Antisipasi Lonjakan Kasus, Pemkot Semarang Bersiap Sewa Hotel
Sebanyak 45,8 persen kasus aktif di Kota Semarang berasal dari luar kota. Wali Kota Semarang telah berkomunikasi dengan sejumlah general manager hotel terkait rencana penggunaan hotel untuk tempat isolasi.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, berencana menyewa hotel untuk menambah kapasitas tempat isolasi terpusat bagi penderita Covid-19. Upaya itu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus karena hingga Kamis (10/6/2021), dari 1.106 kasus aktif di kota tersebut, 45,8 persen merupakan warga luar kota, yang mayoritas berasal dari Kabupaten Kudus.
Menurut data siagacorona.semarangkota.go.id, Kamis (10/6/2021) petang, terdapat 41.588 kasus positif Covid-19 kumulatif di Kota Semarang dengan rincian 1.106 orang dirawat, 37.361 orang sembuh, dan 3.121 orang meninggal. Dari 1.106 kasus aktif, 599 orang (54,2 persen) merupakan warga Kota Semarang dan 507 orang (45,8 persen) merupakan warga luar kota.
Berdasarkan sumber data yang sama, dari total 139 tempat tidur ruang isolasi di RSUP Dr Kariadi terisi 117 (termasuk suspek dan probable) atau terisi 84,2 persen. Sementara di RSUD KRMT Wongsonegoro, dari 307 tempat tidur ruang isolasi, terisi 281 tempat tidur atau 91,5 persen. Adapun tempat isolasi terpusat Asrama Haji Transit terisi 42,7 persen dan Rumah Dinas Wali Kota Semarang terisi 40,7 persen.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan sejumlah general manager hotel di Kota Semarang terkait rencana penyewaan hotel untuk tempat isolasi. ”Itu upaya cadangan apabila sewaktu-waktu BOR (bed occupancy rate) di rumah sakit, asrama haji, dan rumah dinas sudah penuh,” kata Hendrar, Kamis.
Meski demikian, Hendrar tetap berharap dalam satu hingga dua pekan, angka kasus Covid-19 di Kota Semarang terus menurun. Dengan demikian, penggunaan hotel-hotel untuk tempat isolasi tak perlu dilakukan.
Sementara itu, di Kabupaten Jepara, aparatur sipil negara (ASN) diminta bekerja dari rumah (WFH) kecuali karyawan RSUD RA Kartini, puskesmas, dan instansi yang langsung menangani Covid-19. Dalam setiap instansi, ASN yang WFH sebanyak 25 persen. ”Betul. Dan yang (domisili) dari Kudus juga WFH,” kata Sekretaris Daerah Jepara Edy Sujatmiko, saat dikonfirmasi, Kamis malam.
Menurut data corona.jepara.go.id yang dimutakhirkan pada Rabu (9/6)/2021) pukul 23.36, terdapat 9.406 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 1.337 orang dirawat atau isolasi (kasus aktif), 7.542 orang sembuh, dan 527 orang meninggal. Dari total kasus aktif, sekitar 1.200 diisolasi, sedangkan sisanya dirawat di fasilitas kesehatan.
”Sebagian besar tidak bergejala. Kami sediakan tempat isolasi terpusat dan jumlah tempat tidurnya ditambah dari 133 menjadi sekitar 200,” kata Edy.
Kasus di Kudus
Sementara itu, di Kudus, masih terjadi peningkatan kasus Covid-19. Menurut data Pemkab Kudus yang dimutakhirkan Kamis (10/6/2021), terdapat 10.063 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 2.170 orang dirawat atau isolasi (kasus aktif), 7.085 orang sembuh, dan 808 orang meninggal. Ada penambahan 479 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Adapun rincian kasus aktif di Kudus adalah 486 dirawat di fasilitas kesehatan, 1.102 isolasi mandiri, dan 582 isolasi terpusat. Dari 582 orang yang diisolasi terpusat itu, 529 orang di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali, 39 di Asrama Eks Akademi Kebidanan Kudus, dan 14 orang di rusunawa Kudus.
Sebelumnya, Bupati Kudus HM Hartopo terus mengarahkan agar penderita Covid-19 yang tanpa gejala untuk mau diisolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali. Sejak Minggu (6/6/2021), pemberangkatan OTG Covid-19 dari Kudus ke Donohudan terus dilakukan.
Menurut dia, fasilitas dan pelayanan di Donohudan baik dan mumpuni sehingga ia beharap warga tidak menolak. ”Kami mohon agar warga yang melakukan isolasi mandiri mau dipusatkan ke Donohudan, terutama yang masih tinggal bersama dengan anggota keluarganya yang negatif Covid-19,” kata Hartopo.
Ia menambahkan, OTG Covid-19 yang diprioritaskan untuk diisolasi terpusat di Donohudan ialah mereka yang masa isolasi mandirinya kurang dari 10 hari. Adapun segala permasalahan terkait warga Kudus di Donohudan menjadi tanggung jawab Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kudus. Pihaknya pun akan terus memantau perkembangan di sana
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga terus mengajak warga Kudus yang isolasi mandiri di rumah untuk ke Donohudan. Isolasi terpusat akan lebih optimal untuk mencegah penularan karena segala sesuatunya terawasi, termasuk tenaga kesehatan. Di samping itu, tempatnya pun steril.
”Sambil kami rayu terus, kami harapkan nanti akan lebih banyak lagi warga Kudus yang ke Donohudan. Untuk kapasitas, (hingga Rabu 9/6/2021) kami masih bisa menampung 400-an lagi,” ucap Ganjar, Rabu.
Berdasarkan data Corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan pada Kamis (10/6/2021) pukul 12.00, terdapat 215.503 kasus positif Covid-19 kumulatif di Jateng dengan rincian 12.759 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 189.056 orang sembuh, dan 13.688 orang meninggal. Ada penambahan 2.100 kasus positif dalam 24 jam terakhir.