Surakarta Mulai Data Warga 18 Tahun ke Atas untuk Vaksinasi
Pemkot Surakarta mulai mendata warga berusia 18 tahun ke atas untuk keperluan vaksinasi Covid-19. Pendataan dilakukan mulai dari kawasan pinggiran kota tersebut yang tingkat penularannya cenderung tinggi.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, mulai mendata warga berusia 18 tahun ke atas untuk keperluan vaksinasi Covid-19. Pendataan dilakukan mulai dari kawasan pinggiran kota yang tingkat penularannya cenderung tinggi. Vaksinasi terhadap kelompok masyarakat lain juga bergerak secara simultan.
”Kami vaksinasinya mau ngebut lagi. Ini sudah mulai pendataan untuk warga berusia 18 tahun ke atas,” kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, di Kompleks Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (16/6/2021).
Gibran menyampaikan, target awal untuk sasaran usia 18 tahun ke atas tersebut sebanyak 11.000 orang. Pihaknya telah menginstruksikan camat untuk segera melakukan pendataan. Adapun stok vaksin yang akan digunakan kepada para sasaran sudah tersedia meski tak disebutkan jumlahnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih menyampaikan, pendataan awal dilakukan di daerah yang angka penularannya terhitung tinggi sejak pandemi melanda. Daerah itu kebanyakan di pinggiran kota.
Setidaknya ada 12 kelurahan yang didata, di antaranya kelurahan Mojo, Banjarsari, Kadipiro, Joglo, Banyuanyar, Sumber, Pajang, Danukusuman, Semanggi, dan Sangkrah.
Wahyuningsih berharap pendataan bisa segera diselesaikan. Jika pendataan rampung, pihaknya akan segera menjadwalkan pelaksanaan vaksinasi. Program vaksinasi untuk warga berusia 18 tahun ke atas berjalan secara simultan dengan serangkaian program lainnya.
Baca juga : Penyandang Disabilitas di Surakarta Masuk Prioritas Vaksinasi Covid-19
”Pokoknya setelah data masuk, vaksinnya sudah siap, langsung vaksinasi. Saya ingin dilakukan secepat-cepatnya. Vaksinasi di puskesmas berjalan, vaksinasi di rumah sakit juga berjalan, dan vaksinasi dengan mobil vaksinasi juga berjalan,” kata Wahyuningsih.
Saat ini, Dinas Kesehatan Surakarta sedang menggenjot pelaksanaan vaksinasi terhadap warga lanjut usia (lansia) dan pralansia. Warga pralansia merupakan warga berusia 50 tahun ke atas. Ada dua program yang dikeluarkan untuk mendorong capaian vaksinasi terhadap kelompok tersebut seperti program ”2+1” dan mobil vaksinasi.
Dalam program ”2+1”, seorang warga yang mengantarkan dua orang untuk divaksinasi akan turut divaksinasi bersamaan. Sementara, pada program mobil vaksinasi, Dinas Kesehatan Kota Surakarta akan berkeliling menyasar tempat-tempat sasaran vaksinasi yang angkanya capaiannya masih rendah. Hingga Selasa (15/6/2021), jumlah lansia yang tervaksinasi mencapai 87 persen dari total sasaran 49.983 orang.
Masih ragu
Nazmi Wahida (21), warga Kelurahan Pasar Kliwon, merasa antusias dengan dimulainya pendataan vaksinasi bagi warga usia muda. Ia berharap bisa segera mendapat giliran untuk divaksinasi pula. Ia meyakini kekebalan komunitas juga bisa terbentuk.
Selain itu, Nazmi juga berharap semakin banyak warga percaya terhadap manfaat vaksinasi. Sebab, ada sejumlah teman sebayanya yang masih khawatir dengan efek samping vaksin. Menurut dia, perlu ada sosialisasi yang intens kepada anak-anak muda agar vaksinasi bisa berjalan kian lancar.
Perlu ada sosialisasi yang intens kepada anak-anak muda agar vaksinasi bisa berjalan kian lancar. (Nazmi Wahida)
”Kesadaran teman-teman masih harus ditumbuhkan lagi. Kalau vaksin jadi salah satu upaya buat menangani Covid-19, kenapa harus menolak? Mungkin, sosialisasi kepada anak-anak muda bisa digencarkan lagi. Tentu dengan cara-cara yang sesuai anak muda juga,” kata Nazmi.
Keraguan di kalangan anak muda, salah satunya diakui Anisa Solikah (25), warga Kelurahan Kadipiro. Ia menuturkan, dirinya belum siap untuk divaksinasi meski pendataan awal terhadap penduduk usia muda mulai dilakukan. Ia merasa ragu terhadap efek samping dari vaksin.
”Kalau pendataan dilakukan ya tidak apa-apa. Tetapi, saya sendiri belum siap divaksinasi. Saya khawatir dengan efek sampingnya. Biar tidak tertular lebih baik ketat menerapkan protokol kesehatan,” kata Anisa.
Pemerintah Kabupaten Wonogiri juga sedang memfokuskan vaksinasi untuk kalangan lansia. Namun, laju vaksinasinya terhitung lamban. Hingga Rabu siang, lansia yang sudah divaksinasi baru mencapai 38 persen dari total sasaran 118.000 orang.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo menyampaikan, kendala utama pelaksanaan vaksinasi adalah terbatasnya stok vaksin. Pihaknya hanya bisa berharap pengiriman vaksin dari pemerintah pusat dapat berlangsung cepat dan lancar. Sebab, dari segi pelaksanaan, pihaknya mengaku sudah sangat siap.
”Vaksinator kami sebanyak 339 orang. Fasilitas kesehatan jumlahnya 34 unit juga sudah siap. Untuk vaksinasi jemput bola, kami pun sudah siap. Tinggal rantai distribusi itu yang jadi persoalan. Secara fasilitas, kami sepenuhnya siap,” kata Joko.
Joko menambahkan, vaksinasi lansia memang menjadi target utama yang ingin dikejar. Akan tetapi, saat ini, alokasi untuk vaksinasi lansia akan digeser untuk memvaksinasi guru. Terdapat 220 vial vaksin yang disiapkan. Diasumsikan, stok tersebut dapat memvaksinasi 2.200 guru.
”Hari ini sedikit kami geser untuk tenaga pengajar lebih dahulu. Ini untuk mengantisipasi penyelenggaraan pembelajaran tatap muka,” ucap Joko.