Dalam satu minggu terakhir, setidaknya sudah terjadi dua kali kebarakan lahan di Sumatera Selatan. Kewaspadaan pun ditingkatkan dengan menyiagakan dua helikopter bom air.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Dalam satu minggu terakhir, setidaknya sudah terjadi dua kali kebakaran lahan di Sumatera Selatan. Masyarakat diminta untuk waspada, terutama mereka yang tinggal di lahan gambut. Pemerintah juga menyiapkan dua helikopter pengebom air.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan Ansori mengatakan, pada Juni ini, kebakaran lahan terjadi hampir setiap hari di Sumatera Selatan, khususnya di Kabupaten Ogan Ilir. ”Kebakaran terjadi di kawasan yang memang tidak terkelola,” ujar Ansori.
Berdasarkan data BPBD Sumsel, kebakaran lahan pertama pada Juni 2021 terjadi di Desa Pulau Negara, Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir, Selasa (1/6/2021). Kebakaran menghanguskan lahan telantar seluas 3 hektar. Ini menjadi perhatian karena kebakaran muncul di samping Jalan Tol Palembang-Indralaya.
Kebakaran selanjutnya, ujar Ansori, terjadi pada Selasa (8/6/2021), di Kecamatan Payaraman, Kabupaten Ogan Ilir. Kebakaran menghanguskan lahan sekitar 1,5 hektar. Kedua peristiwa kebakaran tersebut masih bisa dipadamkan segera.
Kebakaran lahan pada 2021 terjadi pada Februari lalu di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin. Kebakaran tersebut menghanguskan lahan seluas 9 hektar. ”Itu adalah kebakaran terluas sepanjang tahun ini,” ucap Ansori.
Sebenarnya sepanjang Juni ini, ungkap Ansori, kebakaran lahan di Sumsel hampir terjadi setiap hari. ”Namun, kebakaran masih menyebar di beberapa titik dengan luas kebakaran tidak begitu besar,” ucapnya.
Kebakaran lahan yang terjadi kali ini belum tergolong membahayakan karena tidak mendekati area permukiman atau mengganggu aktivitas masyarakat. ”Kebakaran juga belum memasuki kawasan gambut,” ujar Ansori. Namun, kebakaran yang terjadi di awal Juni ini bisa menjadi peringatan bagi warga untuk waspada.
Untuk mengantisipasi risiko kebakaran lahan yang kian meningkat, Satgas Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumatera Selatan akan meningkatkan kewaspadaan dengan menyiapkan posko, termasuk menyiapkan sarana dan prasarana pemadam yang dibutuhkan. Terbaru, BPBD Sumsel sudah mendapatkan bantuan dua helikopter bom air untuk mengantisipasi kebakaran lahan di kawasan yang sulit diakses.
Dengan begitu risiko kebakaran di tahun 2021 kemungkinan akan sama seperti tahun 2019. (Eko Agus Sugianto)
Selasa (15/6/2021), ujar Ansori, semua pihak terkait akan berkoordinasi untuk mengantisipasi risiko kebakaran dalam beberapa bulan ke depan, termasuk kawasan yang dianggap rentan. Di Sumsel ada sekitar 10 daerah yang memiliki risiko kebakaran lahan. Empat di antaranya perlu diwaspadai karena memiliki kawasan gambut yang cukup luas, yakni Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim, dan Ogan Komering Ilir.
Sekretaris Tim Restorasi Gambut Sumatera Selatan Eko Agus Sugianto menuturkan, kewaspadaan perlu ditingkatkan karena Sumsel akan mengalami kemarau normal. ”Dengan begitu risiko kebakaran di tahun 2021, kemungkinan akan sama seperti tahun 2019 lalu,” ucap Eko. Luas kebakaran lahan pada saat itu 428.356 hektar.
Hal ini harus menjadi perhatian masyarakat terutama yang tinggal di kawasan gambut. ”Jika lahan gambut sudah terbakar. Pemadaman dengan helikopter bom air pun tidak akan berpengaruh,”ucapnya.
Apalagi Sumsel memiliki kawasan gambut cukup luas, yakni 1,2 juta hektar. Dengan itu, Sumsel merupakan daerah dengan kawasan gambut terluas di Sumatera di bawah Riau. Hanya saja, sebagian besar kawasan gambut di Sumsel sudah terbilang kritis dan rawan terbakar.
Karena itu sebelum risiko kebakaran kian meningkat, terutama di masa puncak pada Agustus-September mendatang, lanjut Eko, beragam upaya terus dilakukan termasuk dengan membangun sekat kanal dan sumur bor guna menjaga kadar air di lahan gambut. ”Selain itu, diperlukan peran dari masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar,” ucapnya.
Karena itu, menurut Eko, penting untuk melakukan upaya konservasi di kawasan gambut dengan cara mengembangkan perekonomian masyarakat dengan memanfaatkan lahan gambut. Misalnya dengan menanam tanaman yang ramah gambut dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
”Jika lahan gambut tersebut memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat, masyarakat pasti akan menjaganya agar tidak terbakar,” ucap Eko.