Air Sumur Warga Tercemar Abu Kebakaran Pertamina Cilacap
Air sumur warga di Kelurahan Kutawaru, Cilacap Tengah, tercemar abu kebakaran dari area Pertamina RU IV Cilacap. Pertamina mengklaim pencemaran itu tidak berbahaya. Kebakaran pun dapat dipadamkan kurang dari 40 jam.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Air sumur warga di Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah, tercemar abu kebakaran yang berasal dari area kilang PT Pertamina Refinery Unit IV Cilacap. Setidaknya 625 keluarga terdampak pencemaran ini.
Abu di udara itu larut bersama air hujan pada Jumat (11/6/2021) malam. Upaya penyedotan sumur warga dan distribusi air bersih dilakukan. ”Air sumur kotor kayak air comberan. Kotornya mulai Jumat malam jam 21.00 habis hujan petir, semua warga keluar rumah, lihat air hitam semua,” kata Ernawati (30), warga RT 003 RW 001 Kelurahan Kutawaru, Cilacap, Minggu.
Ernawati mengatakan, air sumurnya biasa dipakai untuk mencuci, mandi, serta memasak. Namun sejak tercemar, dirinya belum berani memakai air sumur itu untuk memasak atau minum. ”Ini sudah disedot, tapi masih kurang bening. Biasanya bening banget. Masih ragu-ragu (dipakai minum),” kata Ernawati.
Hal serupa disampaikan Nasripah (50), warga RT 003 RW 008. Air di sumurnya hitam sehingga dia tidak berani menggunakannya untuk memasak atau minum. ”Saya takut mabuk kalau minum air itu,” kata Nasripah yang tetap menggunakan air kotor itu untuk mandi pada Sabtu lalu.
Kini untuk memasak, warga menerima bantuan air bersih dari BPBD Cilacap dan PT Pertamina. Tim dari BPBD pada Sabtu lalu mengirimkan 10.000 liter air untuk warga dan pada Minggu ini mengirimkan 15.000 liter air bersih.
Ketua RW 013 Kelurahan Kutawaru Sobirun mengatakan, akibat kebakaran dari Pertamina warganya mengalami krisis air bersih karena air berwarna hitam kebiru-biruan. Warga di desa itu mengandalkan air sumur dan air tadah hujan untuk kebutuhan sehari-hari karena tidak ada aliran PDAM. ”Di tiga RW, yaitu RW 008, RW 009, RW 013, yang terdampak ada sekitar 625 keluarga,” kata Sobirun.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono mengatakan, abu dari kebakaran yang larut ke sumur warga tidak berbahaya. PT Pertamina pun sudah memberikan bantuan berupa air bersih, penyedotan sumur, serta makanan untuk warga terdampak. ”Itu tidak beracun,” ujarnya.
Padam
Djoko juga menyampaikan, kebakaran di area 39 dapat dipadamkan oleh tim Pertamina pada pukul 10.50. ”Kami sampaikan bahwa tadi pukul 10.50 WIB, alhamdulilah bisa memadamkan seluruh api di area 39. Pengukuran suhu di tangki tadi sudah 35 derajat celsius artinya kita bisa pastikan tidak ada autoignition (api nyala sendiri). Meski demikian, kami tetap waspada dengan tetap menjaga lingkungan tangki supaya tidak terjadi titik api kembali,” katanya.
Djoko mengatakan, pihaknya juga masih belum mengetahui penyebab kebakaran karena masih dalam proses investigasi. Kebakaran yang terjadi di Pertamina Cilacap berlangsung sekitar 40 jam.
Kepala Kepolisian Resor Cilacap Ajun Komisaris Besar Leganek Mawardi menyampaikan, pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kebakaran ini dengan memeriksa 6 saksi. Pihaknya juga melakukan digital forensik dengan memeriksa rekaman CCTV.
Seperti diberitakan Kompas (13/6/2021), kebakaran di area kilang Pertamina Cilacap terjadi pada Jumat (11/6/2021) pukul 19.45 di area 39. Titik api pertama muncul di tanggul pembatas tangki 205 yang menyimpan benzene dan berhasil dipadamkan pada pukul 20.40. Namun kemudian muncul juga satu titik api di outlet tangki 39 T 203. Asap hitam tampak membubung tinggi pada Sabtu pagi hingga Minggu pagi.