Terus Meningkat, Keterisian Rumah Sakit Kota Bandung Tembus 86 Persen
Keterisian tempat tidur rumah sakit di Jabar merangkak naik setiap hari. Penambahan tempat tidur hingga ruang isolasi untuk gejala ringan dan nongejala terus diupayakan untuk mengantisipasi penuhnya ruang perawatan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Keterisian tempat tidur rumah sakit di Kota Bandung, Jawa Barat, terus meningkat. Warga diminta menerapkan protokol kesehatan maksimal untuk mengurangi potensi persebaran dan mencegah padatnya ruang perawatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara di Bandung, Sabtu (12/6/2021), menyatakan, tingkat keterisian rumah sakit (BOR) mencapai 86,17 persen. Dari 1.685 tempat tidur yang disediakan 29 rumah sakit rujukan Covid-19, hanya tersisa 233 unit hingga Jumat (11/6/2021).
Pasien yang datang ke Kota Bandung tidak hanya berasal dari dalam kota, tetapi daerah lainnya. Dinkes Kota Bandung mencatat, pasien luar Kota Bandung mencapai 43,89 persen. Di sisi lain, pasien dari Kota Bandung mengisi tempat tidur hingga 56,11 persen.
Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar mencatat, hingga Sabtu pukul 18.00, BOR RS di Bandung Raya 82,3 persen. Dari 2.650 tempat tidur yang tersedia, 2.181 unit di antaranya telah terisi. Angka ini lebih tinggi dari total persentase BOR di Jabar yang telah menyentuh 63,46 persen.
”Keterisian tempat tidur mencapai 1.452 unit atau bertambah 94 tempat tidur dari hari sebelumnya. RS terus meningkatkan kapasitas dan kami akan berkoordinasi dengan dinas kesehatan provinsi karena kami juga menangani pasien luar Kota Bandung,” ujarnya.
Selain penambahan tempat tidur, Ahyani menyatakan, pemerintah terus mendorong satuan tugas penanganan Covid-19 hingga di wilayah terkecil seperti RT dan RW. Dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro, petugas diminta memaksimalkan penerapan dan pengawasan protokol kesehatan untuk meredam pandemi.
Selain itu, petugas kewilayahan juga diminta untuk menyediakan tempat isolasi atau karantina untuk menampung pasien Covid-19 tanpa gejala hingga gejala ringan. Hal ini diharapkan bisa mengurangi beban keterisian rumah sakit yang akan disiapkan untuk gejala yang lebih berat.
Kekhawatiran peningkatan kasus ini terjadi setelah masyarakat melewati libur panjang mudik Lebaran pada pertengahan Mei 2021. Menurut Ahyani, dinamika peningkatan kasus pascalibur ini perlu diwaspadai hingga minggu kedua Juli 2021.
Berdasarkan data Pusat Informasi Covid-19 Kota Bandung, hingga Sabtu, pukul 18.00, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Bandung 20.723 orang. Jumlah ini bertambah 152 orang dibanding kemarin. Pasien yang masih dalam isolasi atau perawatan 1.102 orang.
”Penambahan kasus harian ini masih dinamis, tetapi tidak seekstrem penambahan pascalibur Natal dan Tahun Baru 2021. Namun, kami tetap waspada karena masih menunjukkan peningkatan,” ujarnya.
Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Jabar Daud Achmad menuturkan, pihaknya tengah mengupayakan tempat isolasi untuk mengantisipasi menipisnya persediaan tempat tidur RS di Jabar. Selain itu, setiap aparat kewilayahan juga didorong untuk menyiapkan tempat isolasi mandiri bagi warganya.
”Jabar memiliki tempat isolasi di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jabar dan Secapa TNI AD dengan total ada 350 tempat tidur. Kami akan terus mengupayakan penambahan tempat isolasi sebagai langkah antisipasi lonjakan kasus,” paparnya.