalah para santri dari Pondok Pesantren Syafi\'i Akrom, Pekalongan, yang diketahui positif Covid-19 setelah dites usap massal oleh satuan tugas penanganan Covid-19 setempat.
”Pada Senin (14/6/2021) malam, ada kegiatan perpisahan di pesantren tersebut. Kegiatan itu tidak berizin dan tidak menerapkan protokol kesehatan. Sebagai langkah antisipasi, satgas Covid-19 melakukan tes antigen acak kepada sekitar 100 santri yang hasilnya menunjukkan sebanyak 31 santri positif,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto.
Setelah mendapati 31 santri positif, dinas kesehatan setempat kembali mengadakan tes antigen kepada sekitar 500 santri lain yang juga ikut dalam kegiatan, Senin malam. Dari tes pada Selasa (15/6/2021), petugas mendapati 17 santri lain juga positif. Seluruhnya kemudian dites reaksi berantai polimerase (PCR) dan hasilnya positif Covid-19.
”Sebanyak 48 santri yang dinyatakan positif tersebut kami pindahkan ke tempat isolasi terpusat untuk mencegah perluasan penularan. Sebab, di pondok pesantren itu tidak ada ruangan yang memadai untuk memisahkan santri yang positif dan negatif,” imbuh Slamet.
Hampir merah
Secara terpisah, Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid mengimbau warganya untuk meningkatkan kewaspadaan dengan cara menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam setiap aktivitas. Pasalnya, hingga Jumat malam, Kota Pekalongan masih berstatus zona oranye penularan Covid-19. Namun, kondisinya semakin mengkhawatirkan dan bukan tak mungkin statusnya segera berubah menjadi zona merah.
”Status kita saat ini masih dalam zona oranye, tetapi sedikit lagi masuk zona merah. Hal ini tentu tidak kita harapkan. Karena itu,, saya mohon kepada masyarakat untuk menjaga betul supaya Kota Pekalongan tidak menjadi zona merah,” tutur Afzan.
Afzan menuturkan, pihaknya akan menggencarkan operasi penegakan protokol kesehatan dibarengi dengan tes antigen acak di sejumlah titik. Selain itu, dinas kesehatan setempat juga akan mengintensifkan pelacakan dan pengetesan terhadap kontak erat pasien positif sebagai upaya melokalisasi penularan.
Hingga Jumat malam, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Pekalongan sebanyak 2.682 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 24 orang dirawat dan 153 orang menjalani isolasi mandiri.