Dua Pekan, Kasus Covid-19 di Kendari Melonjak Lima Kali Lipat
Dalam dua pekan terakhir, kasus positif Covid-19 di Kendari, Sulawesi Tenggara, melonjak lima kali lipat. Pemerintah diharapkan melakukan penanganan maksimal agar kasus tidak terus melambung.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·3 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Setelah beberapa waktu melandai, kasus Covid-19 di Kendari, Sulawesi Tenggara, melonjak tinggi. Selama dua pekan terakhir, lonjakan kasus baru mencapai lima kali lipat. Pemerintah diharapkan meningkatkan upaya pencegahan agar kasus tidak semakin bertambah.
Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kendari, hingga Senin (14/6/2021), jumlah kasus Covid-19 di wilayah ini mencapai 49 kasus. Dalam sehari, terjadi penambahan 5-10 kasus baru. Padahal, pada akhir Mei lalu, jumlah kasus Covid-19 hanya ada 9 kasus atau telah bertambah lima kali lipat.
Kepala Dinas Kesehatan Kendari drg Rahminingrum menyampaikan, selama beberapa pekan terakhir, kasus baru Covid-19 terus bertambah setiap hari. Padahal, sebelumnya, jumlah kasus terhitung sangat landai, bahkan tiga pekan lalu pernah hanya ada 4 kasus tersisa.
”Memang terjadi lonjakan dalam dua pekan terakhir ini. Kalau lihat kasusnya, beberapa ada yang pernah dari luar kota, tetapi bukan kluster mudik,” kata Rahminingrum, Selasa (15/6/2021).
Meski terjadi lonjakan kasus, Rahminingrum melanjutkan, jumlah fasilitas kesehatan dan kamar isolasi masih memadai. Terlebih lagi, dari 46 kasus yang terdata, sebagian besar pasien memilih isolasi mandiri di rumah karena tanpa ada gejala.
Data Dinkes Kendari, hingga akhir pekan lalu, okupansi di sejumlah rumah sakit dan fasilitas isolasi Covid-19 di Kendari masih jauh dari kapasitas. Di RSUD Kendari, misalnya, dari 43 tempat tidur isolasi Covid-19, baru terisi dua. Sementara itu, di RS Bahteramas, yang menjadi rujukan provinsi Sultra, jumlah tempat tidur terisi baru 4 dari total 126 kapasitas.
Meski begitu, Rahminingrum menambahkan, pihaknya tetap berusaha mengantisipasi lonjakan kasus yang terjadi saat ini. Upaya penelusuran kasus dilakukan dengan cepat agar pasien bisa segera tertangani.
Tidak hanya itu, upaya vaksinasi yang tengah dilakukan juga terus diupayakan bisa semakin meningkat. Hingga saat ini, vaksinasi tenaga kesehatan, pelayan publik, dan warga lansia telah mencapai 56,40 persen dari total 60.595 sasaran.
Rahminingrum mengatakan, pihaknya berupaya agar penelusuran, vaksinasi, dan penerapan protokol kesehatan bisa dilakukan dengan tepat dan maksimal di lapangan. ”Meski sejauh ini belum ada varian baru Covid-19 yang terdata, kami tetap berupaya agar tidak terjadi lonjakan kasus yang membuat pemerintah kewalahan,” ujarnya.
Kota Kendari menjadi daerah yang memiliki kasus Covid-19 paling tinggi di Sultra. Sejak awal, temuan kasus di ”Kota Lulo” ini tidak pernah terhenti, bahkan sempat membuat semua fasilitas isolasi penuh.
Lonjakan kasus yang terjadi saat ini ekses dari kendurnya penegakan protokol kesehatan di masyarakat.
Total kumulatif kasus Covid-19 di Kendari hingga saat ini mencapai 4.722 kasus, di mana 58 pasien meninggal. Jumlah kasus di Kendari ini hampir setengah dari total kasus di Sultra yang mencapai 10.601 kasus.
Epidemiolog Universitas Halu Oleo, Ramadhan Tosepu, berpendapat, lonjakan kasus yang terjadi saat ini ekses dari kendurnya penegakan protokol kesehatan di masyarakat. Aktivitas masyarakat tidak lagi mematuhi protokol dasar, seperti memakai masker, mencuci tangan, atau menjaga jarak.
Ramadhan menyatakan, hal itu terjadi karena pemerintah juga tidak maksimal dalam penegakan aturan, termasuk sejumlah kebijakan yang bertolak belakang dengan penanganan Covid-19. ”Mulai dari aturan mudik yang berubah-ubah hingga kegiatan yang berpotensi mengundang kerumunan,” katanya.
Tanpa upaya maksimal, ia menyampaikan, jumlah kasus akan terus tinggi, seperti saat pandemi melonjak di wilayah ini medio September hingga akhir 2020. Tidak menutup kemungkinan, wilayah Kendari atau lainnya bisa mengalami peningkatan kasus seperti daerah lainnya di Pulau Jawa.
”Sedikit beruntung karena kita belum dengar ada varian baru Covid-19 di Sultra ini. Apakah memang tidak ada atau tesnya yang kurang? Oleh sebab itu, selain penegakan protokol, vaksinasi juga harus digiatkan,” ujarnya.
Pada Oktober 2020, kasus di Sultra juga melonjak tinggi, bahkan telah masuk tahap darurat Covid-19. Saat itu, total kasus positif sebanyak 3.161 kasus dengan 888 orang dalam perawatan dan 63 orang meninggal.