Dari 72 Sampel Covid-19 di Kudus, 86 Persen Terdeteksi Varian India
Dengan sudah masuknya Covid-19 ke Kudus, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta masyarakat untuk menyadari betul risiko penularan. Kedisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatan harus ditingkatkan.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KUDUS, KOMPAS — Varian B.1.617 virus SARS-CoV-2 dari India dipastikan sudah masuk ke Kabupaten Kudus, yang sekitar tiga pekan terakhir menambah lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Tengah. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta pengetatan disertai edukasi, mengingat kedisiplinan protokol kesehatan warga dinilai rendah.
”Dari hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) SARS-CoV-2 dari Kudus 72 sampel, ditemukan 62 sampel (86,11 persen) Strain India (Delta): B.1.617.2,” demikian tertulis dalam pesan gambar yang dikirim Ganjar kepada Kompas, saat dikonfirmasi tentang jumlah sampel yang terdeteksi varian baru itu, Minggu (13/6/2021).
Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi juga mengatakan, sudah ditemukan varian mutasi virus dari India pada sampel dari Kudus. ”Sudah ada yang positif (varian mutasi dari India) hanya belum tahu berapa jumlah yang terkonfirmasi,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (12/6/2021). (Kompas.id, 12/6)
Varian B.1.617 merupakan varian virus SARS-CoV-2 yang masuk sebagai variants of concern atau varian yang diperhatikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Meski belum ada bukti bahwa virus ini dapat menimbulkan pemburukan kondisi pasien, kewaspadaan perlu ditingkatkan karena kecepatan penularannya cukup tinggi.
Ganjar menuturkan, dengan telah terdeteksinya varian India di Kudus, perlu ada peningkatan pemeriksaan, pelacakan, dan perawatan (3T), serta memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas (5M). ”(Juga) menyiapkan tambahan tempat tidur untuk ICU, RS, dan isolasi terpusat,” katanya.
Di samping itu, ia mendorong pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Selain itu, perlu digencarkan edukasi kepada masyarakat serta operasi yustisi. Sejumlah daerah di Jateng belakangan telah menggalakkan kembali gerakan di rumah saja.
Ganjar melanjutkan, Pemkab Kudus hingga tingkat kecamatan, desa, dan RT/RW perlu lebih tegas mengawasi kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. ”Betul (perlu lebih tegas). Polri dan TNI ikut membantu operasi yustisi. Mengaktifkan Jogo Tonggo untuk melakukan edukasi. Sebab, disiplin protokol kesehatan memang rendah,” ujar Ganjar.
Adapun lonjakan kasus Covid-19 di Kudus terjadi dalam sekitar tiga pekan terakhir. Menurut data Pemkab Kudus yang dimutakhirkan Sabtu (12/6), terdapat 10.525 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 2.342 orang dirawat atau isolasi (kasus aktif), 7.322 orang sembuh, dan 861 orang meninggal. Ada penambahan 3.994 kasus sejak 23 Mei 2021 atau dalam tiga pekan terakhir.
Pada Sabtu, dari 2.342 kasus aktif, sebanyak 511 orang dirawat di fasilitas kesehatan, 1.341 orang isolasi mandiri, dan 490 orang isolasi terpusat. Sebelumnya, ratusan warga positif Covid-19 tanpa gejala asal Kudus juga telah dikirim ke Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, yang merupakan tempat isolasi terpusat milik Pemprov Jateng.
Lima hari di rumah
Pada Minggu (13/6) pagi, Ganjar Pranowo meninjau penanganan Covid-19 di Kudus, antara lain dengan mendatangi tempat isolasi terpusat di Rusunawa Bakalan, Krapyak, serta Posko Penanganan Covid-19 Gabungan. Ia meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan telah terdeteksinya Covid-19 varian India di Kudus.
”Ingat, varian baru sudah masuk di Kudus. Catat itu, sudah masuk. Artinya, (ini faktor) kenapa penularan cepat sekali. Masyarakat mesti sadar betul. Saya usulkan, kalau perlu, orangtua, warga lansia, anak-anak, lima hari di rumah saja. Jangan keluar rumah. Keluar rumah kalau betul-betul penting saja,” kata Ganjar dalam keterangannya.
Menurut dia, upaya memutus mata rantai Covid-19 harus dilakukan bersama. Pihaknya berjanji membantu Pemkab Kudus, begitu juga pemerintah pusat. Namun, ia juga meminta dukungan masyarakat dalam upaya itu sehingga tidak ada lagi kucing-kucingan antara petugas dan masyarakat.
Sebelumnya, Bupati Kudus HM Hartopo menjelaskan bahwa kasus Covid-19 di Kudus melonjak seusai Lebaran. Menurut dia, kini bukan saatnya mencari siapa yang salah, tetapi semua perlu bekerja sama dalam menekan laju penularan Covid-19. Warga diminta tidak lelah dan lengah menerapkan protokol kesehatan.
”Mari saatnya bahu-membahu mengatasi pandemi ini dengan selalu menerapkan protokol kesehatan. Tidak lupa dengan berkontribusi dalam Jogo Tonggo dan Kampung Siaga,” ujar Hartopo, dalam keterangannya, Sabtu.