Meski Sulsel Tanpa Zona Merah, Epidemiolog Ingatkan Kondisi Tak Baik-baik Saja
Pemprov Sulsel mencatat tak ada lagi zona merah Covid-19 di wilayah ini. Namun, epidemiolog mengingatkan, kondisi ini tak baik-baik saja karena penurunan kasus disebabkan kurangnya pemeriksaan spesimen.
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Meski kasus sempat naik akibat kluster pekerja proyek di Makassar, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengklaim kondisi pandemi Covid-19 di daerah itu kini kian kondusif. Pemprov mencatat tak ada lagi zona merah atau risiko penularan tinggi di wilayah ini. Namun, epidemiolog mengingatkan, kondisi ini tak baik-baik saja, terlebih penurunan kasus disebabkan kurangnya pemeriksaan spesimen.
Dalam rapat koordinasi dan evaluasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) antara Pemprov Sulsel, kabupaten/kota, dan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Sulsel, Senin (14/6/2021) malam, Sekretaris Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani berharap kondisi ini terus dipertahankan.
”Berdasarkan data, dari 24 kabupaten/kota, tidak ada lagi zona merah. Yang ada zona oranye (risiko sedang) dan hijau (nol kasus). Harapan kami, semua pihak, terutama masyarakat Sulsel, bisa mempertahankan zona oranye dan hijau ini. Tentunya dengan mengurangi kegiatan yang bersentuhan langsung atau berpotensi kerumunan dan terus mematuhi protokol kesehatan,” kata Hayat.
Yang cukup menggembirakan, kata Hayat, tingkat kesembuhan sejauh ini di atas 90 persen. Saat ini, dari seluruh 24 kabupaten/kota, jumlah kasus aktif di Sulsel berada di bawah angka 20.
Data Dinas Kesehatan Sulsel yang dilansir Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Husni Jamaluddin, Selasa (15/6/2021), menunjukkan tak ada lagi penambahan kasus baru di sejumlah daerah di Sulsel. Beberapa hanya terdapat satu-dua kasus.
Hingga Senin (14/6/2021), terdapat 18 kabupaten dengan nol jumlah kasus Covid-19. Selebihnya hanya satu kasus, kecuali Makassar dengan tiga kasus. Total kasus aktif di seluruh Sulsel saat ini hanya delapan kasus. Angka reproduksi efektif (Rt) per 14 Juni di tiap kabupaten/kota berkisar 0,28-1,76 dengan rata-rata provinsi 1,12.
Terkait kondisi ini, epidemiolog Universitas Hasanuddin, Makassar, Prof Ridwan Amiruddin, mengingatkan, sebenarnya kondisi yang ada sekarang tak bisa disebut baik-baik saja. Sebabnya, angka penurunan ini antara lain karena pemeriksaan spesimen yang kurang.
”Kasus di Sulsel, berdasarkan data, termasuk provinsi yang kasusnya mulai naik. Meski demikian, masih dalam kategori terkendali. Sementara ini, Rt-nya masih di atas 1. Positivity rate (jumlah kasus positif dari hasil pemeriksaan) 5-10 persen. Angka utilisasi ruang ICU dan ruang isolasi 6-10 persen. Dari jumlah yang dites, memang kecil, yakni 250-500 saja atau 0,5 per 1.000 populasi,” katanya.
Kendati begitu, data penurunan kasus ini mendorong Pemprov Sulsel menyusun skema sekolah tatap muka dengan melibatkan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef). Lembaga PBB ini fokus mendampingi anak untuk menghadapi berbagai tantangan dan risiko selama pandemi Covid-19.
”Angka penularan masih ada, tetapi kecil. Artinya, di Sulsel (Covid-19) masih terkendali. Karena itu, sekolah mulai bertahap diatur dan pembelajaran tatap muka akan dibuka secara bertahap. Kita coba bekerja sama dengan berbagai elemen, termasuk Unicef. Mereka sudah menghadap dan secara bersama-sama kami akan mengatur ini soal ini,” kata Hayat.
Sejak beberapa bulan terakhir, pihak sekolah, terutama SMA, mulai mempersiapkan pembelajaran tatap muka. Petugas Satgas Covid-19 rutin mendatangi sekolah-sekolah yang menyatakan kesiapan untuk pembelajaran tatap muka. Petugas mengecek persiapan sekolah dan berkoordinasi terkait teknis pembelajaran.
Pihak sekolah juga sejak beberapa waktu terakhir mulai mengedarkan kuesioner untuk diisi orangtua siswa terkait persetujuan jika sekolah tatap muka digelar. ”Tak ada masalah jika sekolah tatap muka mulai dilaksanakan sepanjang pihak sekolah bisa menjamin protokol kesehatan diberlakukan ketat. Anak-anak juga sudah sangat jenuh belajar di rumah dan mulai kehilangan motivasi belajar,” kata Irmayanti, orangtua siswa di SMK Kartika Makassar.