Kasus Positif Covid-19 Tembus 10.000, Pemkab Cirebon Belum Punya Terobosan
Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon terus meningkat dan secara kumulatif mencapai lebih dari 10.000 orang. Sayangnya, belum ada langkah terobosan dari pemkab untuk mencegah penularan.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pascalibur Lebaran tahun ini, kasus positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon terus meningkat dan secara kumulatif mencapai lebih dari 10.000 orang. Pemerintah Kabupaten Cirebon sejauh ini belum memiliki langkah terobosan untuk mencegah penyebaran virus korona baru tersebut.
Hingga Selasa (8/6/2021), total kasus positif Covid-19 di daerah berpenduduk 2,2 juta jiwa itu mencapai 10.182 orang. Rinciannya, 450 orang meninggal, 667 orang dirawat atau isolasi, dan 9.065 orang sembuh. Ada penambahan 86 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Selain menjadi daerah dengan kasus positif Covid-19 tertinggi di Jabar bagian timur, Cirebon juga mencatatkan angka kematian tinggi. Persentase kematian mencapai 4,4 persen di Cirebon, lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian secara nasional, 2,8 persen.
Akan tetapi, di tengah kondisi ini, Pemkab Cirebon belum memiliki langkah terobosan pencegahan Covid-19. ”Untuk saat sekarang, kita belum evaluasi (langkah terobosan). Masih seperti kemarin, kita harus bisa menjaga protokol kesehatan,” ujar Bupati Cirebon Imron Rosyadi.
Menurut Imron, sehebat apa pun pemerintah, pandemi tetap sulit dikendalikan tanpa kerja sama dengan masyarakat. Ia menilai, lonjakan kasus Covid-19 terjadi karena masyarakat tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Masyarakat mungkin ada rasa jenuh karena Covid-19 sudah terlalu lama sehingga hal-hal yang berisiko kadang dilupakan.
”Masyarakat mungkin ada rasa jenuh karena Covid-19 sudah terlalu lama sehingga hal-hal yang berisiko kadang dilupakan. Kami tetap memberikan informasi dan ajakan untuk bisa menghindari Covid-19,” ungkapnya.
Pengawasan pemkab terhadap pencegahan Covid-19 sejauh ini terlihat belum optimal. Pada mudik Lebaran lalu, misalnya, pemkab tidak memiliki catatan jumlah pelaku perjalanan. Posko pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro di sejumlah desa juga kerap kosong (Kompas.id, 11/5/2021).
Kondisi tersebut turut memicu peningkatan kasus positif Covid-19 pascalibur Lebaran. Hampir sebulan setelah Lebaran, tercatat 1.013 kasus positif baru atau sekitar 30 kasus setiap hari.
Selain pengawasan, pelacakan kasus Covid-19 juga belum optimal, yakni menemukan 30 kontak erat dari satu kasus positif. ”Memang tracing (pelacakan) enggak sampai 25 orang karena masyarakat suka pada ngumpet kalau di-swab. Kami juga masih fokus vaksinasi,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni Suhaeni.
Tes usap massal juga berkurang dan tidak lagi dilakukan di tempat keramaian. Catatan Kompas, tes usap berbasis reaksi berantai polimerase (PCR) rata-rata 126 tes per hari. Angka ini menurun dibandingkan dengan awal tahun yang mencapai 173 tes per hari.
Padahal, semakin banyak tes dan pelacakan, kian banyak kasus positif ditemukan. Dengan begitu, pasien Covid-19 bisa segera diisolasi untuk mencegah penularan. ”Kami tetap maksimalkan petugas puskesmas untuk tracing dan tes,” ucap Eni.