Menkes: Varian Baru Covid-19 Masuk lewat Pelabuhan
Budi menuturkan peningkatan signifikan kasus Covid-19 itu telah mencapai titik yang cukup mengkhawatirkan. Peningkatan akibat euforia warga yang berlebihan saat libur Lebaran, juga masuknya strain baru Covid-19.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti peningkatan kasus Covid-19, terutama di Kabupaten Kudus serta sejumlah daerah lain di Jawa Tengah. Dari puluhan sampel dari Kudus yang diperiksa, sudah terkonfirmasi masuknya varian delta B.1.617 di kabupaten itu. Secara keseluruhan, ia menilai banyak virus tersebut masuk lewat pelabuhan-pelabuhan.
Budi menuturkan peningkatan signifikan kasus Covid-19 itu telah mencapai titik yang cukup mengkhawatirkan. Salah satu penyebabnya ialah sebagian besar warga yang sudah bereuforia tanpa penerapan protokol kesehatan ketat saat masa libur, terlebih dengan sudah berjalannya vaksinasi. Di samping itu, juga akibat masuknya strain baru yang penularannya sangat cepat.
”Memang sudah terkonfirmasi itu adalah varian baru. Yang kami amati, masuknya banyak dari pekerja migran Indonesia. Juga banyaknya melalui pelabuhan-pelabuhan laut. Kalau pelabuhan udara biasanya bisa kita jaga dengan baik,” ujar Budi saat menjadi pembicara kunci pada seminar daring ”Perlindungan Hukum dalam Pelayanan Kedokteran yang Berkualitas” yang digelar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jateng, Minggu (13/6/2021).
Menurut dia, masuknya strain baru dari pelabuhan-pelabuhan laut antara lain disebabkan banyaknya pengangkutan barang ke Indonesia, termasuk dari India. Penelitian pun sudah dilakukan dan hasilnya keluar dua hari lalu. ”Bahwa memang yang di area Kudus adalah varian baru yang datang dari India,” kata Budi.
Memang sudah terkonfirmasi itu adalah varian baru. Yang kami amati, masuknya banyak dari pekerja migran Indonesia.
Sebelumnya, melalui pesan singkat, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyampaikan data perihal varian baru dari sampel di Kudus. ”Dari hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) SARS-CoV-2 dari Kudus 72 sampel, ditemukan 62 sampel (86,11 persen) Strain India (Delta): B.1.617.2,” demikian tertulis dalam pesan gambar yang dikirim Ganjar kepada Kompas, Minggu.
Menurut Budi, saat ini, penambahan kasus Covid-19 di Kudus sudah mulai melandai. Namun, peningkatan bergeser ke daerah-daerah di sekitarnya, seperti Kabupaten Jepara, Pati, Demak, dan Grobogan. Bahkan, peningkatan juga sebenarnya ditemukan di luar Jateng, seperti di Madura (Jawa Timur), sekitar Bandung (Jawa Barat), dan juga Jakarta.
Dalam data yang dilaporkannya ke Presiden, Budi mengatakan, saat ini ada sekitar 75.000 tempat tidur (TT) ruang isolasi fasilitas kesehatan di Indonesia. Sebelum Lebaran hanya terisi 20.000, tetapi kini sudah naik hingga 40.000 atau naik 100 persen dalam waktu sekitar sebulan. Sementara ICU, dari total sekitar 7.500 TT, sudah terisi hampir 4.000 TT, dari sebelumnya terisi 2.200 TT.
”Maka perlu disebarkan bahwa sudah saatnya kita sangat hati-hati. Jangan underestimate, jangan overconfident, dan jangan (lakukan) mobilitas yang terlampau tinggi. Tolong jangan lengah dan jalankan protokol kesehatan. Sampaikan ini ke semua saudara dan teman kita. Melihat bukti empiris, biasanya puncaknya akan terjadi 5-7 minggu sejak liburan,” kata Budi.
Sementara itu, Bupati Kudus HM Hartopo menyebutkan, sejumlah kendala yang dihadapi pihaknya saat ini antara lain tempat isolasi terpusat pasien Covid-19 di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, yang hampir penuh. Pihaknya akan mengoptimalkan tempat isolasi terpusat di Kudus, termasuk di tingkat desa.
”Kendala lain adalah banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar (Covid-19) sehingga kini SDM kami terbatas. Di RS-RS, baik daerah maupun swasta, ruangan pasien juga hampir penuh. Lewat surat edaran kami telah meminta agar kapasitas khusus untuk Covid-19 diperluas,” kata Hartopo dalam Rapat Koordinasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nasional, yang disiarkan akun Youtube Pusdalops BNPB, Minggu (13/6/2021).
Di rumah saja
Di Kabupaten Grobogan, Jateng, pada Minggu (13/6/2021) dilakukan gerakan ”Grobogan di Rumah Saja” yang berlangsung pukul 05.00 hingga Senin (14/6/2021) pukul 05.00. Dilakukan penutupan toko, pasar, warung makan, dan tempat-tempat lainnya yang dapat menimbulkan kerumunan. Sejumlah petugas berjaga di beberapa titik guna mengawasi mobilitas warga.
Sekretaris Daerah Kabupaten Grobogan, Mohamad Sumarsono, dihubungi dari Semarang, Minggu, mengatakan, kebijakan itu diambil setelah adanya peningkatan tambahan kasus positif Covid-19. Berdasarkan data Pemkab Grobogan, terjadi kenaikan kasus aktif dari 169 orang pada 30 Mei 2021 menjadi 242 pada 12 Juni 2021.
”(Grobogan di Rumah Saja) berjalan baik. Semua pasar dan pusat-pusat perdagangan tutup. Jadi benar-benar di rumah saja. Untuk makan bisa dengan layanan pesan antar. Kami harap masyarakat semakin sadar bahwa kondisi saat ini sedang tidak biasa dan perlu upaya-upaya ekstra untuk memutus rantai penularan Covid-19 ini,” ucap Sumarsono.