Korban Kecelakaan di Bombana Jadi 6 Orang, Ban Mobil Diduga Tak Layak
Jumlah korban kecelakaan minibus yang membawa rombongan mahasiswa UHO di Bombana menjadi enam orang. Pecah ban yang dialami kendaraan naas tersebut diduga karena komponen ban yang tidak layak.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·4 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Korban tewas dalam kecelakaan mobil jenis minibus yang membawa mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, bertambah satu orang, setelah seorang korban meninggal dalam perawatan. Aparat kepolisian masih melakukan investigasi kasus kecelakaan tunggal tersebut. Diduga, ban mobil dalam kondisi tak layak.
Salah seorang korban kecelakaan minibus, Dede Marwan (20), meninggal di Rumah Sakit Bahteramas, Kendari, Selasa (8/6/2021) sekitar pukul 05.00 Wita. Dede merupakan salah satu dari sembilan penumpang minibus dengan nomor polisi DT 1536 TE. Total enam penumpang meninggal dalam kecelakaan pada Senin (7/6/2021) sore tersebut.
”Tadi (Selasa) pagi, sekitar pukul 05.00 Wita, seorang mahasiswa korban kecelakaan di Bombana meninggal dalam perawatan. Ia sebelumnya dirujuk dari RSUD Bombana pada malam hari,” kata Masyita dari bagian humas RSUD Bahteramas, di Kendari, Selasa siang.
Pada Selasa pagi, jenazah korban telah dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan di kampung halaman, di Konawe Kepulauan. Selain Dede, masih ada dua korban kecelakaan maut tersebut yang sedang dalam perawatan. Dua mahasiswa tersebut dalam kondisi sadar dan dalam proses pemulihan.
Kecelakaan maut terjadi di Kilometer 07, Kelurahan Lameroro, Rumbia, Bombana, sekitar pukul 17.00 Wita, Senin sore. Minibus yang dikendarai oleh Rival Kahfi Gama (21), yang juga mahasiswa UHO, mengalami pecah ban dan tidak mampu dikendalikan.
Minibus berisi total sembilan orang tersebut lalu keluar jalur dan menghantam pohon yang berada di sisi kanan jalan. Minibus ini sebelumnya sempat mengalami pecah ban, lalu diganti dengan ban yang kondisinya tidak layak.
Lima orang meninggal di lokasi kejadian dari peristiwa ini. Mereka semua adalah mahasiswa D-3 Teknik Mesin UHO yang baru saja melakukan kunjungan kerja industri ke pabrik gula di Bombana. Selain minibus ini juga ada dua minibus lain yang total membawa 20 mahasiswa serta dua dosen pembimbing.
Miner Lambiku (23), salah seorang saksi mata, menuturkan, minibus yang kecelakaan tersebut membawa rekan-rekannya sesama mahasiswa D-3 Teknik Mesin UHO. Mereka baru saja melakukan kunjungan di pabrik gula di Bombana, total 24 orang.
”Kami berangkat dengan tiga mobil, saya berada di mobil kedua, dan yang kecelakaan itu di belakang kami. Dalam perjalanan di daerah Rumbia, tiba-tiba kami dengar ada suara di belakang, ternyata mobil rombongan yang kecelakaan,” kata Miner, dihubungi dari Kendari, Senin malam.
Miner menceritakan, sebelum kecelakaan, minibus yang ditumpangi sembilan rekan-rekannya tersebut mengalami pecah ban beberapa saat setelah meninggalkan Kendari. Mereka lalu menggantinya dengan ban serep. Namun, kondisi ban serep itu tidak layak dan terlihat benjol. Ia sempat mengingatkan rekannya terkait kondisi tersebut, tetapi karena tidak ada pilihan lain, mereka terpaksa memakai ban tersebut.
Kondisi ban serep itu tidak layak dan terlihat benjol. Karena tidak ada pilihan lain, mereka terpaksa memakai ban tersebut.
Rombongan lalu melanjutkan perjalanan ke Bombana, termasuk minibus dengan kondisi ban yang tidak layak tersebut. Setelah menuntaskan kunjungan lapangan di pabrik gula, rombongan ini pulang ke Kendari sekitar pukul 15.30 Wita.
”Di jalan pulang, ban sebelah kiri belakang pecah dan membuat mobil keluar jalur. Mobil lalu menabrak sebuah pohon di pinggir jalan. Lima teman kami meninggal di tempat dan dua orang tidak sadarkan diri, satu orang luka ringan,” katanya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Porles Bombana Ajun Komisaris Fajar menuturkan, pihaknya masih menyelidiki kecelakaan yang merenggut enam nyawa ini. Olah tempat kejadian perkara dan pengambilan barang bukti sedang berlangsung.
Pemeriksaan saksi, ujar Fajar, belum bisa dilakukan untuk sementara waktu. Sebab, saksi yang juga korban selamat dari kecelakaan ini masih dalam tahap pemulihan dan dirawat di rumah sakit.
”Sejauh ini, temuan kami bahwa kendaraan pecah ban saat melaju di Kilometer 07 tersebut sehingga oleng dan tidak bisa dikendalikan. Mobil lalu menabrak pohon yang berada di sisi kanan jalan. Penyelidikan kami dibantu tim dari Polda Sultra,” terang Fajar.
Arman Fasli, Direktur Program Pendidikan Vokasi UHO, menyampaikan, para mahasiswa ini sedang melakukan program kunjungan kerja industri ke PT Prima Alam Gemilang di Bombana. Program ini ditujukan untuk memberikan pengalaman mahasiswa ke perusahaan di Sultra.
Menurut Arman, sasaran program ini diharapkan ada kemitraan yang terbangun antara pihak kampus dan perusahaan. Hal itu untuk membangun kerja sama yang intens dengan perusahaan sehingga mahasiswa bisa mudah menembus lapangan kerja.
”Namun, saat dalam perjalanan pulang, satu dari tiga mobil minibus kecelakaan hingga enam orang meninggal dunia. Kami akan evaluasi teknis pelaksanaan kegiatan ini,” ucapnya.
Terkait penyebab kecelakaan, ujar Arman, pihaknya menyerahkan semua proses penyelidikan ke aparat kepolisian. Semua keterangan terkait program kunjungan kerja industri juga akan dijelaskan ke kepolisian, baik teknis pelaksanaan maupun terkait kendaraan yang digunakan.
”Kami masih fokus ke mahasiswa yang masih dalam perawatan. Sementara enam orang lainnya telah dipulangkan ke keluarga masing-masing,” ucap Arman.