Operasi Prokes dan Tes Acak Antigen Dimasifkan di Pantura Jateng
Dalam tiga pekan terakhir, Kabupaten Tegal menjadi satu dari 11 daerah zona merah di Jateng. Pemerintah menggencarkan operasi protokol kesehatan. Di Kota Pekalongan yang masih zona oranye pengetesan acak digencarkan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Sejak akhir Mei, Kabupaten Tegal, menjadi satu dari 11 daerah yang dikategorikan zona merah di Jawa Tengah. Pemerintah setempat menggencarkan operasi penegakan protokol kesehatan atau prokes untuk menekan penyebaran Covid-19.
Hingga Selasa (15/6/2021), jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal 7.963 orang. Dari jumlah tersebut, 474 orang merupakan kasus aktif dan 371 orang meninggal dunia. Kondisi itu membuat Kabupaten Tegal masih tercatat masuk zona merah.
Sejak wilayahnya masuk zona merah, Pemerintah Kabupaten Tegal mencanangkan gerakan Tegal Bangkit. Salah satu programnya menggencarkan operasi penegakan protokol kesehatan, terutama di desa-desa zona merah.
”Melalui gerakan Tegal Bangkit, kami menggalakkan operasi penegakan protokol kesehatan dari yang semula satu kali sehari menjadi tiga bahkan empat kali sehari. Melalui upaya ini, kami berharap kesadaran masyarakat menerapkan protokol kesehatan meningkat. Dengan begitu, penyebaran Covid-19 bisa ditekan,” kata Komandan Komando Distrik Militer 0712 Tegal Letnan Kolonel (Inf) Sutan Pandapotan Siregar.
Pada Selasa, operasi penegakan protokol kesehatan digelar di 18 desa. Dalam kegiatan tersebut, puluhan warga terjaring karena kedapatan tidak memakai masker saat beraktivitas di luar rumah. Sebagian dari mereka diberi sanksi denda Rp 10.000 per orang.
Selain memantau kepatuhan masyarakat menerapkan protokol kesehatan, dalam kegiatan tersebut, pemerintah setempat juga melakukan tes usap antigen. Tujuan tes antigen acak untuk memetakan kondisi kesehatan masyarakat.
Dalam operasi penegakan protokol kesehatan di Desa Karangjati, Kecamatan Tarub misalnya, ada 23 orang pelanggar yang dites usap antigen. Dari tes tersebut diketahui, satu orang positif dan sisanya negatif. Pelanggar yang positif diminta menjalani isolasi mandiri dan keluarganya akan dites usap oleh petugas.
Sementara itu, Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie menuturkan, kasus harian di wilayahnya menunjukkan tren menurun pada dua hari terakhir. Sebelumnya, rata-rata kasus harian di atas 80 orang. Dua hari terakhir, kasus harian di bawah 40 orang.
”Kendati masih zona merah, kondisi Covid-19 di Kabupaten Tegal sudah membaik. Namun, kita tidak boleh lengah dan tetap harus bekerja keras menjaga supaya penularan bisa ditekan,” ujar Ardie.
Tes acak
Tak hanya di Kabupaten Tegal, tes usap acak di tempat-tempat keramaian juga digelar di Kota Pekalongan. Dari puluhan orang yang dites, petugas mendapati empat orang dinyatakan positif. Mereka terdiri dari satu pengunjung dan tiga pedagang di Alun-alun Kota Pekalongan.
”Tes acak ini akan kami gencarkan hingga sepekan. Kegiatan ini kami lakukan sebagai bagian deteksi dini dan mengetahui sejauh mana penyebaran Covid-19 di Kota Pekalongan,” kata Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid.
Selain menggencarkan pengetesan acak, Afzan juga membatasi kegiatan masyarakat di gedung-gedung pertemuan dan tempat-tempat keramaian. Upaya penutupan jalan juga dipertimbangkan jika ada gejolak kasus Covid-19.
Hingga Selasa, jumlah kasus Covid-19 di Kota Pekalongan 2.621 orang. Dari jumlah tersebut, 144 orang merupakan kasus aktif dan 152 meninggal dunia. Kondisi itu membuat Kota Pekalongan masuk dalam ketegori zona oranye atau daerah dengan risiko penularan sedang.