Kurangi Polusi Udara, Bersepeda Kembali Dikampanyekan di Yogyakarta
Penggunaan sepeda sebagai alat transportasi di DI Yogyakarta kembali dikampanyekan. Selain bermanfaat untuk menjaga kesehatan masyarakat, penggunaan sepeda juga diharapkan mengurangi polusi udara.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Penggunaan sepeda sebagai alat transportasi di Daerah Istimewa Yogyakarta kembali dikampanyekan. Selain untuk menjaga kesehatan masyarakat, penggunaan sepeda juga diharapkan bisa mengurangi polusi udara. Agar kampanye bersepeda itu bisa berhasil, para pejabat dan tokoh masyarakat diminta terlibat dengan memberikan contoh.
Sebagai bagian dari kampanye penggunaan sepeda di DIY itu, antara lain digelar gerakan "Sego Segawe Reborn" dan "Jogja Lebih Bike", 5-11 Juni 2021. Pada Sabtu (12/6/2021), kedua komunitas itu menggelar kegiatan bersepeda bersama dan menanam pohon di kompleks Candi Prambanan, Sleman.
Acara bersepeda dan menanam pohon itu untuk memperingati Hari Sepeda Sedunia pada 3 Juni dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni. Kegiatan bertema ”Mensinergikan Hari Sepeda Sedunia dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia untuk mendukung Ekowisata Jogja Istimewa” itu dihadiri sejumlah pejabat dan perwakilan komunitas sepeda di DIY.
Ketua Pelaksana Sego Segawe Reborn Herman Dody menuturkan, selama pandemi Covid-19, masyarakat yang hobi bersepeda meningkat drastis. Fenomena itu tentu harus disambut baik karena bersepeda memiliki banyak manfaat.
Namun, Herman berharap, bersepeda tidak hanya menjadi sekadar hobi saat akhir pekan atau hari libur. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan menggunakan sepeda untuk kegiatan sehari-hari, misalnya pergi ke kantor.
Herman menambahkan, aktivitas bersepeda juga diharapkan bisa meningkatkan kualitas udara di DIY. Sebab, apabila jumlah masyarakat yang bersepeda makin banyak, penggunaan kendaraan bermotor di DIY diharapkan bisa dikurangi sehingga polusi udara juga dapat ditekan.
Dalam acara tersebut, Herman bersama para peserta kegiatan juga membacakan Deklarasi Koalisi Sepeda Hijau. ”Dengan semangat bersama menjaga kualitas udara, kami mendeklarasikan Yogyakarta sebagai daerah ramah pesepeda melalui Gerakan Jogja Lebih Bike dan Sego Segawe Reborn yang digagas berbagai elemen masyarakat,” kata Herman.
Melalui deklarasi itu, Sego Segawe Reborn dan Jogja Lebih Bike juga mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur bersepeda di DIY. Keduanya juga mendorong terciptanya rasa aman dan nyaman bagi para pesepeda serta suasana guyub dan rukun bagi semua pengguna jalan.
Selain itu, Yogyakarta juga diharapkan bisa menjadi kota bersepeda yang inklusif bagi semua kelompok, khususnya perempuan dan anak-anak. Sego Segawe Reborn dan Jogja Lebih Bike juga mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas transportasi publik untuk memudahkan transportasi antarmoda bagi para pesepeda. Di sisi lain, Yogyakarta juga diharapkan menjadi kota wisata sepeda yang menjunjung tinggi keramahan terhadap lingkungan.
Moda pengganti
Penasihat Sego Segawe Reborn, Herry Zudianto, berharap, sepeda bisa menjadi moda transportasi pengganti bagi kendaraan bermotor saat beraktivitas. Saat bepergian dengan jarak tak terlalu jauh, misalnya, masyarakat diharapkan mau menggunakan sepeda. Dengan begitu, masyarakat diharapkan tidak menggunakan kendaraan bermotor terus-menerus.
”Kami ingin menyadarkan bahwa kita itu bisa bersepeda untuk tujuan tertentu dan jarak tertentu. Tidak harus ke mana-mana naik sepeda motor atau naik mobil,” ujar Herry, yang menjabat sebagai Wali Kota Yogyakarta periode 2001-2011.
Saat menjabat sebagai Wali Kota Yogyakarta, Herry sempat mendeklarasikan gerakan Sego Segawe yang berarti sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe (sepeda untuk bersekolah dan bekerja). Pada masa kepemimpinan Herry, gerakan Sego Segawe sempat populer sehingga banyak warga Kota Yogyakarta bersepeda saat pergi bekerja dan sekolah.
Namun, setelah Herry tak lagi menjabat sebagai wali kota, gerakan Sego Segawe mulai redup. Untuk mendorong kembali penggunaan sepeda, sejumlah elemen masyarakat di DIY kemudian mengagas gerakan Sego Segawe Reborn.
Herry memaparkan, agar penggunaan sepeda bisa menjadi gaya hidup dan kebiasaan, dibutuhkan dukungan dari para pejabat dan tokoh masyarakat. Para pejabat dan tokoh itu diharapkan mau bersepeda untuk melakukan beragam keperluan agar bisa memberi contoh kepada masyarakat.
”Kita butuh dukungan dari para pemimpin untuk memberi contoh. Jadi, harapan saya, para tokoh masyarakat dan pejabat mau naik sepeda untuk keperluan tertentu,” tuturnya.