Kluster Tenaga Kesehatan Kembali Marak di Pantura Barat Jateng
Kluster penularan di kalangan tenaga kesehatan bermunculan di pantura Jateng dalam sepekan terakhir. Rata-rata nakes yang terpapar bergejala ringan atau tanpa gejala. Penularan diduga karena protokol kesehatan mengendur.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Penularan Covid-19 pada kluster tenaga kesehatan mulai bermunculan di sejumlah wilayah di kawasan pantura barat Jawa Tengah, sepekan terakhir. Kendurnya penerapan protokol kesehatan diduga memicu maraknya penularan di kalangan petugas.
Kluster penularan di Kabupaten Tegal, salah satunya terjadi di Puskesmas Kalibakung, Kecamatan Balapulang. Di puskesmas tersebut, ada 20 tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. Penularan di Puskesmas Kalibakung diketahui dari adanya tiga tenaga kesehatan yang mengalami gejala mengarah ke Covid-19. Setelah dites usap, ketiganya positif Covid-19.
Menindaklanjuti temuan itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal melakukan pelacakan kontak erat dan mengetes sebanyak 30 tenaga kesehatan lain yang bekerja di Puskesmas Kalibakung. Hasilnya, sebanyak 17 tenaga kesehatan positif Covid-19.
”Satu dari tiga tenaga kesehatan yang lebih dulu diketahui positif itu sempat mengadakan hajatan. Mungkin, dia lengah jadi protokol kesehatannya tidak begitu ketat terus terpapar di situ (hajatan),” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal, Sarmanah Adi Muraeny, Rabu (16/6/2021).
Menurut Sarmanah, tenaga kesehatan yang terpapar menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing karena mereka mengeluhkan gejala ringan atau tanpa gejala. Setelah 14 hari menjalani isolasi, seluruh tenaga kesehatan yang terpapar boleh langsung kembali bekerja.
Saat lebih dari separuh tenaga kesehatannya terpapar, Puskesmas Kalibakung tidak ditutup. Pelayanan masyarakat di puskesmas itu juga disebut tidak terganggu. Aktivitas seperti, perawatan, pelacakan kontak erat, pengetesan, dan vaksinasi diklaim tetap berjalan normal.
”Tenaga kesehatan yang tidak terpapar tetap bekerja, jadi tidak masalah. Yang jelas, penerapan protokol kesehatan di puskesmas kita minta untuk diperketat untuk mencegah perluasan penularan,” imbuh Sarmanah.
Hingga Selasa (15/6/2021), jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tegal sebanyak 8.061 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 513 orang merupakan kasus aktif. Selain kluster tenaga kesehatan, ada tiga kluster desa yang mendongkrak jumlah kasus aktif di wilayah tersebut.
Acara keluarga
Kluster penularan tenaga kesehatan juga muncul di Puskesmas Subah, Kabupaten Batang. Di puskesmas itu, sebanyak 24 dari 80 tenaga kesehatan terpapar Covid-19. Asal penularan kluster ini diduga terjadi setelah ada salah satu tenaga kesehatan mengeluhkan gejala Covid-19 seusai mengikuti acara keluarga di luar kota.
”Saya sudah memerintahkan agar pelayanan di puskesmas, termasuk layanan rawat inap dihentikan selama tiga hari mulai hari ini. Warga yang butuh pelayanan kesehatan kami alihkan ke puskesmas terdekat,” ujar Bupati Batang Wihaji, Rabu petang.
Wihaji menuturkan, pelacakan kontak erat dan pengetesan terhadap keluarga tenaga kesehatan akan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Batang. Ia mengimbau agar penerapan protokol kesehatan di puskesmas ataupun di tempat pelayanan kesehatan lainnya diperketat.
Kemunculan kluster tenaga kesehatan menambah jumlah kasus Covid-19 di Batang. Hingga Rabu malam, kasus Covid-19 di Batang sebanyak 4.419 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 203 orang merupakan kasus aktif dan 231 orang meninggal.
Tambahan tenaga
Sebelumnya, kluster tenaga kesehatan juga kembali muncul di Kota Tegal. Di wilayah tersebut, sebanyak 36 tenaga kesehatan tiga rumah sakit dan sejumlah puskesmas. Kluster tenaga kesehatan terbesar terjadi di Rumah Sakit Islam Harapan Anda dengan jumlah tenaga kesehatan terpapar sebanyak 18 orang.
”Dengan adanya puluhan tenaga kesehatan yang terpapar, kami butuh tenaga tambahan. Untuk jumlahnya belum kami hitung. Meski demikian, kami sudah berkomunikasi dengan Ikatan Dokter Indonesia dan Persatuan Perawat Indonesia terkait kebutuhan tenaga kesehatan tambahan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Sri Primawati Indraswari.
Hingga Rabu malam, jumlah kasus Covid-19 di Kota Tegal sebanyak 3.624 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 632 orang merupakan kasus aktif dan sebanyak 342 orang meninggal.
Sebelumnya, kluster tenaga kesehatan pernah terjadi di Kota Tegal pada Agustus 2020. Kala itu, ada sebanyak 26 tenaga kesehatan yang diketahui terpapar Covid-19 setelah menjalani tes usap oleh Dinas Kesehatan Jateng. Kasus itu menyita perhatian karena kala itu pemerintah setempat mengklaim daerahnya nol kasus Covid-19.