Surakarta Gencarkan Operasi Yustisi, Pedagang Pasar Disasar Tes Usap Acak
Pemkot Surakarta akan menggencarkan operasi yustisi penegakan protokol kesehatan demi mengantisipasi penyebaran Covid-19. Salah satunya dilakukan dengan tes usap acak kepada pedagang asal luar kota.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surakarta menggencarkan operasi yustisi penegakan protokol kesehatan demi mengantisipasi penyebaran Covid-19. Salah satunya dengan tes usap acak terhadap pedagang pasar. Kebijakan itu diambil seiring terjadinya peningkatan kasus di kabupaten-kabupaten tetangga.
”Operasi yang sebelumnya satu hari satu kali dan hanya di satu titik, sekarang akan ditambah. Sekarang bisa sampai tiga titik satu hari. Waktunya juga bisa pagi, siang, sampai malam,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta Arif Darmawan, saat dihubungi, Rabu (9/6/2021).
Dalam operasi yustisi, petugas memastikan agar masyarakat menerapkan protokol kesehatan ketat selama beraktivitas. Protokol kesehatan yang harus diterapkan, di antaranya pemakaian masker dan menjaga jarak fisik. Untuk itu, pengawasan kerumunan-kerumunan warga akan semakin intensif.
Arif mengungkapkan, peningkatan operasi yustisi penting menyikapi peningkatan kasus Covid-19 di kabupaten tetangga, seperti Klaten dan Sragen. Pihaknya tak ingin penularan di daerah tersebut ikut meningkatkan kondisi penularan di Kota Surakarta.
Lebih lanjut, kata Arief, pihaknya juga bakal melakukan tes usap acak pada titik-titik kerumunan. Salah satu yang disasar adalah pasar tradisional. Lokasi itu dianggap penting menjadi sasaran tes usap acak mengingat para pedagang biasanya berasal dari luar Kota Surakarta.
”Pasar-pasar itu jadi sasaran (tes usap acak). Kan, banyak pedagang dari luar kota. Tentu ini penting menjadi sasaran kami,” kata Arief.
Arief mengungkapkan, jumlah sasaran tes usap belum bisa diperkirakan. Sasaran tes usap bakal bergantung pada kondisi kerumunan. Adapun sasaran tes usap acak selama ini jumlahnya puluhan orang dalam satu kali operasi.
Ditemui secara terpisah, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan, dengan adanya peningkatan kasus Covid-19 di wilayah sekitar Kota Surakarta, pihaknya akan berkomunikasi dengan para kepala daerah dari wilayah-wilayah tersebut. Saat ini ia merasa penularan di Kota Surakarta masih bisa dikendalikan. Di sisi lain, pihaknya juga mengejar vaksinasi demi membentuk kekebalan komunitas.
”Itu harus diantisipasi (peningkatan kasus Covid-19). Nanti kami akan koordinasi dengan bupati-bupati sekitar,” kata Gibran.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Surakarta, penambahan pasien positif selama dua hari terakhir cukup tinggi. Pada 8 Juni 2021, terjadi penambahan 49 kasus, sedangkan pada 9 Juni 2021 kasus bertambah hingga 50 kasus. Jumlahnya jauh berbeda dibandingkan dengan penambahan harian pada 7 Juni 2021 yang hanya 24 kasus. Adapun jumlah kasus positif secara kumulatif 11.462 kasus hingga 9 Juni 2021.
Sementara itu, di Kabupaten Klaten, penambahan kasus harian masih tinggi selama beberapa hari terakhir. Pada 9 Juni 2021, terjadi penambahan 90 kasus positif Covid-19 dalam sehari. Jumlahnya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan penambahan kasus pada 8 Juni 2021, yakni 44 kasus dalam satu hari.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Sekretariat Daerah Klaten Ronny Roekmito menjelaskan, tingginya penambahan kasus didominasi kluster keluarga. Awalnya, salah seorang anggota keluarga tertular dari luar rumahnya. Namun, penularan menjadi semakin cepat meluas di dalam keluarga. Persentase penularan dalam keluarga mencapai 80 persen dari total sekitar 500 kasus aktif.
”Langkah cepat kami adalah meningkatkan edukasi dan operasi yustisi untuk penegakan protokol kesehatan,” kata Ronny.
Ronny menyebutkan, persoalan lainnya adalah ketidakdisplinan masyarakat yang tengah menjalani isolasi mandiri. Sikap tak disiplin itu diduga menjadi penyebab meningkatnya kasus secara signifikan. Dengan kondisi tersebut, pihaknya menyiapkan tempat isolasi terpusat di dua titik, yakni Hotel Edotel dengan kapasitas 28 orang dan Panti Semedi dengan kapasitas 70 orang.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sragen Hargiyanto mengatakan, penularan dalam keluarga juga masif terjadi di kabupaten tersebut. Jumlahnya 60 persen dari total kasus aktif saat ini, yakni 350 kasus. ”Biasanya kluster keluarga ini dari salah satu anggota keluarga yang melakukan perjalanan keluar. Ada juga yang mobilitasnya tinggi,” ujarnya.
Hingga 9 Juni 2021, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Sragen 7.953 kasus. Angka tersebut mengalami penambahan 75 kasus dibandingkan sehari sebelumnya.