Penambahan Kasus Covid-19 Tak Signifikan, Sulut Buka Lagi Penerbangan Komersial Internasional
Satu penumpang terkonfirmasi positif Covid-19 setibanya dari Singapura.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Peningkatan kasus baru Covid-19 bermunculan di Sulawesi Utara pasca-Lebaran meski tak signifikan. Di tengah kasus baru yang muncul, Sulut membuka kembali akses penerbangan internasional langsung antara Singapura dan Manado. Satu penumpang terkonfirmasi positif korona setibanya di Manado.
Dalam rentang 28 hari sejak Lebaran pada 12 Mei hingga 7 Juni 2021, jumlah kasus baru Covid-19 di Sulut bertambah 127 menjadi 15.799 kasus. Artinya, rata-rata setiap harinya ada 4,53 kasus baru. Saat ini, total kasus aktif di Sulut hanya 256, setengahnya dirawat di rumah sakit.
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Sulut Steaven Dandel, Selasa (8/6/2021), mengatakan, peningkatan kasus ini tidak signifikan jika dibandingkan dengan beberapa daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. ”Hipotesis kami, mobilitas penduduk di Sulut cenderung rendah selama masa libur Idul Fitri. Ada peningkatan walaupun tidak seperti di Jawa,” ujar Steaven ketika dihubungi.
Pada saat vaksinasi di Sulut masih lambat, Sulut perlahan membuka pintu pariwisata dengan penerbangan komersial maskapai Scoot TigerAir yang menghubungkan Manado dengan Singapura sejak 28 Mei. Rute itu dilayani seminggu sekali setiap Jumat.
General Manager Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Minggu Gandeguai, mengatakan, penerbangan ini telah direncanakan sejak awal 2020. ”Penerbangan ini menggunakan Airbus A320 dengan kapasitas 180 orang. Semoga pandemi ini segera berakhir sehingga rute ini dapat kembali hidup,” katanya.
Penerbangan itu baru membawa tiga orang pada 28 Mei, kemudian delapan pada Jumat (4/6). Namun, setiba di Manado, satu orang dinyatakan positif Covid-19. Ia kini dikarantina bersama lima penumpang lain dari penerbangan itu di gedung Balai Pelatihan Kesehatan Manado yang berfungsi sebagai rumah singgah terkait Covid-19.
Kepala Dinas Perhubungan Sulut Lynda Watania mengatakan, penerbangan internasional dibolehkan asalkan protokol kesehatan ditaati selalu dengan ketat. Namun, ia terdengar ragu ketika ditanya mengenai kriteria orang yang boleh masuk ke Indonesia dengan penerbangan itu, seperti warga negara Indonesia (WNI) atau asing (WNA).
”Kalau sesuai protokol kesehatan, ya, boleh (WNA masuk). Kenapa harus dibatasi? Yang penting penumpang sudah mendapatkan persetujuan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perhubungan, dan lainnya di sektor perhubungan udara,” katanya.
Kendati begitu, Kepala Bidang Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Budi Prayitno mengaku belum tahu adanya penerbangan komersial Scoot TigerAir dari Singapura ke Manado. ”Kalau carter,baru boleh,” katanya.
Budi kemudian berbalik meminta detail tentang penerbangan tersebut. ”Akan saya koordinasikan dulu,” katanya. Namun, hingga berita ini diturunkan, ia tidak lagi menjawab pesan ataupun telepon.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut mencatat masuknya 6.658 wisatawan asing ke Sulut. Sebanyak 2.685 orang di antaranya berasal dari China dan masuk pada bulan April saja melalui Bandara Sam Ratulangi. Mereka adalah tenaga kerja asing yang hendak bekerja di beberapa perusahaan di Bolaang Mongondow ataupun di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Untuk sementara, laju kasus Covid-19 di Sulut masih rendah, terutama tiga hari terakhir. Kotamobagu sempat mencatat tujuh kasus baru pada Sabtu (5/6), sedangkan Manado ketambahan 12 kasus, Minggu (6/6). Kasus di kedua daerah itu adalah seluruh kasus yang tercatat di Sulut selama dua hari. Sebagai pembanding, Kabupaten Kudus di Jateng mengalami lonjakan kasus hingga 1.109 kasus pada Sabtu, sedangkan Kabupaten Bangkalan di Madura, Jatim, ketambahan 55 kasus pada Minggu.
Alhasil, 14 dari 15 kabupaten/kota di Sulut adalah zona kuning alias risiko rendah. Status zona oranye, risiko sedang, justru diberikan kepada Bolaang Mongondow Timur, yang hanya ketambahan satu kasus sejak 26 Mei. Hal ini menuai protes Eko Marsidi, Kepala Dinas Kesehatan Bolaang Mongondow Timur.
”Sejak 26 Mei, tidak ada kasus baru sampai hari ini. Saya tidak mengerti, bagaimana hitungannya sampai kami jadi zona oranye. Kabupaten lain yang jumlah penduduknya hampir sama malah tetap zona kuning. Saya sudah komplain ke provinsi dan pusat,” kata Eko.
Menurut Eko, hal ini merugikan sektor pariwisata kabupatennya. Sebab, wisatawan lokal akan membatalkan kunjungan ke daerah yang dinilai berisiko. ”Padahal, pemerintah sedang ingin pariwisata dikembangkan. Kami tidak mungkin tutup hanya karena kasus segitu,” ujarnya.
Soal ini, Steaven menyatakan akan meminta klarifikasi dari Satgas Covid-19 pusat. Untuk sementara, ia meminta masyarakat tidak jemawa lalu mengendurkan ketaatan kepada protokol kesehatan. ”Nanti kalau sudah ada herd immunity (kekebalan komunitas) karena vaksinasi, baru kita bisa lebih percaya diri (tidak akan tertular),” ucapnya.
Dari target 389.497 orang pada tahap pertama dan kedua vaksinasi, sebanyak 202.673 orang (52,03 persen) telah menerima suntikan dosis pertama, sedangkan dosis kedua telah diberikan kepada 111.569 orang (28,64 persen). Masih ada stok 131.718 dosis yang didominasi AstraZeneca.
Namun, karena berbagai kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang menyebabkan vaksinasi dengan AstraZeneca tersendat, Satgas Covid-19 Sulut harus bekerja keras meyakinkan masyarakat bahwa vaksin tersebut aman, terutama terhadap warga lanjut usia. Steaven mengatakan, pihaknya mencoba vaksinasi di rumah ibadah, ”Tetapi masih sangat lambat.”