Kluster Pondok Pesantren di Surakarta, 39 Orang Positif Covid-19
Santri yang positif Covid-19 dikarantina terpusat di Asrama Haji Donohudan Boyolali.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Penularan Covid-19 terjadi di sebuah pondok pesantren di Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Ditemukan 39 kasus terkonfirmasi positif korona dari satu pondok itu. Pasien positif menjalani karantina terpusat di Asrama Haji Donohudan Boyolali.
Penularan tersebut diketahui dari salah satu santri yang sakit. Setelah dilakukan tes antigen, baru diketahui santri tersebut terkonfirmasi positif Covid-19. Penelusuran kontak erat pun dilakukan.
”Kami melakukan tracing pada 65 orang, baik kepada santri maupun pengelola pondok pesantren. Dari jumlah itu, ditemukan total 38 orang kasus tambahan. Mereka yang positif sudah dikarantina di Asrama Haji Donohudan Boyolali,” kata Sekretaris Daerah Kota Surakarta Ahyani di Solo Techno Park, Kota Surakarta, Selasa (8/6/2021).
Ahyani menyampaikan, saat ini penelusuran kontak erat tidak dilakukan lagi. Pihaknya masih menunggu ditemukannya ekor kasus baru untuk melakukan penelusuran kontak erat lanjutan.
Dugaan awal penularan dalam kluster tersebut berasal dari salah satu santri yang sempat pulang kampung. Pihaknya menduga pengawasan protokol kesehatan kurang ketat. Sebab, sepulang dari kampung halaman, terhadap santri tersebut diduga tidak dilakukan tes antigen untuk memastikan kondisi kesehatannya.
”Protokolnya dari mudik (pulang ke kampung halaman) jangan berinteraksi dengan yang lain. Harus sendiri dulu. Ini jadi bahan evaluasi, khususnya pelaku perjalanan dari luar kota yang sering bepergian jauh,” kata Ahyani.
Ahyani menambahkan, penyemprotan disinfektan akan dilakukan terhadap pondok pesantren itu sebagai salah satu langkah sterilisasi setelah penemuan kasus penularan. Selain itu, warga pondok pesantren yang hasil tes usapnya negatif juga diminta melakukan karantina mandiri selama 14 hari di pondok tersebut.
”Penghuninya harus menjaga protokol kesehatan. Tetap melakukan karantina dulu di sana,” katanya.
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyampaikan, adanya temuan kasus di pondok pesantren sudah ditangani dengan baik. Hal terpenting adalah mengantisipasi agar pasien positif dari pondok tersebut tidak menularkan ke tempat-tempat lain.
”Ini juga masih kami pastikan mereka tertular dari mana. Yang jelas, sudah kami bawa ke Asrama Haji Donohudan untuk isolasi terpusat,” kata Gibran.
Menurut Gibran, pihaknya masih akan mengkaji lagi rencana pembelajaran tatap muka di Kota Surakarta setelah kemunculan kluster tersebut. Diharapkan, rencana pembelajaran tatap muka tidak perlu diundur. Adapun kegiatan tersebut direncanakan bakal dimulai Juli nanti.
”Semoga tidak diundur. Begitu ada kluster baru, kita kunci jangan sampai menyebar. Itu saja kuncinya. Semoga saja tidak menyebar ke mana-mana. Biar ini fokus untuk tracing dan testing terlebih dahulu,” kata Gibran.