Hasil Gotong Royong, Kasus Harian Covid-19 di Kudus Mulai Menurun
Kendati masih di level tinggi dan menjadi daerah dengan kasus aktif tertinggi di Jateng, penambahan kasus cenderung stabil di bawah 200 kasus per hari. Sebelumnya, kasus harian sempat mencapai lebih dari 300 kasus.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KUDUS, KOMPAS — Penambahan kasus harian Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai menurun. Setelah penambahan kasus sempat mencapai lebih dari 300 kejadian per hari, kini cenderung stabil di bawah 200 kasus per hari. Penurunan itu dinilai sebagai hasil gotong royong seluruh pihak.
Menurut data Pemkab Kudus, yang dimutakhirkan Kamis (17/6/2021) pukul 12.00, terdapat 11.397 kasus positif kumulatif dengan rincian 1.967 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 8.488 orang sembuh, dan 942 orang meninggal. Ada penambahan 151 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Kendati masih pada level tinggi dan masih menjadi daerah dengan kasus aktif tertinggi di Jateng, penambahan kasus cenderung stabil di bawah 200 kasus per hari, selama beberapa hari terakhir. Sebelumnya, kasus harian sempat mencapai lebih dari 300 kasus. Bahkan, pada 10 Juni, tercatat penambahan 479 kasus dalam sehari. Jumlah itu lalu menurun dan stabil pada 100-200 kasus sehari.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di sela-sela peninjauan vaksinasi terhadap 1.300 karyawan tekstil di Kudus, Kamis, mengatakan, setelah ledakan kasus, seluruh pihak bergotong royong membantu penanganan kasus di kabupaten itu.
Turut hadir bersama Ganjar dalam peninjauan, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Kepala BNPB Ganip Warsito.
Setelah ledakan kasus, seluruh pihak bergotong royong membantu penanganan kasus di kabupaten itu. (Ganjar Pranowo)
"Setelah ditekan luar biasa karena situasi yang dahsyat, akhirnya yang ada di Kudus serta yang peduli, melakukan improvisasi, sehingga ada perbaikan seluruh sistem. Rasa-rasanya setiap hari mulai turun dan tertangani, meskipun masih ada pada level tinggi," kata Ganjar.
Ia menambahkan, apa yang terjadi di Kudus menjadi pengalaman berharga bagi daerah itu, termasuk pemkab dan para pemangku kepentingan. Pasalnya, tak banyak daerah, dalam lingkup kabupaten, yang mengalami situasi lonjakan kasus sebesar itu. Poin utamanya, menurut Ganjar, dalam menyelesaikan persoalan yang besar, tidak bisa hanya dilakukan pemerintah kabupaten setempat, tetapi juga mesti dibantu daerah lain, termasuk instansi-instansi vertikal, seperti TNI-Polri.
Ganjar menuturkan, rombongan Kapolri, Panglima TNI, Menkes, dan BNPB sempat meninjau salah satu posko pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kecamatan Bae, Kudus. Rombongan tampak terkesan dengan kinerja di posko tersebut karena semua pergerakan dan perkembangan kasus tercatat dengan baik.
”Bahkan, menurut rencana, sistem itu mau di-share ke Bangkalan (Madura), seperti bagaimana cara menangani, mencatat, dan apa yang harus dilakukan, karena besok (Jumat) Pak Panglima (TNI) akan ke sana. Saya kira berbagi pengalaman baik antardaerah ialah hal bagus karena kami juga belajar dari tempat-tempat lain di Indonesia,” ucapnya.
Adapun Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo sempat berdialog dengan Babinkamtibmas wilayah setempat, yakni Ajun Inspektur Satu Basirun dan Babinsa Sersan Dua Dahlan, serta dokter puskesmas.
Kapolri mengapresiasi dan memberi penghargaan berupa Sekolah Alih Golongan (SAG) bagi Aiptu Basirun. ”Karena PPKM Mikro di Desa Bae bisa dijadikan sebagai model PPKM Mikro di 61 Desa yang berada di Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus,” kata Listyo, dalam keterangannya.
Menurut data laman corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Kamis (17/6/2021) pukul 12.00, terdapat 225.556 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng, dengan rincian 15.863 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 195.276 orang sembuh, dan 14.417 orang meninggal. Ada penambahan 1.809 kasus positif dalam 24 jam terakhir.