Capaian Warga Lansia Dikebut, Surakarta Luncurkan Mobil Vaksinasi Keliling
Vaksinasi Covid-19 terhadap warga lanjut usia terus dikebut, di Kota Surakarta. Salah satu upayanya adalah dengan meluncurkan mobil vaksinasi keliling.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 terhadap kalangan warga lanjut usia terus dikebut di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Salah satunya dengan meluncurkan mobil vaksinasi keliling. Langkah itu ditempuh agar semua warga lanjut usia dapat segera divaksinasi sehingga risiko fatal apabila tertular Covid-19 bisa dicegah.
Vaksinasi keliling itu memakai mobil Dinas Kesehatan Kota Surakarta yang selama ini digunakan untuk layanan keliling deteksi dini kanker serviks. Kegiatan vaksinasi keliling digelar pertama kali di kawasan Ngarsopuro, Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Selasa (15/6/2021).
”Kami memang berinovasi untuk ’jemput bola’ sasaran vaksinasi. Kami ingin mendekatkan kepada masyarakat meskipun sebenarnya lokasi fasilitas kesehatan untuk vaksinasi ini dekat dan banyak,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih, di lokasi vaksinasi.
Kelompok yang disasar dalam program vaksinasi keliling adalah warga lanjut usia (lansia) dan pra-lansia. Warga pra-lansia adalah warga yang berusia lebih dari 50 tahun.
Sebelumnya, inovasi layanan percepatan vaksinasi 2+1 sudah diluncurkan lebih dahulu. Dalam layanan tersebut, setiap satu warga yang mengantarkan dua warga lansia akan ikut divaksinasi bersama dengan orang lansia yang diantarkannya. Program tersebut juga bisa dilayani dalam vaksinasi keliling itu.
Kami memang berinovasi untuk ’jemput bola’ sasaran vaksinasi. Kami ingin mendekatkan kepada masyarakat meskipun sebenarnya lokasi fasilitas kesehatan untuk vaksinasi ini dekat dan banyak. (Siti Wahyuningsih)
Menurut jadwal, vaksinasi keliling digelar setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis hingga 30 Juni 2021. Setiap hari, dialokasikan 100 dosis vaksin. Namun, apabila sasaran vaksinasi yang datang jumlahnya lebih banyak, bakal disesuaikan. Selasa ini, misalnya, seharusnya ada 100 orang yang divaksinasi. Namun, peserta yang datang lebih banyak sehingga vaksin yang disediakan hingga 150 dosis.
”Kalau masih tetap banyak, nanti kami sarankan di fasilitas kesehatan terdekat. Kami akan terus bergerak untuk vaksinasi terhadap kalangan lansia dan pra-lansia,” kata Wahyuningsih.
Nani Utari (63), warga Kelurahan Kerten, Kecamatan Laweyan, merupakan salah seorang warga lansia yang mengaku kesulitan mengakses fasilitas layanan kesehatan. Sebab, ia harus menyesuaikan jadwal dengan kegiatan putrinya. Dengan adanya layanan vaksinasi keliling, ia merasa sangat terbantu. ”Kalau berangkat sendiri sulit. Apalagi kalau tempatnya jauh. Beruntung ada layanan vaksinasi keliling seperti ini,” kata Nani.
Nani merasa senang akhirnya sudah bisa divaksinasi. Ia sedikit merasa aman dengan vaksin yang diterimanya. Namun, ia tidak akan lengah untuk terus menerapkan protokol kesehatan ketat. Sebab, potensi untuk tertular masih ada.
Bangun Raharjo (59), warga Kelurahan Nusukan, bersyukur layanan vaksinasi keliling diluncurkan. Sebelumnya, ia sudah pernah mendaftar melalui tautan pendaftaran vaksinasi yang beredar. Namun, ia tak kunjung mendapatkan kabar jadwal vaksinasi.
”Begitu ada vaksinasi keliling langsung saja saya datang. Ternyata bisa langsung dan cepat,” ucap Bangun.
Wahyuningsih menambahkan, meski layanan vaksin diperluas dengan vaksinasi keliling, masyarakat diharapkan memprioritaskan mengakses vaksin di fasilitas kesehatan. Vaksinasi keliling hanya layanan tambahan agar sasaran vaksinasi bisa dijangkau lebih cepat.
”Jangan njagakke (menunggu)vaksinasi keliling ini saja. Kalau seperti itu, nanti target vaksinasi tidak tercapai. Vaksinasi keliling hanya perluasan layanan tanpa mematikan yang sudah tersedia sebelumnya,” kata Wahyuningsih.
Hingga Selasa siang, warga lansia di Surakarta yang sudah tervaksinasi sebanyak 87 persen dari total sasaran 49.983 orang. Peningkatan capaian vaksin cukup sedikit dibandingkan dengan dua pekan lalu sebanyak 84,33 persen. Lambatnya pergerakan vaksinasi disebabkan sejumlah hal seperti kurang teraksesnya informasi vaksinasi, kesulitan mendaftarkan diri lewat gawai, dan tidak ada keluarga yang mengantarkan warga lansia ke fasilitas kesehatan.