Belasan Guru dan Siswa SMK di Pekalongan Terpapar Covid-19
Penularan Covid-19 di sekolah kembali terjadi di Jawa Tengah. Yang terbaru di Kabupaten Pekalongan. Sebanyak 18 orang yang terdiri dari guru dan siswa terpapar Covid-19.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
KAJEN, KOMPAS — Sebanyak 18 orang yang terdiri dari guru dan siswa di SMK Ma’arif Nahdlatul Ulama Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, terpapar Covid-19. Hal itu diketahui saat petugas kesehatan melakukan tes usap antigen dalam rangka evaluasi pembelajaran tatap muka.
Pada Sabtu (5/6/2021), Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan mendapat tugas untuk mengevaluasi proses pembelajaran tatap muka di tujuh sekolah. Evaluasi itu dilakukan untuk memastikan siswa dan guru yang menjadi peserta pembelajaran tatap muka tidak terpapar Covid-19.
Satu dari tujuh sekolah yang dites itu adalah SMK Ma’arif Nahdlatul Ulama Tirto. Kepala Puskesmas Tirto 1 Lisa Irmawati mengatakan, sebelum tes berlangsung, ia mendapat laporan bahwa ada satu guru yang mengalami anosmia atau kehilangan daya penciuman.
Pada saat tes dilakukan, guru itu sedang berada di rumahnya di Kecamatan Wiradesa. Karena itu, Lisa berkoordinasi dengan petugas Puskesmas Wiradesa agar guru tersebut dites. Berdasarkan tes usap antigen, guru itu dinyatakan positif.
”Dengan begitu, agenda kami hari itu bertambah. Dari awalnya hanya tes dalam rangka evaluasi pembelajaran tatap muka ditambah tracing (pelacakan) kontak erat dari guru tersebut,” kata Lisa, Jumat (11/6/2021).
Dalam tes usap antigen yang menyasar 73 orang itu, petugas mendapati 22 orang positif. Mereka kemudian dites reaksi rantai polimerase atau PCR. Hasilnya, 17 orang yang terdiri dari 11 guru dan 6 siswa positif Covid-19. Jika ditambah dengan satu guru yang bergejala, jumlah orang yang terpapar menjadi 18 orang.
”Seluruhnya kami minta menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing karena mayoritas tidak bergejala. Satu guru yang anosmia juga tetap isolasi mandiri di rumah karena gejalanya termasuk ringan,” ujar Lisa.
SMK Ma’arif Nahdlatul Ulama Tirto terakhir kali mengadakan pembelajaran tatap muka pada Rabu (24/5/2021). Adapun, pada Senin (31/5/2021) guru yang bertugas sebagai wali kelas sempat mengadakan rapat tatap muka di sekolah. Di luar itu, aktivitas sekolah dilakukan secara daring.
”Sejak uji coba pembelajaran tatap muka berakhir, pembelajaran di SMK Ma’arif Nahdlatul Ulama Tirto kami lakukan secara daring. Protokol kesehatan yang ketat juga sudah kami lakukan, seperti memakai masker dan menjaga jarak,” kata Husni Amri dari Humas SMK Ma’arif Nahdlatul Ulama Tirto.
Untuk mengantisipasi perluasan penularan, SMK Ma’arif Nahdlatul Ulama Tirto ditutup selama beberapa hari. Selama ditutup, sekolah itu didisinfeksi.
Pertama kali
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwiantoro menuturkan, kasus penularan Covid-19 terhadap sejumlah guru dan siswa sekolah tersebut merupakan yang pertama kali terjadi di Kabupaten Pekalongan. Selama ini, penyebaran Covid-19 banyak terjadi di keluarga.
”Kasus Covid-19 paling banyak adalah dari kluster keluarga. Hal itu terjadi karena penerapan protokol kesehatan di rumah cenderung mengendur,” kata Setiawan.
Hingga Jumat malam, jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Pekalongan 3.278 orang. Dari jumlah tersebut, 208 di antaranya merupakan kasus aktif dan sejumlah 180 orang meninggal dunia. Kondisi itu membuat Kabupaten Pekalongan dikategorikan sebagai zona oranye atau daerah dengan risiko penularan sedang.
Saat berkunjung ke Tegal, Kamis (10/6/2021), Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengingatkan agar pemerintah kabupaten/kota mempertimbangkan data epidemiologi sebelum memutuskan untuk menggelar pembelajaran tatap muka. Adapun, daerah-daerah zona merah diminta untuk menghentikan pembelajaran tatap muka hingga penularan Covid-19 di daerah tersebut terkendali.