Kalbar Vaksinasi Penduduk Usia 18 Tahun ke Atas Mulai hari Minggu Pekan Ini
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat membuka memvaksin untuk warga usia 18 tahun ke atas. Hal itu dilakukan sebagai upaya menggenjot angka vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunal.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus menggenjot cakupan vaksinasi melalui vaksinasi massal. Vaksinasi akan menyasar warga usia 18 tahun ke atas sembari memvaksin sasaran lainnya yang sedang berlangsung, misalnya usia 40 tahun ke atas.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalbar Harisson, seusai mengikuti rapat evaluasi Satgas Covid-19 perbatasan dan evaluasi pemberlakuan pembatasan aktivitas masyarakat berbasis mikro, Jumat (18/6/2021), menuturkan, saat awal vaksinasi, vaksin masih terbatas. Maka vaksinasi awalnya menggunakan prioritas berdasarkan risiko.
Risiko paling tinggi tertular Covid-19 adalah tenaga kesehatan (nakes), maka yang divaksin pertama adalah nakes. Setelah itu, risiko tinggi lainnya lansia usia 60 tahun ke atas. Warga berisiko tinggi tertular Covid-19 berikutnya pelayan publik.
Setelah itu, stok vaksin mulai banyak. Oleh karena itu, sasaran vaksinasi selanjutnya warga yang berisiko terkena Covid-19 usia 40 tahun ke atas. Namun, apabila sasaran warga 40 tahun ke atas sudah sedikit, akan diperluas kepada warga berusia mulai dari 18 tahun ke atas.
”Mulai hari Minggu (20/6/2021), vaksinasi akan dilaksanakan di salah satu pusat perbelanjaan untuk warga usia 18 tahun ke atas,” ujar Harisson.
Meskipun demikian, akan tetap ada sentra-sentra pelayanan vaksinasi lansia dan warga usia 40 tahun ke atas. Tingkat kematian Kalbar 65 persen kelompok usia 50 tahun ke atas. Vaksinasi memang tidak menjamin seseorang tidak tertular Covid-19, tetapi orang yang sudah divaksin jika terkena Covid-19 dampaknya tidak separah dibandingkan tidak divaksin.
Pasien-pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit sebagian besar belum divaksin. Mereka dalam kondisi sakit parah ketika dibawa ke rumah sakit sehingga tingkat hunian tempat tidur rumah sakit (BOR) Kalbar tinggi.
Kabupaten/kota juga lemah dalam pelacakan dan tes. Jika tes dan pelacakan cepat dilakukan, akan diketahui siapa yang tertular Covid-19 sehingga cepat pula ditangani. Namun, yang terjadi seseorang yang terkena Covid-19 tidak terdeteksi sehingga ketika dibawa ke rumah sakit kondisinya sudah berat sehingga menjadi vatal.
”Dengan vaksinasi massal yang dilakukan sekarang, ditargetkan 70-80 persen dari total populasi penduduk usia 18 tahun ke atas di Kalbar divaksin tahun ini,” kata Harisson.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menuturkan, vaksinasi dilakukan sebanyak-banyaknya. Jangan sampai petugas vaksin nganggur karena menunggu vaksinasi lansia, sementara lansia tidak mau divaksin. Sutarmidji juga meminta karyawan hotel, karyawan pusat perbelanjaan, dan karyawan warung kopi divaksin semuanya.
Mulai hari Minggu (20/6/2021) vaksinasi akan dilaksanakan di salah satu pusat perbelanjaan untuk warga usia 18 tahun ke atas.
”Bupati/wali kota juga harus tegas. Jangan ragu. Lakukan apa yang harus dilakukan. Ketegasan pemerintah kabupaten/kota ke depan adalah masyarakat yang harus divaksin hendaknya dibawa ke fasilitas vaksinasi. Masyarakat yang tidak menggunakan masker diberi sanksi. Jika ada masyarakat berkerumun, bubarkan,” kata Sutarmidji.
Sutarmidji mengemukakan hal tersebut karena diduga ada kepala daerah yang takut. ”Memimpin rapat saja ada yang takut. Mungkin khawatir masyarakat tidak menyukai kebijakan sehingga takut tidak terpilih lagi. Padahal yang paham tentang penanganan Covid-19 adalah pemerintah. Ketegasan di kabupaten/kota selama ini masih lemah,” ujarnya.
Kalbar sejauh ini telah berupaya mengendalikan kasus, sebagai contoh dengan syarat hasil tes usap (swab PCR) negatif untuk masuk ke Kalbar melalui bandara dan di perbatasan juga telah dijaga ketat oleh Satgas Pengendalian Covid-19 Perbatasan. Namun, kasus konfirmasi masih ada karena penumpang di pelabuhan masuk menggunakan tes antigen.
”Sekarang kami sedang mempertimbangkan kemungkinan penumpang kapal menggunakan tes usap (swab PCR) untuk masuk ke Kalbar,” ujarnya lagi.
Panglima Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura Mayor Jenderal Muhammad Nur Rahmad menambahkan, posko Covid-19 di desa-desa sudah terbentuk 100 persen. Posko di desa dan RT diharapkan bisa mempercepat upaya menyadarkan masyarakat menaati protokol kesehatan. Untuk melawan Covid-19, harus disiplin.
Kegiatan pengawalan para pelintas batas, termasuk pekerja migran Indonesia (PMI) di perbatasan Indonesia-Malaysia, hingga kini tidak terdapat kendala. Untuk yang melintas di jalan tikus sistemnya sudah diatur. Apabila ditemukan ada pelintas, mereka menjalani tes usap (swab PCR) kemudian diserahkan ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN).
Terkait perkembangan kasus di Kalbar, berdasarkan data Dinkes Provinsi Kalbar per 18 Juni secara kumulatif kasus konfirmasi 12.851 orang. Sebanyak 11.831 orang di antaranya sembuh, 127 orang meninggal dunia, dan kasus aktif 893 orang.